24. Gugus Bintang Kecil

494 68 122
                                    

Dengan hati-hati Alrescha mengangkat tubuh kecil Bintang ke atas dengan iringan alunan musik dari lagu yang sudah dihafalnya di luar kepala--Say you won't let go. Alrescha berharap gerakannya kali ini tidak mendapat protesan sang kekasih lagi. Meski sudah berlatih setiap hari, tetapi Alrescha yang tidak memiliki teknik dasar menari merasa lambat mengikuti kelincahan Bintang ketika alunan musik berkumandang. Gerakan terakhir ditutup dengan pelukan hangat Alrescha pada Bintang dari belakang.

Setelahnya Bintang memutar tubuhnya perlahan. Menghadap pada Alrescha. Kedua tangan Alrescha masih setia memeluk pinggang ramping Bintang yang sedang memandangnya dalam diam.

"Gimana?" tanya Alrescha memastikan ketika mendapat tatapan intens dari Bintang.

"Not bad. Lebih baik dari hari kemarin," tutur Bintang yang mampu membuat Alrescha tersenyum lega. "Abang terpaksa nggak menemani Bintang menari?"

"Kok, Bintang tanyanya gitu?" selidik Alrescha yang tidak ingin salah kata.

"Kalau Abang terpaksa, mending nggak usah. Bintang bisa mundur nanti," kata Bintang yang membuat Alrescha terperanjat.

Alrescha bergeming sesaat. Dalam hati ia mengakui, jika ia memaksakan diri untuk bisa menemani Bintang menari kali ini. Ia tidak ingin Bintang menari dengan lelaki lain dengan gerakan yang begitu intim. Meski lelaki tersebut telah dikenalnya sekali pun.

"Kenapa? Gerakan Abang masih kaku? Maaf. Abang nggak pernah menari sebelumnya. Ini yang pertama kalinya. Gimana kalau kita latihan lagi?" rayu Alrescha.

Bintang melepas pelukannya pada Alrescha. Kemudian duduk di sofa bed, lantas meminum air mineral dari botol kesayangannya. Alrescha segera menyusul Bintang yang sepertinya mulai kesal terhadapnya. Ya, setiap kali berlatih menari tidak jarang Bintang merengut karena gerakan Alrescha yang sering salah dan seenaknya sendiri.

Bintang kembali menatap Alrescha yang telah duduk di sampingnya, "Abang, menari itu hati," ujar Bintang sambil memegang dada sisi kanan atas Alrescha--tepat di mana letak hati berada. "Menari itu jiwa. Menari itu harus sepenuh hati, supaya semua gerakan tampak indah nantinya."

"Bintang senang, karena Abang mau menemani Bintang menari. Tetapi Bintang nggak mau, apa yang Abang lakukan sekarang itu terpaksa hanya karena Bintang," tambah Bintang.

"Abang nggak terpaksa, Bi. Jangan marah, Sayang," ucap Alrescha sambil menggenggam salah satu tangan Bintang yang sempat memegang dadanya.

"Bintang nggak marah. Tapi gemes aja lihat Abang kalau latihan," aku Bintang mengeluarkan unek-uneknya.

Alrescha tersenyum lebar, "Kalau begitu kita latihan lagi. Gimana?"

"KRL-nya Ibra datang jam 14.35," kata Bintang mengingatkan.

Nalendra Ibrahim, atau biasa dipanggil dengan nama Ibra--adik bungsu Bintang yang masih duduk di kelas dua SMA. Ibra dan teman-temannya sedang dalam perjalanan ke Jakarta untuk mengikuti babak semifinal turnamen esports yang diadakan oleh Ryotasoft. Ryotasoft bekerja sama dengan beberapa sponsor ternama untuk mencari bibit-bibit unggul di dunia game ke depan. Turnamen tersebut akan diadakan Sabtu-Minggu besok di salah satu ballroom hotel berbintang. Setelah sebelumnya melakukan babak kualifikasi melalui daring.

"Oia. Kita berangkat sekarang," ajak Alrescha sembari mengambil smartphone dan kunci mobilnya.

"Abang pakai mobil apa? Ibra sama teman-temannya itu ada lima orang." Bintang mengingat nama-nama teman dekat adik lelakinya sambil mencangklong tote bag.

"Abang bawa mobil SUV. Ayo!"

"Mobil sedan kemarin itu?"

"Mobil sport yang kemarin ada di rumah."

AlreschaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang