Kedua mata Bintang mengedar setelah turun dari taksi online yang ditumpanginya. Memandang kantor Alrescha yang begitu megah dan mewah. Perlahan ia melangkah masuk ke dalam saat pintu kaca terbuka otomatis. Dua orang security menunduk saat Bintang melewati mereka. Seakan mempersilakan Bintang untuk masuk.
Bintang langsung menuju ke bagian resepsionis untuk mendapat akses masuk ke kantor Alrescha. Hal pertama yang pernah Alrescha lakukan ketika mengajaknya berkunjung ke Ryotasoft. Senyum Bintang tersungging kala seorang resepsionis tersenyum menyambut kedatangannya.
"Selamat siang, Ibu. Ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis bernama Sari.
"Siang. Saya mau bertemu dengan Pak Alrescha," kata Bintang takut.
Sari memandang Bintang sekilas sebelum tersenyum kembali, "Apa Ibu sudah memiliki janji dengan Bapak Alrescha sebelumnya?"
"Belum, Mbak. Saya cuma mau bertemu Pak Alrescha sebentar saja," ucap Bintang dengan kedua matanya yang mulai merebak.
Kepala Sari mengangguk seraya tersenyum. Ia pun mencoba mengingat kembali wajah Bintang yang tak asing baginya.
"Saya hubungi sekretarisnya Bapak Alrescha dahulu, ya, Ibu. Maaf, dengan Ibu siapa?"
"Bintang. Bintang Manessa."
Sari kembali mengangguk sebelum menekan salah satu angka di telepon yang langsung menghubungkannya dengan sekretaris Alrescha. Ia pun teringat dengan Bintang. Wanita yang pernah dibawa oleh bosnya, Alrescha, saat meminta VIP guest card kala itu.
"Selamat siang, Pak Danang. Saya Sari, Pak. Dari bagian resepsionis. Ada tamu yang ingin bertemu dengan Bapak Alrescha sekarang," jelas Sari.
"Selamat siang. Tamu dari mana, Mbak? Penting?" tanya Danang.
"Ibu Bintang Manessa."
"Sebentar. Saya tanya Bapak dulu."
Sari tersenyum, "Tunggu sebentar, ya, Ibu."
Di ruang kerja, Alrescha menatap lekat layar komputernya. Di layar itu tampak Bintang yang sedang berdiri di bagian resepsionis. Ia terdiam, memerhatikan Bintang yang sangat dirindukannya. Seminggu lebih ia tidak bertemu dengan Bintang semenjak pertemuan terakhirnya di Grey Cafe. Ia pun telah mendengar kabar dari bianya, Aresh, yang bercerita bahwa Bintang telah mengundurkan diri dari Grey Cafe sejak tiga hari lalu. Hal yang sangat disyukuri oleh Alrescha saat itu.
"Masuk," perintah Alrescha saat pintu ruangannya diketuk. "Ada apa?"
Danang, sekretaris Alrescha, menunundukkan kepala setelah masuk dan berdiri di hadapan Alrescha, "Maaf, Pak. Ada tamu yang ingin bertemu dengan Pak Alres. Mbak Bintang Manessa."
"Hari ini saya nggak mau bertemu dengan siapa pun. Terkecuali dengan orang yang sudah memiliki janji sebelumnya," tutur Alrescha lugas.
"Baik, Pak."
Alrescha kembali menatap layar komputernya setelah Danang menutup pintu. Ia terus memandang Bintang yang masih setia menunggu di bagian resepsionis. Ia belum siap bertemu dengan Bintang kembali setelah apa yang sudah dilakukannya di Grey Cafe waktu itu. Alrescha yakin, jika perkataannya telah melukai perasaan Bintang. Hal yang tidak seharusnya dilakukan kepada Bintang. Dan Alrescha tak ingin menyakiti Bintang kembali untuk kesekian kalinya.
Di tempatnya, Sari tersenyum setelah menerima jawaban dari Danang, "Ibu, maaf. Bapak Alrescha sedang sibuk hari ini. Beliau tidak bisa menerima tamu sekarang."
"Oh," ucap Bintang kecewa. "Terima kasih, Mbak."
"Atau, Ibu mau saya jadwalkan bertemu dengan Bapak Alrescha besok?"
![](https://img.wattpad.com/cover/138474991-288-k400274.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alrescha
RomanceDear my Pres BEM, Kita adalah sepasang orang asing yang Semesta satukan dalam satu rasa. Rasa rindu yang terbelenggu oleh cinta semu. Meski Semesta telah membuat kita menjadi satu, namun rasa rindu itu masih saja menggebu. Aku tak akan meminta balas...