25. Bintang Suar

459 55 120
                                        

Tepat pukul setengah tujuh pagi, Bintang telah sampai di tempat parkir apartemen Alrescha. Dibantu oleh supir sekaligus pengawal pribadi Alrescha, Bintang membawa beberapa makanan cepat saji sesuai perintah sang kekasih untuk sarapan bersama. Suara denting lift yang berbunyi menandakan bahwa Bintang telah sampai di tempat tujuannya. Ia bergegas masuk ke unit apartemen Alrescha setelah sidik jarinya dikenali oleh handle pintu pengunci digital.

"Assalamu'alaikum," salam Bintang diikuti Pak Dian di belakangnya.

"Wa'alaikumsalam," sahut Ibra dan teman-temannya yang berada di ruang tengah seraya fokus dengan smartphone masing-masing.

"Terima kasih, Pak Dian," ucap Bintang saat Pak Dian meletakkan sisa makanan dan minuman yang dibawa.

"Sama-sama, Mbak Bintang," sahut Pak Dian sopan.

"Pak Dian, kita sarapan bersama dulu, ya," kata Alrescha yang baru keluar dari kamar sambil menggulung lengan panjang kemeja hitamnya.

"Iya, Bang." Pak Dian menurut, duduk di salah satu kursi meja makan setelah dipersilakan oleh Alrescha.

"Ayo makan," ajak Alrescha pada Ibra dan rekannya.

"Sebentar, Bang." Ibra dan Zaki langsung menyahut.

"Sek, Bang," imbuh Reza dengan bahasa Jawa-nya.

"Huntmans, Hanoman, ready?" Suara Yuda yang sedang menjadi ADC sekaligus kapten di timnya.

"5 detik lagi," jawab Ibra dengan ID Huntmans.

"Hanoman's ready," sahut Bagas,

"Coke, siapkan ultimate," perintah Yuda pada sang jungler--Reza.

"Ready, Cok," kata Reza menyahut.

"Get ready. Gank, now!" seru Yuda bersemangat.

"Komet, closer!" Yuda meminta support-nya untuk mendekat--Zaki.

"Copy, Galaxy," ujar Zaki patuh.

Kepala Bintang menoleh saat diusap lembut oleh Alrescha. Alrescha sengaja menahan Bintang yang akan mendekati Ibra dan teman-teman. Para remaja lelaki itu sedang berlatih bersama dengan salah satu tim rival mereka yang tidak lolos ke babak play-off. Beberapa detik kemudian sorak-sorai terdengar. Menandakan jika tim Ibra memenangkan permainan tersebut.

"Nice!" seru Ibra gembira.

"We won."

"Yes, yes, yes."

"Jancok, toh, ultiku?"

"Ayo, cepat makan. Nanti keburu macet," peringat Alrescha.

"Dapat apa kalau menang?" ejek Bintang sebal.

"Dapat bonus, dong, buat perang nanti," sahut Ibra.

Reza, Zaki, Bagas dan Yuda bergegas ke arah meja makan menyusul Ibra. Di sana Bintang membagikan burger, kentang goreng, dan segelas kopi hitam pada Alrescha, Ibra beserta teman-temannya. Sementara Alrescha mengambil nasi uduk, nugget dan segelas kopi hitam untuk Pak Dian. Tersisa satu paket nasi uduk lengkap untuk Angga yang masih di kamar mandi.

"Bang Alres, di sana nanti dapat snack nggak?" tanya Zaki sopan dari ruang tengah.

"Huum. Kenapa?" Alrescha yang sedang menikmati burger-nya di ruang makan bersama Bintang dan Pak Dian menyahut.

"Kali kita lapar nanti, Bang," sahut Ibra yang duduk di karpet bersama dengan Zaki dan Reza.

"Iyo, Bang. Di hotel makanane pasti mahal, toh?" Reza menambahkan dengan bahasa campurannya.

AlreschaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang