Chapter 13

590 75 25
                                    

Hai.....readers ... selamat sore

Sorry jarang update, awalnya karena sibuk, ga sempet, lama kelamaan kek nge stuck gitu 😅 di tambah males, apalagi komen sama votenya dikit...jadi mood buat nulis tu ga ada.
hmmmm.

Maaf juga ni kalo banyak typo, kata-katanya ngga EYD atau istilah -istilah kata yang masih salah, sorry banget. Soalanya jujur nih ya..aku tuh ngga Pernah nge revisi ulang, Uda aja publish-publish. Ngetik juga kadang di handphone wkwk. tapi bakal di rapiin lagi sih kedepannya.

Happy reading yeorobun...jangan lupa vote dan komennya cantik..








--06:00 AM--

Arzeno membuka mata, ia menggeliat merasa sedikit sakit di bahu karena posisi tidurnya tidak berubah semalaman. Tangan besar itu  langsung mengecek ponsel dan tetap tak mendapati pesan dari seseorang yang ia tunggu. Dari pada semakin over thinking
Pria ini langsung menekan tombol panggil pada layar ponselnya.

"Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi..."

"Ponselnya masih tidak bisa dihubungi" Gumamnya

Arzeno mencoba menghubungi Mahenda

tutt...tut...tut...

"Halo Zen ada apa"

Jawab Mahenda dengan suara yang masih berat karena baru tidur 1 jam setelah tiba di Jakarta

"Nandini Dimana?"

Tanya Zeno yang  to the poin

"Lah kok nanya ke gue,kan lo suaminya " jawab Mahenda dengan suara yang agak meninggi

"Kita uda nyampe Jakarta Zen jam 3 tadi pagi"  sambungnya dengan intonasi yang lebih tenang

Mendapat jawaban demikian Arzeno langsung memutuskan  telepon secara sepihak.

Tut..Tut..Tut...


" kamu sebenarnya berada dimana"

gumam Arzeno cemas

Sementara sang lawan bicara menghela nafasnya, melihat ketidak sopanan sepupunya itu.




***

Nandini memilih tinggal di sebuah rumah kontrakan sederhana hanya untuk menghindari orang-orang terdekatnya, begitu banyak masalah yang menjadi pikirannya, ia hanya ingin  menenangkan diri untuk sementara ini. dan tentang ini semua hanya ia dan temannya gigi yang tahu karena inilah Nandini meminta bantuan sahabatnya itu untuk mengurus sementara cafe milik nya, sekaligus meminta bantuan untuk menyembunyikan keberadaannya.

Hanya untuk sementara pikir Nandini karena ia hanya ingin melihat reaksinya Arzeno seperti apa, apa pria itu khawatir lalu mencari nya atau mala senang dan terbebas dari segala persoalannya dengan Nandini. terlalu childish memang, tapi wanita ini benar-benar merasa lelah dengan kehidupan pernikahannya, padahal baru berapa bulan ia menjalaninya. Ia juga paham jika cinta tidak bisa dipaksakan.

Nandini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang