"BENUA JANGAN KESANA NAK." Jeritan Ibunya Benua acuhkan kala ia mendengar tangisan dari jendela yang letaknya berhadapan langsung dengan jendela kamarnya.
Benua terus berlari tidak peduli Ibunya mengejar serta menjeritkan namanya. Tangan kecil dengan ukuran yang sedikit lebih besar dari 2 tahun sebelumnya memutar knop pintu memasuki rumah berdesign kelas atas milik majikan Ibunya.
"Pa, ampun Pa."
"Pa, sakit.. Atlantik gak salah."
"Pa, jangan pukul Adik.."
"PAPA!!" Kedua lelaki seusia Benua menjerit seraya menangis merasakan sakit luar biasa di sekujur tubuh mereka. Tangisan itu teredam suara cambukan tali pinggang dan bentakan pria paruh baya. Suara-suara itu bagai jarum yang menusuk telinga Benua.
"Om, belenti!!" Seruan suara kecil milik Benua menghentikan Yugo memukuli kedua putranya.
"Anak pembantu! Keluar kamu dari kamar putra saya," bentak Yugo tak peduli meski yang di bentaknya saat ini adalah anak kecil seusia 4 tahun.
Benua tidak takut. Kedua kaki kecilnya yang sama ukurannya dengan milik kedua sahabatnya berlari memeluk serta mendekap erat mereka berdua. Benua menangis melindungi mereka.
"Hiks, Benua dicini Cipik.. Benua dicini Antik.." latah gadis kecil bernama Benua. Benuanya Pasifik dan Atlantik.
***
follow
diviafrky
atlannntik
pasifik.sifik
benuakiyowo
KAMU SEDANG MEMBACA
PASIFIK ATLANTIK
Teen FictionPasifik itu, Atlantik itu, Satu-satu manusia yang bisa mendeskripsikannya adalah Benua. Ini kisah sederhana. Kisahnya Pasifik, kisahnya Atlantik, sekaligus Benua. Gadis periang nan lucu dan gemesin yang selalu ada bersama mereka. "Benua itu peli...