35. PASIFIK ATLANTIK

138 40 4
                                    


jangan cape buat vote dan komen terus ya !! dukungan kalian penting banget buat bott

"Antik lepasin!" Benua memberontak meski Atlantik bersikeras tidak melepaskan tangannya.

"Kita perlu bicara," ucap Atlantik mereka sampai di koridor sepi dekat gudang. Benua langsung melepas tangannya dari genggaman Atlantik.

"Mau ngomong apa?" tanya Benua membuang muka enggan menatap lelaki itu.

"Tatap gue, Nua," tuntut Atlantik memaksa.

"Jangan paksa aku Antik. Sekarang bicara apa yang mau kamu omongin-"

"Tatap dulu mata gue," keukeuh Atlantik. Benua bernapas kasar terpaksa menoleh membalas tatapan lelaki itu.

Tapi bukannya mengatakan apa yang mau di katakannya Atlantik malah memojokkan Benua di dinding.

Benua sendiri merinding merasa takut juga was-was Atlantik mempersempit jarak mereka dan semakin memojokkannya ke dinding. Perbuatan Atlantik itu bereaksi pada jantung Benua yang awalnya, masih berdegup normal, menjadi tidak normal.

"A-Antik, jangan dekat-dekat."

"Kenapa? Ada yang marah, hm?" bisik Atlantik memiringkan kepalanya berbisik di telinga Benua.

"Gak ada orang lain, cuma ada kita berdua disini."

"...Tapi.. Kamu terlalu dekat N-nua gak bisa."

"Kenapa gak bisa?" tanya Atlantik kali ini menegak menatap langsung Benua dan mengunci tatapan mereka berdua.

Terjerumus dalam tatapan tajam itu Benua tak menyadari Atlantik semakin memangkas jarak diantara mereka.

"Aku minta maaf," bisik Atlantik hembusan napasnya menerpa bibir Benua.

"A-aku?"

***

"Nai, lo kenapa?" Zoya yang barusan datang ke kelas langsung disuguhkan pemandangan Naina yang melamun di mejanya.

"Nai, lo liat Nua gak? Dia belum dateng, ya?" imbuh Zoya sambil menaruh tasnya di meja. Ditanyai begitu Naina lantas merasa ada yang perlu ia tanyakan pada Zoya, mengenai Benua.

"Kamu sahabat Benua, kan, Ya?"

"Kenapa, Nai?"

"Kamu pasti tau banyak hal tentang Benua." Naina tidak memerdulikan raut bingung Zoya yang menatapnya.

"Maksud lo?"

"Aku mau tau, apa selama ini Benua dekat sama Atlantik?" Kerutan di dahi Zoya mendadak hilang setelah pertanyaan spontanitas dari Naina.

"Atlantik? Kenapa tiba-tiba lo tanya soal Atla dan Benua sama gue, Nai?" tanya balik Zoya ingin tahu. Firasatnya mengatakan kalau ada sesuatu pada Naina, dan itu berhubungan dengan Atlantik.

"Aku butuh jawaban kamu, Ya," desak Zoya menolak bertele-tele.

"Gue gak akan jawab sebelum lo bilang ke gue alasan lo tiba-tiba nanya tentang mereka." Naina membuang napas kasar.

"Tadi Atlantik kesini." Entah mengapa Naina benci mengingat kejadian beberapa menit yang lalu.

"Karena aku juga kenal Atlantik, aku kira dia datang kesini buat temuin aku. Tapi aku salah. Atlantik datang buat Benua."

I see, batin Zoya. Ia paham sekarang.

"... Sekarang giliran kamu yang harus jelasin sama aku, Ya, ada hubungan apa antara Atlantik dan Benua?"

Jadi dia belum tau kalo Benua itu sahabat Atlantik dan calon suaminya?

"Benua sahabat masa kecil Atlantik." Sambutan dari seseorang yang barusan masuk ke kelas mereka merampas atensi siswa dan siswi di kelas itu tak terkecuali Zoya dan Naina.

PASIFIK ATLANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang