[ 10 ]
•••
Waktu sma, Silas pernah menemani sang nenek pergi ke gereja. Karena Silas beragama Islam, Silas tidak masuk ke dalam. Dia hanya menunggu di luar, duduk di bangku taman di bawah sebuah pohon.
Saat itu sedang gerimis, sebagai salah satu Pluviophile atau seorang penyuka hujan, tentu saja Silas menikmati sore itu.
Momentnya benar-benar pas. Silas duduk di bangku taman, di bawah sebuah pohon, dan gerimis di sore hari. Tapi Tuhan seakan tahu, bahwa kehindahan hari itu tidak akan lengkap jika Silas tidak melihat seorang gadis, yang berlari dengan gaun berwarna hitam dan mantel berbulu abu-abu persis seperti bulu serigala tersampir di bahunya.
Gadis itu berlari tepat setelah turun dari mobilnya, ketika ia lewat si hadapan Silas, Silas dapat mendengar gerutuannya tentang gerimis dan jalanan becek yang membuat gaunnya kotor.
Untuk pertama kalinya, ketika mendengar seseorang menggerutu tentang hujan, Silas tidak marah, entah mengapa, saat itu Silas malah tertawa kecil mendengarnya.
Ketika si gadis menghilang di balik pintu gereja, Silas tertarik untuk masuk dan melihatnya lagi. Sempat berperang sejenak dengan pikirannya, Silas akhirnya melangkahkan kaki ke dalam gereja.
Anehnya, saat masuk, Silas melihat tidak ada jemaat sama sekali. Termasuk keberadaan sang nenek, tapi hanya ada di gadis yang tengah berlutut di mimbar kecil yang berhadapan langsung dengan patung Jesus. Silas tebak, itu tempat permohonan. Sebab Silas melihat si gadis menyalakan lilin, lalu menyatukan kedua tangannya.
"God." dia memulai.
Silas diam, mendengarkan dengan seksama tentang hal apa yang akan gadis itu minta pada Tuhannya.
"Anda tahu kan?"
Anda? Silas terkejut dengan cara gadis itu memanggil Tuhannya.
"Aku hamba yang taat, aku tidak melewatkan ibadah dan selalu datang dan berdoa."
Silas tersenyum kecil mendengarnya.
"Aku sudah berusaha, aku belajar dengan giat-oke gak segiat itu-tapi at least aku berusaha. Tuhan tahu kan, im not good at every lesson. Satu-satunya kelebihanku adalah good looking, sementara otakku gak se-good looking muka aku."
Tawa kecil lolos dari mulut Silas, untungnya si gadia terlalu fokus dengan permintaannya dan tidak mendengar tawa Silas.
"So, pleaseeee." dia melanjutkan. "Cukupkan nilai aku buat ikut sbmptn, aku janji gak akan merokok diam-diam lagi."
Seorang gadis sma yang mengaku taad beribadah dan rajin datang untuk berdoa sekarang malah mengatakan kalau dia merokok? Diam-diam?
"Dan.."
Lagi? Silas bertanya dakam hati dengan alis terangkat. Apa gadis itu sedang tawar menawar dengan Tuhan?
"Aku mau masuk Hukum, tolong loloskan. Aku bakal berhenti pakai mantel berbulu, anda tahu seberapa suka aku sama mantel berbulu kan?"
Silas tersenyum geli mendengarnya.
"Silas."
Silas berbalik, ternyata sang nenek sudah ada di belakanh Silas. "Udah selesai, nek?"
Nenek Silas mengangguk. "Iya, nenek sudah ketemu sama pak pendeta. Kita bisa pulang sekarang?"
Silas melirik si gadis yang masih fokus berdoa, lalu ia kembali menatap sang nenek. "Ayo."
Kemudian mereka berjalan keluar.
"Silas kenapa masuk kedalam?"
Silas tersenyum. "Silas melihat sesuatu?"
Sang nenek tertawa dan memeluk kengan Silas. "Silas melihat apa?"
"Angel."
Malaikat. Kata yang terlalu berlebihan, tapi itulah yang Silas rasakan ketika melihat seorang gadis berlari di bawah gerimis hujan dengan makai gaun hitam dan mantel berbulu.
Malaikat apa yang memakai gaun berwarna hitam? Silas menertawakan pikirannya sendiri.
Saat itu, Silas menyimpan si gadis sebagai salah satu hal terindah yang pernah Silas lihat. Silas tidak pernah memikirkan kapan akan bertemu atau melihat gadia itu lagi.
Namun seindah rencana Tuhan di gereja hari itu, Silas kembali melihat si gadis berdiri diantara kerumunan mahasiswa baru. Si gadia berdiri diantara kerumunan anak-anak hukum. Rupanya Tuhan mengabulkan permohonan si gadis.
Silas bertanya-tanya, apakah si gadis juga memenuhi janjinya untuk tidak merokok diam-diam dan memakai mantel berbulu lagi?
"Ada yang menarik di mata?"
Silas ingat Hilal bertanya seperti itu padanya.
Saat itu, Silas berpikir sejenak. Apakah dia harus menanyakan tentang nama gadis itu oada Hilal? Dan Silas melakukannya.
"Ooh, yang itu." kata Hilal. "Yang gue dengar sih orang orang manggil dia Ningning, tapi dari yang gue baca nama lengkapnya Isvara Glorya Ningsih."
Isvara Glorya Ningsih. Ningning.
"Lo cowok kesekian yang nanyain namanya, kayaknya calon-calon primadona kampus. Tapi kenapa lo malah tertarik sama dia? Bukan tipe lo kan?"
Bukan. Tapi sudah lama Silas menaruh kekaguman.
•••
Tbc...
Tau gak, pas nulis bab ini, aku udah putar playlist spotify biar feelnya dapet. Terus kan aku copy dari wps office(aku biasa tulis dulu disana baru copy paste ke wp), terus kan belum ku paste di wp yang di wps udah kuhapus. Pas ku paste ke wattpad,,, sumpah pengen misuh.. Yang ke copy malah setengahnya. Gak nyampe setengah malah, dari 600 lebih kata yang ke copy cuma 200an,, anj😢. Yah salahku juga sih gak teliti dan gak periksa baik-baik.
Langsung hilang mood, untungnya spotify aku mutar lagunya cigerattes after sex. Dapet mood lagi, yaudah kutulis ulang, tapi feelnya udah gak kayak tulisanku yang pertama. Sumpah masih kesal🙂.
*stopcurhat🙄
Next kita berjumpa part duanya yah, beserta drama drama..😂
TYPO (*)
Seperti biasa besti..
*JanganLupaUangParkir😂Lot of luv,
Ciao bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Keluarga Bahagia
أدب الهواةMenurut google, keluarga adalah sekelompok orang yang disatukan dengan ikatan perkawinan, darah atau adopsi dalam lingkup rumah tangga yang saling berinteraksi dengan posisi sosial yang jelas. kalau menurut kamu, keluarga itu apa? #picbypinterest #...