26. Asterisma Bintang Kemintang

386 61 43
                                    

Untuk kesekian kalinya Bintang menutupi mulut dengan tangan saat menguap. Suasana hiruk pertandingan esports tidak bisa mengalahkan rasa kantuk Bintang saat ini. Menemani dan menonton Ibra bertanding sejak siang hari hingga petang, membuat Bintang merasa cukup lelah. Meski ia sempat beristirahat sejenak kala tim Mars sedang menunggu hasil pertandingan final lower brackets.

Ibra dan teman-temannya berhasil menumbangkan kompetitor kuat mereka di final upper bracket. Karena itu, mereka memiliki banyak waktu untuk beristirahat sejenak sebelum bertarung kembali di babak Grand Final. Grand Final akan dilaksanakan tepat pada pukul tujuh malam. Kondisi ballroom hotel pun sudah semakin riuh dan bising oleh para suporter tim yang hadir.

"Bi."

Bintang terperanjat ketika mendengar suara Alrescha di sampingnya, "Abang?"

Entah di mana Angga berada saat ini. Keberadaan Angga tiba-tiba telah tergantikan oleh kehadiran Alrescha. Alrescha bergegas menyusul Bintang setelah semua urusannya usai. Dengan jaket jumper berwarna hitam yang menutupi kemeja putihnya, Alrescha mencoba berbaur dengan para penonton. Tidak lupa mengenakan masker agar tidak ada orang yang mengenalinya.

"Ngantuk banget?" tanya Alrescha cemas.

"Masih lama?" Bintang balik bertanya karena ingin segera pulang.

"Satu babak lagi," terang Alrescha sambil menarik kepala Bintang untuk bersandar di pundaknya.

"Lama."

"Sabar, Sayang."

Pertarungan tim Mars Esports dan tim Carnage Esports berlangsung semakin memanas. Kemenangan tim Carnage Esports masih mendominasi. Di game pertama contohnya. Carnage memenangkan game hanya dalam 12 menit saja, dengan keunggulan 10 ribu net-worth.

Sementara Mars harus memenangkan game kedua lewat pertarungan sengit, bahkan hampir dikalahkan oleh Carnage. Dengan durasi permainan selama 14 menit dan tanpa keunggulan net-worth yang begitu besar. Game ketiga Mars mulai terseok-seok. Carnage memenangkan pertandingan tersebut di menit ke-18.

"Mars menang," ucap Alrescha yang membuat Bintang kembali membuka matanya.

Sorak-sorai bergemuruh lagi. Riuh teriakan para suporter Mars saling bersahutan. Mengiringi kemenangan tim Mars Esports. Di game keempat tadi, keadaan berbalik. Mars melawan balik dengan sangat galak. Pertandingan diselesaikan selama 20 menit, dan beda net-worth yang tipis-tipis sepanjang permainan.

"Langsung mulai lagi?" tanya Bintang.

"Huum. Mau tidur sebentar?" tutur Alrescha yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Bintang.

Game kelima telah dimulai. Suasana tegang tampak menyelimuti kondisi ballroom yang sunyi senyap. Hanya suara hero-hero dari game yang sedang bertarung kecil di layar besar. Diiringi komentar dari para komentator pertandingan.

Tim Carnage Esports mulai melawan balik. Harith dari lawan sungguh merepotkan Mars. Carnage pun bisa menyelesaikan pertandingan dalam 12 menit setelah satu kali push dengan Lord. Entah apa yang terjadi, Mars seperti kehilangan semua momentumnya pada game terakhir. Carnage menutup babak terakhir dengan dominasi yang sangat kuat.

"Bangun, Sayang," bisik Alrescha di tengah gegap gempita kebahagiaan pendukung Carnage Esports. "Ayo pulang."

"Hmmm. Udah selesai?" tanya Bintang yang baru saja membuka matanya.

"Mars kalah. Angga sudah menunggu mereka di samping arena. Ayo pulang," ajak Alrescha seraya membantu Bintang untuk berdiri.

"Kita langsung ke tempat parkir, Bang?" tanya Pak Dian.

AlreschaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang