10. Kapal Roma.

240 15 4
                                    

"Rome. One night. Ship."

- Nathalia Soedipdjo.

•••

Memutar stir mobil dengan tangan kanannya, Jeno melirik Nathalia--perempuan yang baru beberapa saat yang lalu di kenalkan oleh Rosa kepadanya--yang duduk tenang di sampingnya.

Suasana di dalam mobil memang hening, namun anehnya Jeno merasa tidak canggung sama sekali. Dibandingkan canggung, Jeno lebih merasa bahwa dia pernah bertemu Nathalia tapi tidak yakin apakah orang itu benar-benar Nathalia atau bukan.

Nathalia mendatangkan dejavû. Perasaan tidak asing, tapi sukar untuk di terka.

Penasaran membuat Jeno melirik Nathalia yang duduk tenang sekali lagi, mulutnya terasa gatal ingin bertanya dan akhirnya Jeno mengeluarkan suara. "Um, Nathalia, right?"

Nathalia lantas menoleh. "Iya."

"Kamu udah lama kenal sama mami aku?" kata Jeno berbasa-basi sebelum masuk ke topik inti.

"Bisa dibilang ya." jawab Nathalia. "Tante Rosa pelanggan tetap mama aku."

"Pelanggan tetap?"

"Cake, brownis-"

"Aaa." Jeno mengangguk, langsung mengerti. Ternyata, kue ulang tahun enak yang sering Rosa beli untuk merayakan ulang tahun anggota keluarga mereka berasal dari ibunya Nathalia.

"Gimana kuenya?"

"Enak." kata Jeno. "Tiap tahun mami selalu beli kue di tempat yang sama, berarti kuenya enak." Jeno menoleh pada Nathalia hanya untuk tersenyum sebelum kembali fokus ke jalanan.

"Puji Tuhan." kata Nathalia, ikut tersenyum.

Sungguh. Jeno merasa dia pernah melihat Nathalia, tapi dimana? Kapan ia bertemu gadis ini?

"Um, Nathalia." panggil Jeno tanpa menoleh, alhasil Nathalia yang malah menoleh ke arahnya.

"Apa kamu pernah liburan ke luar negeri?"

Kedua alis Nathalia terangkat mendengar pertanyaan Jeno.

"Maybe Rome?" tanya Jeno yang kembali melirik Nathalia, ingin tahu reaksi perempuan tersebut.

"Aku pernah ke Italia, tapi lebih sering di Milan." Nathalia menjawab. "Kayaknya pernah ke Roma sekali, kenapa?"

"Oh. Gak, gak apa-apa." jawab Jeno. "I just wonder, kayak pernah ngelihat kamu tapi gak tahu dimana."

"Oya?"

Jeno mengangguk. "Aku kayak pernah lihat kamu di dek kapal-"

Nathalia tertawa. Bahkan sebelum Jeno selesai menyelesaikan kalimat, ia sudah tahu dimana tempat yang Jeno maksud.

"Ya. Aku pernah liburan di kapal pesiar, tour." jawabnya.

Jeno mengangguk. Berarti, perempuan yang dia lihat berdiri di dek kapal waktu itu memang Nathalia.

"Gimana liburannya waktu itu? Seru?"

"Lumayan."

"Lumayan?" tanya Jeno mengerutkan kening. "Dari nada suara kamu, kayaknya kamu kurang senang."

"Yah, begitulah."

"Kenapa? Pelayanannya yang kurang atau gimana?"

Sebagai crew kapal, atau orang penting di dalam kapal, Jeno merasa bahwa kapal pesiar yang di nahkodai oleh kapten Syam itu luar biasa entah dari segi pelayanan, makanan, hiburan--semuanya sempurna. Dia merasa sedikit terganggu mendengar jawaban Nathalia, seolah-olah ada yang salah dengan kapalnya.

Diary Keluarga BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang