39. PASIFIK ATLANTIK

165 43 28
                                    


komen di setiap paragraf bott double up!!

"ZOYAZI!" seru Zio mengejar Zoya yang baru keluar dari ruangan Pak Jenenge.

"Apa lo?!" Zoya mendelik seram pada Zio yang menghampirinya.

"Ih, garang banget, cih. Lo ngapain dari ruangan Pak Jenenge?"

"Bukan urusan lo! Maksud lo Zoyazi tadi apa coba? Gue ingetin nama gue Zoya!"

"Zoyazi itu singkatan dari Zoya-Zio bloon. Keren, kan?"

"Masih keren-an tai babi daripada tampang lo, Zi."

"Kalo gitu masih cakepan monyet betina daripada elo, Ya." Zoya menatapnya datar. Duh, Zio lupa tujuannya ingin minta maaf malah semakin membuat Zoya marah padanya.

Zio menggaruk telinganya yang tak gatal sama sekali. "Ya.."

"Apa?!"

"Jangan garang dulu kampret!" Zio menyentil hidung Zoya.

"Lo masih marah sama gue gara-gara gue bentak tadi pagi ya?"

"Tadi pagi kapan? Ini masih pagi." Zio jadi bercita-cita membanting Zoya ke lubang neraka Saqar.

"Tadi pagi waktu Dendi samperin lo bareng gue, Sifik, dan Atla bego!!" gedek Zio.

"Jadi lo maafin gue, kan, Yang?"

Zoya melotot. "Apa lo bilang?!"

"Eh, salah, ya, hehehehehe! Lo maafin gue kan, Ya?"

"Gak."

Zio menggeram rendah. "Lo masih jawab 'gak' gue peluk nih!" Zoya mendelik horor melihat Zio mengambil ancang-ancang ingin memeluknya.

"Zi, jangan edan gak lucu!"

"Peluk lo gak edan itu ungkapan kasih sayang namanya."

"Bacot! Lo pikir dengan cara kaya gini gue bakal maafin lo?!"

"Kan gue udah bilang kalo lo tetap jawab 'gak' gue nekat meluk lo. Gak muluk-muluk nih gue!" Zoya mengedarkan tatapannya ke sekitar. Beberapa murid yang berlalu lalang di lapangan mulai curi-curi pandang ke arah mereka.

"Zi, lo jangan macem-macem! Gak liat lo semua orang nengokin kita?!"

"Mana peduli Abang dek." Zoya memejam matanya mendorong emosi.

"Buruan jawab lo maafin gue atau enggak?"

"Gak!"

"HUAAAA ZIO LEPASIN!!" Zoya berharap tertimbun dan menghilang ke lempengan bumi yang paling dasar saat Zio dengan nekat memeluknya di lapangan sekolah mereka.

***

Flashback On

"Benua, Chandra, bisa tolong saya sebentar?" Benua yang kebetulan lewat bersama Zoya ingin ke kantin, tiba-tiba Pak Jenenge guru olahraga kelas 12, memanggil mereka dari ruangannya.

"Ya, Pak?" Sebagai Ketua Osis, tentu Chandra sigap menyikapi perintah Pak Jenenge.

"Mau ngapain, Pak, manggil Nua sama Chandra?" Zoya yang bertanya.

"Saya minta tolong ambilkan bola basket di gudang alat olahraga kita yang dulu."

"Terus saya?"

"Kamu bantuin saya beres-beres ruangan saya saja hitung-hitung memperbaiki nilai olahraga kamu yang sering remedial."

PASIFIK ATLANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang