V | Tikus.

354 31 13
                                    

[ 22 ]
(Typo Bertebaran)

•••


Ningning mati-matian menahan malu, ketika satu persatu anak-anak arsitektur mulai melihat kearahnya.

Hari ini kelasnya berakhir, Ningning berniat langsung pulang kerumah dan rebahan sampai puas, charge energi agar tidak low, persiapan parti dirumah Sheia. Namun list yang sudah ia susun dengan penuh ekspetasi di kepalanya, harus berantakan ketika Ningning sadar kalau dia sedang datang bulan.

Sialnya, si merah malah datang saat Ningning sedang ada di kampus bahkan sudah bocor, untuknya belum menjiplak di kursi.

Kalau bukan Julia, mungkin Ningning gak tahu kalau dia sudah bocor. Ningning segera mengikat cardigannya di perut dan menutupi bocor di celananya.

Terus, seakan belum cukup sial, hari itu Delia ataupun Dewi gak ada yang masuk. Mau minta Jay untuk menjemput, anak itu malah gak tahu keluyuran dimana. Bonusnya, Ningning gak bawa pad.

Udah, terpaksa Ningning banting stir. Dia memberanikan diri mencari Silas ke departemen arsitektur, saat ini cuma Silas yang bisa menyelamatkannya.

Tapi sekarang, Ningning rasanya mau putar balik. Anak-anak arsitektur melihat, menatap, melirik bahkan sudah ada yang berbisik-bisik ketika Ningning lewat. Kayaknya, satu kampus sudah tahu soal ciuman di lorong medisin itu.

Sumpah. Ningning seperti ingin mengubur wajahnya dalam-dalam ke lubang cacing. Dia tidak pernah merasa seperti ini, Ningning itu orang yang paking percaya diri. Tapi ketika datang pada Silas, seperti ada sesuatu yang menakan tingkat kepercayaan diri Ningning, terus-terusan berteriak pada Ningning agar menjaga urat malu untuk tetap konsisten.

Oke. Ningning gak sanggup lagi di lihat sama anak-anak arsitektur, dia putar balik. Entah bagaimana caranya dia bisa pilang hari ini-

"Ningsih!"

Langkah Ningning terhenti, dia berbalik untuk melihat siapa yang memanggil namanya tapi ia ingat kalau tidak ada satupun kenalannya yang berasal dari arsitektur.

"Lo Ningning kan?"

Ada dua orang cowok yang sekarang berdiri di depan Ningning, yang satu badannya kurus dan kulitnya putih, hampir seputih kulit Silas. Lalu yang satu lagi tinggi menjulang, mengingatkan Ningning pada tinggi badan Silas yang bikin kepala Ningning sakit karena Terlalu lama mendongak ketika berbicara dengan Silas.

Yang bertanya adalah cowok kurus berkulit putih.

"Iya." jawab Ningning.

"Lo ngapain disini?"

"Lah bego, nyariin Silas lah." kata si cowok jakung. "Btw gue Bilal, ini Resnu." katanya sembari merangkul cowok yang sekarang Ningning tahu bernama Resnu. "Kita berdua sohibnya Silas."

Ningning mengangguk. "Yaudah, kalau gitu-"

"Lo nyariin Silas?" tanya Resnu.

Ningning melirik sekitarnya sebentar, lalu ia menjawab. "Gak. Gue lagi nyari teman gue tadi."

Bilal menaikan sebelah alisnya mendengar jawaban Ningning. "Oke. Just in case, kalau lo nyariin Silas, dia ada di sekret. Dua gedung setelah masjid di dekat departemen hukum, yang warna biru sendirian."

Diary Keluarga BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang