12. Konstelasi cinta

2.1K 223 106
                                    

Bintang mengerjapkan mata saat mendengar suara alarm dari smartphone-nya berbunyi. Ia segera mengambil smartphone yang berada di atas meja nakas di samping tempat tidur dan langsung mematikan alarm-nya. Kepalanya menoleh. Ia terperanjat bukan main kala mendapati Alrescha berada di sampingnya. Memeluknya meski tak erat.

Dipandangnya wajah tampan Alrescha dengan lekat. Mengabsen satu per satu pahatan indah di wajah Alrescha. Keindahan yang selalu mampu membuat Bintang merasa tak percaya diri jika berada di samping kekasihnya itu. Perlahan ia terbangun tanpa ingin membangunkan Alrescha yang sedang tertidur nyenyak. Lalu segera beranjak ke kamar mandi dan ke dapur.

Sesampainya di dapur, Bintang membuka pintu-pintu kitchen set dengan berjinjit. Mencari beberapa bahan makanan yang bisa dimasak untuk sarapan. Ia mengambil roti gandum beserta margarine. Diceknya tanggal kedaluarsa yang berada di box margarine dan di plastik roti. Lalu mencari bahan-bahan pelengkap lainnya di dalam kulkas side by side. Diambilnya bawang bombay, telur, sosis, selada, tomat dan keju slice, sembari mengingat-ingat cara membuat egg sandwich yang pernah diajarkan mamanya dulu.

Pertama, Bintang mengiris bawang bombay dan sosis setelah mencuci tangan. Lalu mengocok telur yang sudah ditambahkan dengan garam dan lada untuk membuat omelet. Selanjutnya, Bintang menumis bawang bombay dan sosis dengan margarine sebelum menuang kocokan telur di teflon mini. Sembari menunggu omelet matang, ia mengoleskan roti dengan margarine dan memanggangnya di toaster.

Setelah omelet matang, Bintang menyusun selada di atas roti yg sudah dipanggang. Kemudian tomat, omelet dan keju slice. Bintang pun menambahkan saus dan mayonaise di atasnya, lantas menutupnya dengan roti lagi. Terakhir ia memotong egg sandwich itu membentuk segitiga.

Senyum Bintang tersungging, "Selesai."

Tangan kanan Bintang terulur saat notifikasi smartphone-nya berbunyi. Diambilnya smartphone yang berada di samping stoples. Perlahan kedua matanya melotot, ketika membaca pesan dari Happy.

"Astaghfirullah, tugas dari Pak Arif belum dikirim," kata Bintang sebelum melihat jam digital di layar smartphone-nya.

"Sepuluh menit lagi," gumam Bintang saat jam sudah menunjukkan pukul 06.50.

Bintang segera melepas apron yang dipakainya sebelum membuat sandwich. Lalu bergegas masuk ke kamar Alrescha untuk mengambil tas ranselnya. Kemudian mencari flashdisk di pouch tempat alat tulis. Bintang kembali mendesah, kala ia lupa membawa notebook. Diliriknya Alrescha yang masih tertidur nyenyak sambil memeluk bantal guling.

Dengan ragu, Bintang mencoba membangunkan Alrescha. Ia harus mengirimkan tugasnya melalui email sebelum jam tujuh tepat. Alrescha yang masih mengantuk, sangat malas untuk membuka mata. Meski suara Bintang terdengar merdu di telinganya, namun hal itu tak membuat kedua mata Alrescha terbuka dengan mudah.

"Abang, bangun!" ulang Bintang yang berusaha membangunkan Alrescha. "Abang, ayo bangun. Bintang mau pinjam laptop buat kirim tugasnya Pak Arif. Abang!"

Kedua mata Alrescha mengerjap saat mendengar Bintang ingin meminjam laptop untuk mengirim tugas, "Ambil aja di ruang kerja Abang, Bi," kata Alrescha, lalu kembali menutup matanya.

"Internetnya?" tanya Bintang, "kuota internet Bintang udah mau habis. Modem-nya juga ketinggalan di kos. Abang, bangun sebentar."

Alrescha pun kembali membuka matanya. Lalu memandang Bintang yang sedang duduk di hadapannya dengan tatapan memohon. Ia pun terbangun dengan malas.

"Ayo," ajak Alrescha ke ruang kerja sekaligus ruang bermainnya.

Alrescha menggandeng Bintang ke meja kerjanya. Lalu mendudukkan Bintang di kursi kerja. Kemudian menyalakan komputer dan memasukkan password dengan rangkaian huruf nama Bintang. Membuat kepala Bintang mendongak menatap Alrescha.

AlreschaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang