Pandora ( Chapter I )

184 15 4
                                    

ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
*DORR!!!
*DORR!!!
*DORR!!!
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤ

Suara tembakan dari senapan airforce condor menggema di seluruh penjuru hutan. Sedangkan pemburu yang baru saja menembakkan pelurunya mendesah kecewa karena target yang sedari tadi ditunggunya malah kabur karena tembakannya meleset.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Kalau mau nembak babi hutan.. lu harus lebih sabar lagi. Masih jauh malah udah main tembak aja, jadi kabur kan itu babi memel."

Pria dengan hidung bangir menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat temannya yang malah melotot karena dinasehati olehnya.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤ
"Greget gua. Kayaknya berburu bukan passion gua, Jake. Memang harusnya lu itu perginya sama sepupu lu njir. Dari malam sampai mau fajar gini masa kita gk dapet apa-apa, asli lah mending rebahan di kasur."

Jay, pria yang tadi memelototi Jake mengeluh untuk ke sekian kalinya karena memang harusnya yang berburu dengan Jake adalah sepupunya, bukan dia.

Tapi entah kerasukan setan dari mana, Jay yang bisanya menghabiskan akhir pekannya dengan tidur seharian malah sok-sokan mengide untuk ikut Jake berburu. Dan parahnya lagi, ternyata mereka berburu pada malam hari hingga saat ini. Padahal Jay kira mereka akan berburu pada pagi atau siang hari.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤ
"Tadi kan gua gk maksa, lu sendiri yang ngide buat ikut kan? Lagi pula mending ikut lah Jay, daripada lu cuma rebahan mulu terus pegal-pegal kayak remaja jompo. Sekali-kali olahraga gerak atau sekalian balapan lari sama babi hahaha."

Jake tertawa sambil sedikit bercanda pada Jay yang masih tampak menekuk mukanya.
Pria berhidung bangir itu kemudian merangkul pundak sahabatnya yang sedang merajuk. Untung saja dia peka kalau disini lebih lama lagi pasti Jay akan mati kebosanan.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Karena udah mau pagi mending kita balik ajalah. Para babi kayaknya gk mau kalau di buru sama kentang."

Jake kembali memecah keheningan sambil kembali menggoda temannya yang kesabarannya itu setipis kertas. ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤ
"KENTANG MATA LU! Sialan lu Jake!"

Jay mendengus kesal, kakinya dia lesatkan ke pantat Jake namun ternyata sahabatnya itu lebih gesit dari perkirakan. Jadi lagi-lagi Jay meleset. Tidak babi tidak Jake sama-sama saja menguji kesabaran.

Cahaya kemerah-merahan juga sudah mulai tampak di langit sebelah timur, berarti matahari akan terbit sebentar lagi. Dan para babi hutan yang mereka buru itu kemungkinan besar sudah kembali ke sarang mereka.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Kalau di hutan jangan ngomong kasar, nanti lu di marahin penghuninya baru tau rasa, hahaha."

Jake kembali tertawa kecil sembari memberesi barang bawaan mereka yang ternyata cukup banyak.

Sebenarnya bawaan Jake tidak banyak, yang banyak itu barang bawaan Jay. Bahkan tadi Jay ingin membawa tenda besar, kompor induksi dan panci untuk membuat ramyeon. Aneh-aneh saja kan? Memangnya mereka sedang berkemah?
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Gk usah nakut-nakutin lah. Ayo buruan kita balik, tiba-tiba aja gua merinding setelah lu ngomong begitu."

Jay mengusap tengkuknya dan bergegas mengemasi barang bawaannya dengan sedikit terburu-buru.

Jake pun berjalan di depan dan Jay mengekorinya dari belakang. Area berburu mereka tidak terlalu masuk ke tengah hutan jadi mungkin hanya butuh waktu sekitar tiga puluh menit jalan kaki dan kembali ke mobil Jeep mereka.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ

Espace vide de HanniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang