Void ( Chapter IX )

233 26 6
                                    





*

Hanni menaruh nampan berisi makan siang di atas overbed table lalu menggesernya agar lebih dekat ke arah Heeseung.


"Selamat makan, Kak."

Ucap Hanni kepada Heeseung. Gadis itu duduk di ujung ranjang lalu memainkan ponselnya.


"Tidak di suapain nih?"

Heeseung melihat ke arah Hanni dengan menunjuk lengannya yang memakai arm sling. Sedangkan Hanni hanya meliriknya dengan sinis.


"Bercanda dek, galak banget hahaha."

Heeseung terkekeh, pria itu kemudian mulai menyantap makanannya dengan tenang.
Sesekali Heeseung melihat ke arah Hanni yang masih asik dengan ponselnya.

"Dia orangnya, kan?"

Heeseung kembali bertanya di sela kunyahannya. Dan pertanyaannya tersebut sedikit menarik atensi Hanni.


"Hmm..."

Hanni hanya berdehem singkat sebagai jawaban, matanya masih fokus ke ponsel.


"Kenapa tadi kamu tidak menyusul dia saja, dek? Dan malah milih buat stay disini?"

Heeseung lagi-lagi mencari bahan obrolan.
Pria itu kini juga berhenti makan karena ternyata rasa makanan rumah terasa hambar.


'No MSG, no life.' — pikir Heeseung.


"Karena aku sedang membayar hutang ₩5.000 ke Kakak. Kakak sendiri yang nyuruh aku buat menemani kakak seharian ini kan? Udah setengah hari, nanggung banget kalau aku pergi buat nyusul dia. Aku mau ₩5.000 clear dulu. Baru nanti aku selesaikan soal yang lain."

Jelas Hanni panjang lebar. Gadis itu tak lagi memainkan ponselnya, dia jadi ingat dengan pesan singkatnya kepada Jay tiga hari yang lalu.




'Kenapa dia enggak tanya soal apa yang mau aku sampaikan, ya? Apa om Jay enggak penasaran gitu?' — batin Hanni.





"Benar juga, hahaha. Tapi dek, sebaiknya kamu jangan menunda terlalu lama buat mengungkapkan perasaan mu ke cowok itu. Emansipasi dek, biar beda."

Heeseung berkata demikian sembari sedikit menasehati Hanni.

Hanni menatap pria itu dengan seksama dan merenungkan ucapan Heeseung. Gadis itu merasa Heeseung tidak seburuk yang dia kira.





'Lumayan juga nih Kak Heeseung buat penasehat percintaan, pasti jam terbangnya soal percintaan lebih banyak. Mana dia tau juga kalau aku suka menunda-nunda gitu, padahal aku enggak cerita apa-apa.' — batin Hanni.





"HOI! Malah melamun, apa kakak terlalu ganteng sampai kamu terpesona begitu?"

Tanya Heeseung dengan kepercayaan dirinya yang di atas rata-rata.
Pria itu kembali terkekeh karena melihat ekspresi aneh Hanni setelah menyadari pertanyaan darinya.

"Idih, enggak! Tapi sebenarnya dia tuh udah pernah bilang kalau suka sama aku. Eh- bukan suka, tapi kayak jatuh cinta atau jatuh hati gitu."

Hanni kembali bersuara. Kali gadis itu memantapkan diri untuk meminta saran kepada Heeseung.


"Jatuh hati apa jatuh cinta?"

Heeseung kembali bertanya untuk memastikan perkataan yang baru saja di dengarnya.

"Memangnya ada bedanya, Kak? Bukannya sama aja ya?"

Hanni mengerutkan keningnya. Dia tidak terlalu paham perihal masalah percintaan karena gadis itu sama sekali belum pernah menjalin hubungan dengan lawan jenis.


Espace vide de HanniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang