Seorang pria dengan garis rahang tegas memalingkan wajah dari truk pickup yang mengangkut barang-barangnya. Pria itu memperlihatkan kegaduhan tetangganya yang sedang bertengkar di halaman depan rumah. Mereka tampak saling kejar-kejaran, sampai salah satunya memulai menyemprotkan air dari selang yang ternyata tekanannya cukup kuat hingga cipratan air itu sampai ke rumahnya dan membasahi beberapa barang bawaannya begitu pula baju pria itu.
"YAAAAAK! ARGHH! BERHENTI MENYEMPROTKAN AIR KE ARAH SINI! BARANG-BARANG KU JADI BASAH SEMUA!"
Pria itu melindungi barang-barangnya dengan menjadikan tubuhnya sendiri sebagai tameng. Dia tampak murka dan menaikkan suaranya, pria itu sangat kesal dengan kelakuan kekanak-kanakan dari tetangganya.
"I didn’t mean to… Ss-sorry, ahjussi!!"
Gadis bergaya rambut two ponytails itu membungkuk badannya dan dengan segera mematikan keran air saat mendengar suara amukan dari pria asing yang berdiri tak jauh dari rumahnya.
"Hahaha mampus! Awas di culik om-om! Lariiiiii~ Hahaha."
Gelak tawa anak lelaki yang sedari tadi di kejar-kejar oleh sang gadis itu terdengar sangat renyah dan memekakkan pendengaran. Bocah dengan pipi bulat itupun berlari masuk ke dalam rumah.
"Heh, Jungwon!!! Eh-hehehe..."
Gadis itu terkekeh canggung saat matanya saling beradu tatapan dengan pria berpakaian rapi tersebut. Beberapa detik kemudian gadis itu melesat masuk ke dalam rumah, menyusul temannya tadi.
"Dasar, bocah."
Pria itu menghela nafasnya dan menggelengkan kepalanya. Dia berusaha untuk maklum.
"Apa ada, Jay? Apa ada masalah? Suara keras mu tadi sampai terdengar ke dalam rumah."
Park Seo Joon, bertanya kepada anaknya karena khawatir jika ada sesuatu yang membuat anak semata wayangnya tidak nyaman.
"Tidak ada, Pa. Tadi tiba-tiba saja ada hujan monyet."
Jay menjawab pertanyaan dari Papa nya dengan santai. Pria itu mengangkat beberapa barang bawaannya dan berjalan masuk ke dalam rumah, meninggalkan papa nya yang kebingungan dengan ucapannya.
***
"Hanni, bantu mama antarkan cookies ini ke tetangga kita. Dia baru saja pindah rumah."
Mama Debby memberikan sepiring cookies yang sangat menggiurkan keduanya anaknya.
"Enggak nolak kok, Ma. Tapi kan dia yang pindah kenapa kita yang repot-repot buat kasih hadiah sambutan? Enggak kebalik tuh?"
Hanni mengerutkan keningnya, bingung. Tangannya hendak mencomot cookies di piring namun di tepuk agak keras oleh mamanya.
"Jangan di makan. Di belakang masih ada banyak, mama sisakan juga buat kamu. Ini untuk tester. Siapa tau tetangga baru kita suka dan mama bisa dapat banyak orderan. Sudah, cepat antarkan."
Mama Debby mendorong pelan punggung anaknya untuk segera mengantarkan cookies tersebut. Sedangkan Hanni pasrah saja menuruti strategi marketing mamanya.
*
Dengan bibir yang sedikit tertekuk Hanni menekan bell rumah tetangga barunya yang baru saja pindah rumah tadi pagi. Siapa lagi kalau bukan ahjussi-ahjussi galak tadi pagi.
Setelah dua menit menunggu akhirnya pintu rumah itupun terbuka, menampakkan wajah seorang pria dengan rahang tengas dan eskpresi wajah pogahnya.
"Ada perlu apa?"
![](https://img.wattpad.com/cover/322196987-288-k497463.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Espace vide de Hanni
FanfictionKebalikan dari sebuah void yang merupakan ruang kosong di antara filamen galaksi. Book ini akan dipenuhi dengan drabble dari Hanni Pham yang di setiap seriesnya memiliki kisah unik dan tidak terduga sama sekali. - Void Chapter 1-9 ( END ) - Lumiè...