Void ( Chapter III )

210 30 0
                                    




***

Waktu menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Jungwon duduk tepat di antara mereka sehingga sofa panjang itu tampak sedikit sesak. Jungwon juga tadi meminta filmnya untuk di putar ulang dari awal, alhasil Jay dan Hanni terpaksa menontonnya dari awal lagi. Sebenarnya yang terpaksa Jay, sedangkan Hanni sama sekali tidak keberatan.

"Keren tapi bikin pusing banget anjir, nggak sabar nunggu lanjutannya."

Jungwon berkomentar saat film yang mereka tonton akhirnya selesai.

"Setuju sih, Won. Next nonton di bioskop kayaknya lebih seru deh."

Hanni menganggukkan kepalanya, walaupun sudah agak mengantuk tapi dia masih paham dengan alur cerita film itu.

"Udah hampir tengah malam ,ayo tidur bocil-bocil."

Jay beranjak dari sofa dan mematikan televisinya. Pria itu juga memberi kode kepada Jungwon agar pulang. Sedangkan Jungwon mengerutkan keningnya bingung.

"Apa?!"

Tanya Jungwon bingung, anak itu membuka toples berisi wafers coklat dan memakannya dengan lahap.

"Pulang bocil, nanti di cari mama mu."

Jay bersedekap tangan dan menunggu Jungwon beranjak dari sofa dan bergegas untuk pulang kerumahnya. Namun bukannya beranjak dari sofa, bocah boba bernama Jungwon itu malah tampak menelepon seseorang.

"Bun, aku menginap di rumahnya Tante Debby, kasihan Hanni di rumah sendirian. Bye-bye, Bun. Muahh~"

Jungwon kembali memasukkan telepon selulernya ke saku celana setelah mengabari bundanya. Dia benar-benar mengabaikan ekspresi kesal yang Jay tujukan padanya.

"Cil, na- lah... Udah tidur ternyata."

Jay melihat Hanni yang ternyata sudah terlelap sambil menjadikan lengan sofa sebagai bantalan. Pria itu hendak mengangkat tubuh Hanni dan memindahkan ke kamarnya di lantai dua, tetapi gerakkan tangannya di blokir oleh Jungwon.

"Biar gue aja, om."

Jungwon menatap Jay lalu menaikkan Hanni ke punggungnya. Hanni sedikit menggeliat lucu tapi gadis itu menurut-nurut saja sembari mengalungkan tangannya ke leher Jungwon.


*

Jay menyilangkan kedua kakinya dan masih menunggu Jungwon turun. Pria itu duduk di single sofa dengan tampang poker facenya.
Tak lama kemudian Jungwon menampakkan batang hidungnya.
Anak itu merebahkan tubuhnya ke sofa panjang dan kembali memakan wafernya.

"Nggak pulang, om? Udah ada gue disini. Hanni bakal lebih aman."

Kini Jungwon juga kembali menyalakan televisi yang Jay matikan tadi. Dia memilih-milih film yang sekiranya akan seru jika di tonton saat tengah malam begini.

"Cih, maksudmu dia tidak aman jika bersama dengan saya?!"

Jay menyahuti ucapan Jungwon dengan sedikit menahan emosinya, tempramen Jay memang sedikit buruk.

"Ya, menurut om gimana? Dia jatuh dari sepeda gara-gara om lalai kan?"

Jungwon bertanya sambil memperhatikan raut wajah Jay yang kini sedikit berubah. Tampak ada rasa bersalah yang sangat kentara. Sebenarnya Jungwon asal menebak saja karena Hanni belum bercerita mengenai hal itu. Tapi ternyata dugaannya benar, bersyukurlah dia karena memiliki mata yang jeli. Sebelum menekan bel rumah dia melihat sepeda Hanni yang rantainya lepas dan tampak sangat mengenaskan.

"Haah.. Saya akui, itu memang kelalaian saya. Kalau begitu, tolong sampaikan salam dan ucapan maaf saya kepada Tante Debby dan Hanni. Lakukan tugasmu sebagai sepupu yang baik, saya pamit."

Espace vide de HanniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang