Tangan kanan Alrescha menutup mulutnya saat menguap. Entah sudah berapa kali dirinya menguap karena menahan kantuk. Seteleh selesai berlatih tae kwon do bersama para anggota baru UKM Tae Kwon Do, Alrescha langsung bergegas menuju ruang meeting BEM U. Ada hal yang harus dirapatkan terkait undangan yang diterima Alrescha beberapa hari lalu untuk hadir di salah satu acara talk show, di stasiun televisi swasta.
Acara talk show itu akan menghadirkan Ketua BEM dari berbagai universitas kenamaan di Indonesia. Salah satunya adalah Alrescha, selaku Ketua BEM Kampus Biru. Acara tersebut akan membahas tanggapan mahasiswa dan Politisi Indonesia terhadap aksi 'Kartu Kuning' yang sedang marak sejak beberapa minggu lalu.
Masih mengenakan dobok, seragam tae kwon do, Alrescha memerhatikan satu per satu perwakilan BEM F yang sedang mengungkapkan pendapatnya. Sudah satu jam lebih rapat itu berlangsung. Namun semua perwakilan BEM F masih mempertahankan argumennya masing-masing dengan sangat kuat. Hingga kata mufakat tak kunjung terucap. Membuat Alrescha gregetan. Alrescha melirik jam tangan yang sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam.
"Boleh saya berbicara?" Alrescha menginterupsi.
Semua perwakilan yang hadir menghentikan kegiatannya saat debat berlangsung. Mereka menatap Alrescha yang menginterupsi debat itu. Sedari tadi Alrescha memang mempersilakan semua perwakilan BEM F untuk menyampaikan pendapatnya. Selama itu pula, ia mencoba menjadi pendengar yang baik saat beberapa teman-temannya memberikan aspirasi tentang materi yang akan disampaikan di acara talk show tersebut.
"Begini, kita memang diizinkan untuk menghadiri acara tersebut oleh Bapak Rektor. Akan tetapi, sesuai perjanjian, Bapak Rektor meminta kita untuk bersikap netral. Tanpa memihak siapa pun!" tegas Alrescha menjelaskan.
"Tapi Mas, kita harus bisa menyuarakan aspirasi kita dong! Ini kan negara demokrasi. Lagi pula yang dilakukan Radit itu benar kok, kan kenyataannya begitu," sela Sinta, salah satu perwakilan BEM Fakultas Ilmu Komputer.
"Iya, Mas Alres. Jangan sampai kita dianggap nggak setia kawan sama Universitas Negeri itu," imbuh Boy, Ketua BEM Fakultas Teknik.
"Lagipula apa yang Radit lakukan itu kan salah satu bentuk kritikan bagi pemerintah," tambah Rega, salah satu perwakilan BEM Fakultas Hukum.
Alrescha menatap ketiganya bergantian, "Sebagai salah satu perwakilan Kampus Biru, saya akan menjaga netralitas kampus kita sesuai dengan apa yang Bapak Rektor minta. Isu itu sangat rawan. Kalau kita salah dalam berorasi atau mendebat, nama kampus kita yang akan menjadi buruk."
Semua yang hadir tampak terdiam mendengarkan penuturan Alrescha. Apa yang dikatakan Alrescha memang benar adanya. Materi yang akan dibahas di acara talk show nanti sangatlah rentan untuk dijadikan bahan adu domba. Terlebih isu itu sudah berbalut aroma politik. Bisa jadi isu itu akan semakin berkembang nantinya.
"Saya akan bersikap netral saat berorasi atau menjawab pertanyaan dari host. Saya tidak menyalahkan atau pun membenarkan apa yang sudah Radit lakukan. Saya akan membawa nama baik kampus besok malam. Jadi saya minta kepada kalian semua untuk bisa mendukung saya nanti. Kita semua harus bisa menjalankan amanat Bapak Rektor dengan baik, menjaga netralitas dan nama baik Kampus Biru," tukas Alrescha lugas, "Apa ada yang keberatan?"
Semua terdiam seraya memandang Alrescha. Perlahan namun pasti, mereka menyetujui apa yang Alrescha sampaikan. Membuat. Alrescha mengembuskan napas leganya.
"Baik. Karena tidak ada yang keberatan, it's case closed. Next, bagaimana persiapan E-Pemira nanti?" tanya Alrescha mengenai pembahasan selanjutnya.
E-Pemira (Electronic Pemira) merupakan salah satu inovasi baru dalam Pemilu Raya Mahasiswa di Kampus Biru. Inovasi baru tersebut dapat meminimalisir surat suara yang tidak sah akibat kesalahan dalam mencoblos. Tahun ini, Alrescha mencoba kecanggihan dari sistem demokrasi berbasis teknologi itu. Karena bisa menghemat kertas untuk mendukung penggalakkan 'Go Green' kampus dan kecurangan di Pemira.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alrescha
RomanceDear my Pres BEM, Kita adalah sepasang orang asing yang Semesta satukan dalam satu rasa. Rasa rindu yang terbelenggu oleh cinta semu. Meski Semesta telah membuat kita menjadi satu, namun rasa rindu itu masih saja menggebu. Aku tak akan meminta balas...