X | Best of me.

354 33 2
                                    

[ 24 ]
(Typo Bertebaran)

•••


"Kalian mau kemana?"

Silas dan Jashan saling lirik, gak menduga Karina akan datang ketika mereka sedang berdiskusi untuk pergi ke kosan Hilal.

"Eng.." Jashan yang paling gak bisa bohong, cowok itu langsung gagu seketika. "Kita ke-"

"Perdos." jawab Silas.

"Iya, perdos." tambah Jashan.

"Ke kosannya Hilal kan?" tanya Karina.

"Lo gak boleh ikut." tegas Silas.

Karina lantas mengerutkan kening. "Kenapa? Apa Hilal masih gak mau ketemu gue?"

Jashan diam, memilih gak berbicara, ia menyerahkan segalanya pada Silas. Karena biasanya, ketika situasinya seperti ini cuma Silas yang bisa membuat Karina mengerti.

"Kar-"

"Kenapa dia gak mau ketemu gue?" tanya Karina. "Gue ada salah? Atau dia memang udah gak mau lagi lanjutin semua yang udah di mulai? Kalau gitu setidaknya dia harus mengakhiri, biar gue gak nunggin."

Silas menghela nafas. "Situasi Hilal saat ini lagi gak stabil-"

"Memangnya dia kenapa?"

"Karina." Silas dengan pelan mengeluarkan kalimatnya. "Hilal cuma menepi sebentar sampai dia merasa kalau dia sudah baik-baik saja, dia gak akan pergi-"

"Gue harus ketemu Hilal!"

Silas menahan lengan Karina. "Dengerin gue dulu. Hilal bukan cuma ngilang dari lo, tapi dari kita semua. Dia gak ngasih kabar, dia gak masuk kampus, gak muncul di komunitas, semua orang nyariin dia." Silas menjelaskan. "Ini adalah pertama kalinya Hilal ngehubungin Jashan, dia minta Jashan sama gue ke kosan-"

"Yaudah gue ikut!"

"Gak sama lo." kata Silas.

Jashan maju. "Hilal gak ngebolehin kita kasih tahu lo."

Karina mengerutkan kening, apa sebenarnya alasan Hilal tidak mau bertemu dengannya? Ia mendengus. "Gue tetap ikut."

"Karina-"

"Ok. Lo ikut."

"Shan!" Silas berbalik melihat Jashan. "Hilal gak ngebolehin."

"Tapi Karina juga butuh penjelasan."

Silas menghela nafas, ia kemudian berbalik pada Karina. "Jangan nanya yang macam-macam, jangan desak Hilal dengan banyak pertanyaan."

Karina mengerutkan kening. "Gak bisa, gue harus nanya ke dia-"

"Iya atau lo gak ikut." tekan Silas.

Karina mengangguk. "Deal."

***

Di sini mereka sekarang, kosan lantai dua tempat Hilal tinggal.

Karina menarik nafas, mempersiapkan diri. Ia sudah lama tidak bertemu dengan Hilal, sebab laki-laki itu terus menghindar dan bahkan sudah menghilang tanpa kabar. Karina tidak bisa menunggu lebih lama lagi, ia harus bertanya pada Hilal tentang masalah apa yang terjadi, dan jika memang Hilal sudah tidak mau melanjutkan, maka Hilal harus mengatakannya. Karina perlu tahu, apakah proposal yang dulu Hilal ajukan akan tetap berlanjut atau diakhiri.

Silas berbalik pada Karina sebelum membuka pintu. "Kar-"

"Jangan nanya yang macam-macam, jangan desak dia dengan banyak pertanyaan." kata Karina dengan cepat, sudah tahu Silas akan mengatakan sesuatu seperti itu.

Diary Keluarga BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang