20. Recik Supernova

1.9K 247 150
                                    

Harum aroma kopi yang menyengat tampak membuat Alrescha sedikit bersemangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harum aroma kopi yang menyengat tampak membuat Alrescha sedikit bersemangat. Dini hari tadi ia baru saja sampai dari Jepang, kemudian menghabiskan waktu untuk membetulkan skripsi yang beberapa hari lalu masih saja terdapat kesalahan di mata dosen pembimbing. Selesai salat subuh, Alrescha beristirahat sebentar sebelum pergi ke kampus untuk menemui dosen pembimbing dan bertemu dengan Bintang. Meski begitu rasa kantuk masih saja menyerang hingga detik ini.

Setelah meminum kopi, Alrescha menatap layar smartphone-nya dengan kecewa. Bintang kembali tak membalas pesan darinya. Hampir seminggu Bintang tak pernah sekalipun membalas pesan atau mengangkat telepon dari Alrescha. Hingga Alrescha uring-uringan setiap saat. Beberapa foto dan video Bintang yang dikirimkan kaki tangannya seakan tak mampu membuat hati tenang.

"Lagi bokek, ya, Bos? Sampai celana sobek-sobek gitu dipakai," seloroh Angga yang baru saja datang dan langsung duduk di samping Alrescha.

Alrescha mendongak, menatap Angga dengan malas, "Berisik."

Angga tertawa. Ia sepertinya tahu jika mood Alrescha sedang tidak bagus hari ini.

"Udah kelar skripsinya?" tanya Angga sebelum memakan nasi goreng yang baru saja dibeli.

"Revisi lagi," sahut Alrescha sebelum memakan kacang kulit. "Jadi wisuda bareng, kan?"

"Gimana caranya kita bisa wisuda bareng? Orang semester enam kemarin aja gue ada yang harus ngulang. Semester ini aja belum kelar. Judul proposal skripsi gue ditolak kemarin," sungut Angga yang merasa tersindir. "IQ gue di bawah Lo, Res. Inget?!"

"Semester delapan nanti, Lo harus kelar. Kalau nggak, Lo nggak akan bisa kerja di Ryotasoft." Alrescha memberi peringatan tegas kepada sahabat baiknya itu.

Alrescha memang lebih cepat menghabiskan semua mata kuliahnya hanya dalam waktu tiga tahun. Nilai dalam indeks prestasi setiap semester yang selalu hampir sempurna, membuat Alrescha bisa mengambil mata kuliah tambahan di semester atas. Dan di semester ganjil saat ini, ia sudah mulai mengerjakan skripsi agar bisa segera menyelesaikan study S1-nya.

Angga memimum teh hangatnya sebelum menyahut, "Insya Allah."

"Gue saranin Lo jangan terlalu sibuk deh, Res. Dari kemarin si Bara mepet Bintang mulu," tutur Angga ketika melihat Bintang masuk ke kantin bersama Happy dan diikuti Bara, adik tingkat yang sedang menjabat sebagai ketua UKM Karate di Kampus biru.

Alrescha mengikuti arah pandang Angga. Ia memerhatikan Bintang yang sedang membeli makanan bersama Happy dan Bara sebelum duduk di meja makan kantin fakultas.

"Kata anak-anak, Bara nganter Bintang pulang ke kos kemarin," imbuh Angga sebelum kembali memakan nasi gorengnya.

Tangan kanan Alrescha memasukkan smartphone ke dalam saku jaket. Kemudian beranjak berdiri tanpa berpamitan kepada Angga. Membuat Angga hanya bisa mengembuskan napas dengan kasar sembari memandang kepergian Alrescha yang mengarah ke meja makan Bintang.

AlreschaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang