Chapter 21

369 46 14
                                    


















drrttt..drttt…drrtt

ponsel Arzeno berdering
”Danira is calling” Arzeno menggeser ikon hijau

“Hallo zen, bisa ketemuan ngga? ada hal penting yang perlu aku bicarain ke kamu”

“dimana?” Tanya Arzeno yang menyetujui ajakan Danira

“di café tempat biasa kita makan gimana?”

“boleh”

“oke, kalau gitu aku tunggu jam 8 malam ini ya”

“hmm”

“makasih yaZen” Danira tersenyum meski meski lawan bicaranya itu tak melihatnya

“iya, sama-sama Nir”

Setelah telepon itu terputus, Arzeno bergegas untuk menuju ke café tempat dimana iya akan bertemu dengan mantan tunangannya itu.

Gadis dengan rambut panjang bergelombang itu nampak cantik dengan setelan blazer dan celana bahan yang iya gunakan, tas dari brand ternama itu ia letakkan di kursi sebelahnya sementara tangannya sibuk membolak-balikan buku menu.

“ haiii” sapa Arzeno

“ehm,,uda nyampe aja” Danira terkejut melihat Arzeno yang kini berada di hadapannya

“mau pesan apa? Tanya gadis cantik itu

“terserah, bebas apa saja” jawabnya tak begitu bersemangat

“ya udah, aku pesenin seperti biasa ya” finish Danira dan mendapat anggukan dari Arzeno

Sudah 15 menit menunggu namun pesanan merekapun belum datang, sementara hening yang tercipta karena tak ada yang mengajak ngobrol usai order makanan tadi.

Kedarangan pelayan café untuk menghantarkan, memecahkan  lamunan keduanya.

“ Permisi kak, ini pesanannya” ujar waiters itu sambil meletakkan beberapa piring dan minuman di atas meja”

“makasih ya mbak”

“iya sama-sama kak” Pelayan café itupun pergi

“Zen, aku cuci tangan dulu ya”
“iya”

Selesai acara makan-makan, pelayan café pun membereskan meja tersebut danira bersuara

“ Zen, kamu ga nanya apa yang pengen aku obrolin?”

“ kan kamu yang pengen ngobrol, jadi aku tinggal dengerin apa yang pengen kamu sampein”  jawab Arzeno agak sedikit ketus

Danira menghela nafasnya,
Hhmmmmmm…….

“Gini ya ngobrol sama orang yang ga pekaan” Danira mengalihkan pandangannya ke samping

Arzeno mengerutkan alisnya
“maksudnya?” tak mengerti akan maksud Danira

“ kamu itu terlalu polos apa gimana si Zen? cewe rata-rata pengennya di kejar, diberi kepastian, keyakinan, bilangnya engga tapi aslinya kebalikanya” Arzeno nambah binging dengan kalimat Danira barusan.

“bentar deh Nir, kamu sendiri kan yag ngebatalin pertunangan kita? terus sekarang kenapa ngomong gini? Mata Arzeno menatap lurus Danira
Daniara tersenyum miring

“ini bukan tentang kita tapi Nandini” Seketika Arzeno terdiam mendengar nama orang yang ia rindukan itu

“Zen, kamu tau ngga? alasan aku membatalkan pertunangan kita? itu karena Nandini, gara-gara aku kalian bercerai. Maafin papa aku yang memanfaatkan masalah perusahaan ayah kamu ke hal pribadi aku. Aku juga kecewa sama papa aku, bisa-bisanya dia nyuruh kamu buat pura-pura jadi tunangan aku disaat imgatan  aku belum pulih”

Nandini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang