BERITA PERTAMA

167 15 0
                                    

2 Juni 2030

Lanud Anang Busra, Tarakan

30 menit setelah kontak terakhir

Roda-roda Main landing gear dari TS-3007 menyentuh tarmac Runway Lanud Anang Busra dan beberapa saat kemudian pesawat itu sudah terparkir nyaman dibawah shelter. Sejumlah ground crew yang menyambut kedatangan pesawat itu mulai bergerak dengan menutup lubang intake, menyarungi pitot tube, memeriksa pipa dan selang hidrolik didalam wheel well, dan ada pula yang menghubungkan port bahan bakar untuk mengisi ulang. Tampak juga sebuah troli dengan rudal Kh-29 tersedia disana, akan dipasangkan untuk menggantikan rudal yang tadi ditembakkan dalam penerbangan sebelumnya.

Canopy kokpit Su-30 itu terangkat dan tampak dua perwira penerbang yang mengawakinya terlihat dengan wajah gundah dan emosional. Tangga berwarna jingga dikaitkan pada tubuh pesawat, menjadi sarana bagi kedua penerbang untuk keluar dan turun dari pesawat.

Letkol Ali Suyanto berbalik badan dan melihat sekelompok ground crew lainnya terlihat gamang dan berekspresi masih tidak percaya, salah satu pesawat yang biasa mereka rawat, pada saat ini tidak kembali.

Kedua penerbang senior itu saling menatap satu sama lain, dan tanpa ada kata yang terucap, mereka saling mengangguk. Menyerahkan helm mereka masing-masing kepada crew yang memasukkannya ke tas penyimpanan helm, begitu pula gloves yang mereka kenakan.


Letkol Ali Suyanto terlihat jauh lebih emosional dibanding biasanya. Tanpa melepaskan anti-G suit-nya, ia terus berjalan menuju briefing room Danlanud ANB.

Didalam ruangan, sudah berkumpul beberapa orang baik jajaran Base Ops Lanud ANB, maupun pimpinan elemen Satgas yang sedang ditugaskan di Tarakan.

Dengan kesal dan membanting dirinya, Letkol Ali duduk di salah satu kursi di sekeliling meja besar itu.


"Baiklah, selamat sore semua, kita mulai debriefing hari ini. Letkol Ali, ada yang hendak disampaikan?", Danlanud ANB membuka pertemuan itu.

Dengan gusar, Letkol Ali menegakkan posisi duduknya, langsung bicara, "singkat saja, saya tidak perlu menceritakan soal jalur penerbangan kami, karena dari data penerbangan kami semestinya sudah cukup memberi informasi. Namun perlu disampaikan, kami mendapat serangan rudal anti pesawat, dengan identifikasi yang muncul di MFD adalah MIM-23. Silahkan cari pasukan mana yang mengoperasikan MIM-23 disana. Total empat rudal diluncurkan terhadap kami, tiga diantaranya berhasil dihancurkan atau dielakkan, satu rudal menjatuhkan TS-2701 dengan penerbang... Lettu Penerbang Rama Prastomo. Tapi kami berhasil menghancurkan peluncur rudal tersebut dengan tembakan Kh-29 ke instalasi peluncur rudal. Sekian, Komandan"

"Terima kasih, Letkol Ali, mewakili Warlock Flight", jawab Danlanud ANB. "Kami menyesal atas terjadinya insiden ini. Terlebih terjadinya di wilayah tetangga. Apakah flight Anda sudah diizinkan untuk memasuki wilayah udara negara tetangga, Kolonel?"

"Apa?", respon Letkol Ali tidak percaya, "kami melakukan patroli, melaporkan anomali, melakukan pemeriksaan, dan tertembak jatuh, sedangkan yang ditanyakan kepada kami hanya masalah izin melintas?"

"Instruksi yang kami terima selalu hanya 'Stay on course", sedangkan ancaman Radar Lock dan Missile Lock yang kami alami, tidak diperhatikan?"

"Letkol Ali!", potong Danlanud ANB, "Anda paham tugas kita hanya patroli di perbatasan untuk melihat adanya pelanggaran garis batas dan buffer zone-nya. Tentu saja permintaan anda untuk memeriksa keluar dari jalur penerbangan Anda, yang pada dampaknya melanggar wilayah udara negara tetangga, tentunya tidak akan disetujui"

Sayap Tanah Air 2 - Dibalik Konflik...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang