[ 5 ]
•••
Sekarang, kalau ada yang tanya Rosa bagaimana rasanya naik motor? Rosa tidak akan memberikan jawaban tidak tahu, belum pernah naik motor, jangan tanya gue dan sebagainya. Rosa akan mengatakan, seru, rasanya menyenangkan.
Yah memang agak panas, tapi Rosa menikmati angin-angin yang menyapa wajahnya, Rosa juga berpikir kalau naik motor lebih cepat sampainya, sebab mobil biasanya terkena macet.
Dan yah, seperti kata Milan-yang Rosa tahu namanya dari Jaka-Rosa tidak perlu merasa khawatir di bonceng Jaka. Terbukti, Jaka berkendara dengan aman dan Rosa merasa nyaman. Jaka juga mengajak Rosa berbicara, tidak membiarkan Rosa duduk dengan canggung di boncengan.
Padahal baru bertemu dan berkenalan, tapi Rosa entah kenapa merasa jika percakapannya dengan Jaka seakan tidak ada habisnya. Jaka selalu punya pembahasan-pembahasan yang menghidupkan obrolan, pembahasan Jaka juga aneh, tapi menyenangkan.
"Neng Rosa kepanasan yah?" tanya Jaka ketika mereka berhenti di lampu merah.
"Dikit." Jawab Rosa.
"Lo gak alergi sinar matahari kan?"
"Gak."
"Kirain. Besok-besok nih motor gue pasangin payung."
"Buat apa?"
"Biar lo gak kepanasan kalau di bonceng gue."
"Emang lo mau boceng gue lagi?"
"Kalau gue sih mau, pertanyaannya lo mau apa gak?"
"Kalau motornya dipasangin payung, gue gak mau."
Jaka lantas tertawa. "Yaudah, batal di payungin kalau gitu."
"Kalau motornya moge juga gue gak mau."
Jaka mengerutkan kening. "Terus?"
"Gue naik juliet aja, lebih nyaman sama juliet."
"Dengerin tuh, jul." kata Jaka berbicara pada vespanya.
"Neng."
Rosa dan Jaka lantas menoleh ketika seorang ibu-ibu memanggil dan menepuk bahu Rosa.
"Kenapa bu?" tanya Jaka.
Si ibu menatap Rosa dengan tersenyum malu. "Di peluk atuh pacarnya neng, tangannya melingkar di pinggang kayak gini." kata si ibu sembari memeluk suaminya, mempraktekkan pada Rosa cara memeluk yang benar. "Bukan pegang jaketnya."
Jaka tertawa, sementara Rosa malah memerah karena malu.
"Aduh si eneng nya malah malu, baru pacaran yah?" tanya si ibu.
Jaka menggeleng. "Belum pacaran bu." jawab Jaka.
"Berarti akan."
"Amin." jawab Jaka.
Itu adalah obrolan singkat yang terjadi di lampu merah. Sejujurnya Rosa tidak menyangka kalau Jaka akan mengaminkan kalimat si ibu-ibu saat itu, makanya pas dengar Jaka bilang Amin pipi Rosa makin merah.
Ngomong-ngomong, sudah lewat dua bulan sejak Jaka mengantar Rosa pulang. Sejak saat itu juga, Jaka bisa dibilang jadi tukang ojek Rosa, biasanya tiga kali dalam satu minggu Jaka yang mengantar Rosa pulang, tapi di selingi dengan Jamal.
Jangan tanya bagaimana mereka bisa dekat, karena jujur Rosa tidak berkontribusi banyak. Jakalah yang paling berinisiatif mendekati Rosa, kalau menunggu Rosa maka jangan harap ada Jaka dalam hidup Rosa.
Makin hari mereka makin dekat. Rosa setiap hari belajar dan tahu hal baru dari Jaka, seakan-akan Jaka itu adalah Flynn Rider dan Rosa adalah Rapunzel yang terkurung lama di menara, lalu seperti Flynn, Jaka membawa Rosa keluar dari garis zona nyaman Rosa yang selama ini ingin Rosa lewati namun tidak bisa karena ketakutan akan hal-hal berbahaya yang dikatakan oleh sang papa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Keluarga Bahagia
Fiksi PenggemarMenurut google, keluarga adalah sekelompok orang yang disatukan dengan ikatan perkawinan, darah atau adopsi dalam lingkup rumah tangga yang saling berinteraksi dengan posisi sosial yang jelas. kalau menurut kamu, keluarga itu apa? #picbypinterest #...