*Side Story* - FRAGMENTS

172 16 13
                                    

Sebuah video berdurasi 2 menit mendadak viral sejak kemarin sore. Hingga pagi ini, sudah ditonton dan dibagikan hingga 4 juta views. Segala platform sosial media seolah menyebarkan berita yang sama, dan tentunya pergolakan terjadi di kalangan akar rumput.

Judul yang bombastis pada saat penayangan pertama, "Bravo, Tentera Malaysia jatuhkan pesawat pejuang Indonesia" membuat perang antar Netizen, terutama antara Indonesia dan Malaysia, berkecamuk di dunia maya.

Video itu cukup jelas untuk menampilkan sebuah pesawat dengan motif kamuflase dan roundel segi lima yang sangat identik dengan pesawat tempur milik Indonesia.

Dari netizen Indonesia, justru mengamuk membabi-buta kepada pemerintah dan warga Malaysia karena justru menembak jatuh pesawat Indonesia yang sejatinya tidak memiliki konflik secara langsung dengan pihak Malaysia

Sebaliknya dari netizen Malaysia, banyak yang menyerukan bahwa hal ini adalah kesalahan Indonesia sendiri yang memaksa memasuki wilayah udara Malaysia, sehingga penjaga perbatasan mereka harus bertindak.


Jenderal TNI Bagus Pranowo sedang bersiap di ruangan dibalik ruang pers Mabes TNI Nusantara. Seharusnya berita seperti ini belum saatnya untuk diumumkan ke publik. Namun dengan menjamurnya media sosial, informasi merupakan satu hal yang tidak bisa mereka hentikan peredarannya. Dan setelah berkonsultasi dengan Presiden tadi malam, mereka sepakat bahwa hal ini harus diumumkan.

"Selamat Pagi", sambut Jenderal Bagus setelah ia berdiri di podium pidato, "Segenap masyarakat Indonesia senantiasa menjunjung tinggi perdamaian dunia, dan akan mengupayakan segala cara agar perdamaian dunia bisa selalu dicapai. Terkait konflik antar negara tetangga yang sudah terjadi 2 pekan terakhir ini, Masyarakat Indonesia, melalui Tentara Nasional Indonesia, juga turut mengupayakan proses perdamaian sebaik-baiknya. Termasuk diantaranya adalah fungsi pengawasan untuk penegakan resolusi PBB yang sudah ditetapkan beberapa waktu yang lalu"

"Tentara Nasional Indonesia, baik di darat, laut, maupun udara, senantiasa bersiaga di perbatasan dan apabila diperlukan, akan memberikan tindakan yang seperlunya"

"Saudara sebangsa, setanah air", ujar Jenderal Bagus, mengubah nada suaranya lebih dalam, "seperti halnya kemarin sore, dalam tugas mengawasi perbatasan negara, para prajurit kita menemukan adanya potensi pelanggaran daerah penyangga di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Dan dalam pelaksanaan tugas itu, dua pesawat tempur Indonesia yang sedang bertugas, ditembaki dengan rudal darat ke udara. Satu pesawat tempur berhasil kembali ke pangkalan dengan selamat, sedangkan satu pesawat tempur lain, dengan sangat menyesal, dilaporkan jatuh di wilayah Malaysia"

Riuh suara wartawan mulai terdengar begitu informasi itu diucapkan oleh Panglima TNI

"saya harap tenang dulu, semuanya", pinta Jenderal Bagus sambil mengangkat tangannya, "identitas penerbang yang ditembak jatuh, hingga saat ini belum bisa kami umumkan. Namun, kepada pihak keluarga penerbang yang bersangkutan, pihak TNI telah menghubunginya.

"Demikian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini. Update situasi akan segera disampaikan lebih lanjut. Terima kasih, selamat pagi", ujar Panglima TNI menutup pembicaraan, dan tanpa memberikan kesempatan bagi para wartawan untuk bertanya, ia langsung turun dari podium dan menghilang di ruangan belakang.

===


Kabin Perwira Senjata, KRI I Gusti Ngurah Rai – Laut Sulawesi, batas laut Indonesia – Filipina

'Tok-tok-tok'

Terdengar suara ketukan di dinding partisi ruang istirahat Departemen Senjata, Letnan Satu (P) Bima Endrawan yang sedang duduk didalamnya mengangkat kepalanya sejenak untuk melihat siapa yang datang.

Sayap Tanah Air 2 - Dibalik Konflik...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang