Sasuke POV
Kalian berpikir bahwa aku orangnya brengsek? Iya, aku memang brengsek karena pernah membuat orang yang aku sayangi menangis selain brengsek aku juga bodoh. Aku sudah kebal dengan dikatain dengan sebutan brengsek apalagi bodoh karena Shikamaru selalu mengatai ku dengan bodoh.
"Kau tahu Sasuke, kesalahan terbesar mu adalah pernah mencampakkan berlian demi sampah yang tidak tahu diri. Kau pintar tapi soal perasaan kau yang paling bodoh bahkan Sai sepupu mu sendiri yang tidak mengerti apa itu perasaan jauh lebih baik dibanding diri mu"
Ya aku akui itu tapi sekarang aku mencoba untuk memperbaikinya sedikit demi sedikit. Perlahan tapi pasti, aku bisa membuktikan bahwa aku pantas untuk Naruto.
Aku melihat ke sisi tempat tidur ku yang terdapat foto ku dengan Naruto pada saat Naruto berkunjung ke rumah ku untuk merayakan musim panas bersama karena paman Minato dan bibi Kushina sedang sibuk. Di foto itu aku dan Naruto sedang memakan semangka tapi yang lucunya adalah di pipi kanan Naruto ada biji semangka dua biji yang jika dilihat dari jauh sekilas kelihatan seperti tahi lalat.
Aku yang teringat kembali akan memori itu hanya mampu tersenyum tapi ada juga perasaan sedih dan juga sesal "Dobe, maafkan aku yang bodoh ini. Aku harap kau masih menerima ku yang brengsek ini"
Lama aku tenggelam dengan pikiran ku sendiri aku bahkan tidak menyadari kehadiran Itachi niisan yang lagi berdiri di pintu kamar ku.
"Kau sedang apa Sasuke"
Aku yang mendengar suara seseorang di kamar ku pun lantas menolehkan kepala ku ke sumber suara dan aku terkejut karena Itachi niisan sedang berdiri di depan pintu kamar ku.
"Baka aniki kalau mau masuk pintunya diketuk dulu"
"Aku sudah mengetuk pintu mu sebanyak lima kali tapi kau tidak dengar jadi yasudah aku langsung masuk"
"Ada apa perlu apa ke sini?"
Itachi tidak langsung menjawab dan memilih untuk masuk ke kamar ku lalu duduk di samping ku dan menatap ke arah foto diri ku bersama Naruto.
"Aku ingat di saat kau dan Naruto masih dekat dulu, kau selalu tidak rela ketika aku dekat-dekat dengan Naruto"
"Karena kau menyebalkan baka aniki"
Itachi niisan hanya terkekeh mendengar perkataan ku.
"Sasuke aku tahu kau menyukai Naruto tapi gengsi dan ego mu jauh lebih berkuasa dibandingkan dengan perasaan mu sendiri makanya kau berbuat bodoh"
Aku diam tidak membantah sama sekali karena benar adanya bahwa aku menyukai Naruto tapi aku gengsi untuk mengatkannya.
"Pada saat kejadian itu terjadi kaasan amat sangat marah pada mu begitu juga dengan otousan. Mereka sampai mendiami mu selama dua bulan penuh mungkin kaasan dan otousan masih kesal terhadap perbuatan mu"
Aku yang mendengar itu hanya mampu menatap niisan ku yang menatap ku dengan sorot mata yang lembut dan mengusak rambut ku halus.
"Aku tahu kau sedang berusaha mendapatkan kepercayaan si pirang tapi Sasuke sekali kepercayaan tidak dihargai maka kau susah mendapatkan kepercayaan yang sama untuk kedua kalinya"
Itachi niisan menatap langit-langit kamar ku yang berwarna putih entah apa yang dia pikirkan.
"Percayalah Sasuke, Naruto sedang melihat usaha mu dan seberapa jauh kau berusaha untuknya. Kenapa aku bisa tahu? Itu karena Naruto juga menyukai mu"
Aku yang mendengar hal itu lantas menatap Itachi niisan dengan sorot tidak percaya.
"A-apa maksud niisan? Naruto menyukai ku?"
"Dasar baka otouto, Naru menyukai mu kenapa dia mengabaikan mu itu sebagai bentuk untuk mempertahankan dirinya agar dia tidak disakiti lagi. Jangan kau pikir Naruto tidak mendapatkan pengakuan cinta di sekolah. TERLALU SERING!! Tapi dia menolak"
"Karena?"
Itachi niisan menatap ku dengan tatapan datar
"Ya karena kau lah jadi siapa lagi? Jadi kau mau Naruto berkencan dengan yang lain dan bukan diri mu?"
Aku menggelengkan kepala ku dengan heboh "akan aku patahkan leher orang itu jika dia berani merebut Naruto dari ku"
"Maka dari itu berusaha lah lagi jangan sampai lepas. Ingat kita ini Uchiha, apa yang Uchiha inginkan harus kita dapatkan"
"We see it, we like it, we want it, WE GOT IT" ucap ku dan Itachi secara bersamaan dan setelah itu Itachi menyentil dahi ku dengan cukup keras.
Taakkk
"AWW!! SAKIT BAKA ANIKI!! Kenapa kau menyentil dahi ku?" Sambil mengusap dahi ku pelan.
"Siapa suruh kau bodoh"
"Hn"
Dan setelah mengobrol cukup lama akhirnya Itachi pergi juga setelah ku usir dengan cara tidak elit. Setelah kepergian Itachi, aku jadi kembali termenung akan apa yang telah terjadi antara aku dan Naruto.
"Tidak ada gunanya aku menyesali kejadian di masa lalu karena itu tidak akan mengubah apapun. Lebih baik aku jadikan pelajaran agar aku bisa jauh lebih baik"
Aku menatap foto polaroid yang aku tempelkan di dinding kamar ku yang berisikan momen kebersamaan ku dengan Naruto tapi lebih banyak foto Naruto yang aku bentuk menjadi bentuk hati
"Aku terlalu mencintai mu dobe amat sangat" dan setelah itu aku memilih untuk beristirahat dan berharap aku memimpikan Naruto.
Sasuke bucin banget ama Naruto:) beda sama author karena gaada yang bucinin nasib jomblo emang ngenes:))
Akhirnya aku up:) ada yang kangen aku gak? Enggak? Oke fine aku rapopo aku gwenchana:(((
Readers be like "apa sih thor?"
Dahlah aku pundung😔Meme ini sangat menggambarkan readers aku karena updatenya lama banget. Tapi aku sayang kalian💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Hearted [END]
FanfictionNaruto adalah anak yang ceria dan murah senyum tapi itu dulu, mata sebiru langit dan sejernih samudra perlahan-lahan redup dan kehilangan cahanya. Naruto kehilangan senyumnya karena diabaikan. "Kaachan, naru gambar kaachan dan tousan" "Naru jangan...