Void ( Chapter IV )

226 27 4
                                    

***

Sembari menunggu Jay kembali, Hanni menyibukkan diri dengan memainkan game offline di ponselnya.
Permainannya berhenti ketika Hanni mendengar suara pintu yang terbuka, namun saat dirinya menengok ke arah pintu, bukannya Jay yang datang melainkan orang lain.

"Permisi saya Park Sunghoon selaku sekretaris dari Park Jongseong sajangnim. Karena sajangnim sedang ada keperluan mendadak jadi saya yang di tugaskan untuk mengantarkan nona untuk pulang."

Pria berkulit pucat itu tersenyum lembut saat beradu tatapan dengan Hanni. Sedangkan gadis itu menghela nafasnya.

"Kenapa enggak dari tadi sih? Percuma nungguin dari pagi."

Hanni kesal, dia beranjak dari sofa kemudian bergegas keluar dari ruangan Jay. Dengan cekatan Sunghoon pun mengikuti gadis itu dari belakang.

Saat mereka berdua sampai di lantai dasar para pegawai masih saja berbisik-bisik namun kali ini bukan Hanni yang menjadi perbincangan tetapi salah satu anggota boyband yang sangat digandrungi masyarakat yaitu SIXTEEZ.

Hanni dengan rasa keingintahuannya yang menggebu-gebupun memilih untuk menghentikan langkahnya dan menguping ucapan mereka.
Sunghoon pun dengan raut wajah bingungnya mengikuti apa yang Hanni lakukan.

"Ada apa no-?!"

Kata-kata Sunghoon terpotong karena Hanni membekap mulutnya dan memberikan kode agar tidak bersuara.
Setelah Sunghoon menganggukkan kepalanya, barulah Hanni melepaskan bekapannya.

''Sungguh, tadi aku dari cafe dan aku melihatnya sendiri!''

''Apa benar?! Kenapa sajangnim memukulinya?"

"Kenapa sajangnim tega sekali memukul wajah tampan Jake? Aku tidak habis pikir."

"Apa mereka ada masalah pribadi?"

"Entahlah aku juga tidak tau, tiba-tiba saja cafe menjadi gaduh karena ulah mereka."

Hanni menatap Sunghoon dengan sinis dan seketika menuntut penjelasan dari apa yang Hanni dengar dari para pegawai Jay yang suka bergosip itu. Sunghoon sendiri hanya mengusap tengkuknya, bingung harus menjelaskannya atau tidak.

"S-saya tidak tahu detailnya nona, saya hanya di tugaskan untuk mengantarkan nona pulang terlebih dahulu."

Sunghoon mendadak jadi gugup karena berbohong pada Hanni. Sebenarnya tidak sepenuhnya, tapi hanya sebagian. Sunghoon memang mengetahui Jay dan Jake berkelahi di cafe. Bahkan dia dan beberapa pelanggan cafe membantu Sunghoon untuk menghentikan Jay yang berubah jadi banteng gila saat mengamuk. Namun sungguh pria berkulit pucat itu tidak tau menahu sebab dari perkelahian mereka.

"Sekarang mereka dimana?"

Hanni bertanya kepada Sunghoon, gadis itu sebenarnya ingin langsung pulang ke rumah dan bermanja-manja dengan kasur kesayangannya. Namun kegiatan itu bisa di tunda kan? Apalagi melihat interaksi antara Jay dan Jake waktu di kantor.



***

Jay dan Jake masih di interogasi oleh polisi polsek. Mereka sama-sama diam dan tidak mau memberi penjelasan perihal pemicu perkelahian di cafe. Bahkan petugas polisi itupun jengah dengan tingkah mereka.

*BRAKK

"Sampai kapan kalian mau diam, hah?!"

Gebrakan meja dari petugas polres mengejutkan Jay dan Jake yang sedang terlena dengan pikiran masing-masing.

"Anj-. Ehem astaga, jangan ngagetin lah pak! Jantung saya itu lemah. Pak polisi mau tanggung jawab kalau saya kena serangan jantung mendadak?!"

Jake berseru sambil mengusap-usap dada kirinya. Pasalnya pria itu memang mudah terkejut, bukan punya penyakit jantung sungguhan. Dia hanya melebih-lebihkan agar tampak dramatis.

Espace vide de HanniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang