YANG MUDA YANG BERCINTA

830 41 11
                                    

Jakarta

7 Mei 2030

Pasca senja di akhir pekan di Jakarta, adalah momen ketika warga Jakarta meluangkan waktu untuk melepas penat akan kehidupan di kota metropolitan ini. Kota niaga yang tidak pernah tidur ini masih terus berusaha untuk menyeimbangkan diri kembali ditengah pelaksanaan rencana pemerintah untuk melaksanakan undang-undang pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan.

Selang beberapa tahun pelaksanaan proses pemindahan pemerintahan, sejumlah kementerian sudah mulai beraktivitas penuh di Kalimantan, sedangkan Presiden dan Wakil Presiden masih bergantian berkantor di Jakarta ataupun di Nusantara.

Beberapa hari setelah latihan Pitch Black selesai dan kontingen TNI-AU kembali ke homebase masing-masing, Lettu Pnb Rama Prastomo yang bahkan belum menyelesaikan rangkaian istirahat pasca-tugas-nya, kembali menerima surat tugas. Dan penugasannya kali ini, adalah latihan Combat SAR bersama Skadron Helikopter dan Elemen Kopasgat di Bogor.

Surat tugas yang disambutnya dengan gembira, dan beberapa hari sebelum jadwal latihan, Rama mengajukan cuti lebih awal, karena sudah cukup lama, dan ia sudah sangat tidak sabar untuk bertemu seseorang di Jakarta.


Adzan Ashar baru berkumandang di langit Jakarta ketika sebuah Hercules mendarat di Lanud Halim. Diantara beberapa personil yang menumpang, sosok Rama terlihat diantara mereka. Dan setelah mengurus berbagai kelengkapan laporannya di Lanud tujuan, iapun bergegas untuk pulang, mandi, lalu bersiap pergi kembali.

Ketika tangannya membuka pintu garasi, dilihatnya kembali mobil kesayangannya, Honda Civic Type R putih yang sudah berusia hampir 8 tahun itu masih terlihat gagah walaupun sedikit berdebu. Dibersihkannya sedikit debu yang menempel pada body mobilnya, lalu dinyalakannya kembali mobil itu. Rama sedikit bernostalgia ketika deru mesin piston 2000cc berturbo itu terdengar kembali. Sedikit gejolak adrenalin yang menggelitik karena selama ini telinganya terbiasa dengan deru dua mesin turbofan.

Setelah mobil dirasanya cukup siap, iapun menempuh perjalanan di rute padat dari Cipayung menuju Kramat Jati, jelas menuju sebuah rumah dan menjemput Shinta. Sekedar bersua dengan ibunda Shinta, Rama permisi dan menyampaikan permintaan izinnya untuk mengajak Shinta pergi malam itu. Dan pada jam makan malam, mereka sudah berada di sebuah restoran yang menyajikan menu Sushi di Central Park Mall. Sushi bisa dibilang memang makanan favorit kedua insan ini sejak masa remaja mereka, melebihi kesukaan mereka kepada menu steak.

Sepasang insan muda ini cukup menarik perhatian pengunjung lain di restoran itu, terutama karena penampilan keduanya yang begitu memanjakan mata. Si pria tinggi menjulang dengan potongan rambut cepak, walaupun berwajah cenderung bulat, namun rahang dan tulang pipi yang tegas, serta sorot mata yang tajam membuat mata kaum hawa begitu mudahnya berpaling untuk meliriknya sekilas.

Ditambah lagi dengan penampilannya mengenakan jaket kulit yang melapisi Polo shirt putih dan celana denim-nya tentunya membuat sosoknya jadi terlihat bagaikan artis, selebritis, atau model-model yang sering berlalu lalang di dunia hiburan. Jam tangan G-Shock hitam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya, tampak sedikit keluar dari ujung lengan jaket, menambah kadar kegagahannya.

Pasangannya, sosok gadis dengan tubuh tinggi semampai, langsing dengan berat badan ideal, terbungkus kulit kuning langsat, dengan mata bulat nan sendu, hidung bangir beriringan dengan bibir tipis yang lebar dan tulang dagu lancip. Gadis yang sudah memiliki kecantikan alami sejak masa remaja, kini semakin tampak bersinar setelah si gadis juga semakin bisa memperhatikan penampilannya. Terlebih olahraga gymnastic yang pernah digelutinya pada awal masa pra-remaja-nya, membentuk postur tubuhnya lebih tegap, dan berkat gejala alam bernama pubertas, tubuhnya kini berisi pada tempat-tempat yang semestinya.

Sayap Tanah Air 2 - Dibalik Konflik...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang