Naruto sedang menuju ke rumah setelah menikmati kemenangan mereka dengan makan-makan yakiniku. Selama perjalanan Naruto banyak memikirkan hal-hal yang selama ini ia alami, mulai dari kejadian yang menimpa dirinya dengan Sasuke, touchan dan kaasannya yang mengabaikannya yang berakhir membentuk persona dirinya yang baru.
Persona yang dingin tidak tersentuh, gelap dan tidak memancarkan aura kehangatan seperti dulu. Sesampainya di Naruto di mansion megah miliknya, ia sudah disambut oleh Minato dan Kushina yang sedang menatap ke arahnya.
"Ohh kalian datang? Ku kira setelah membuang ku kalian tidak akan pernah sudi untuk menginjakkan kaki disini"
Minato mendengar penuturan dingin anaknya itu hanya bisa menghela nafas menoleh sebentar ke arah Kushina yang masih tidak memalingkan atensinya dari anak semata wayangnya itu.
"Naruto touchan ingin kau jujur" mendengar hal itu Naruto menaikkan satu alisnya seolah-olah ia tidak memiliki waktu untuk pertanyaannya touchannya.
"Apa kau selama ini mengikuti balap liar?"
Naruto sama sekali tidak terkejut dengan hal ini karena Naruto sendiri sudah menduga Minato dan Kushina mengetahui hal ini cepat atau lambat. Alih-alih menjawab, Naruto jalan melewati Minato dan Kushina seolah-olah keberadaan mereka tidak penting.
"JAWAB TOUCHAN MU NARUTO!!"
"IYA!! AKU IKUT BALAP LIAR SIALAN!! PUAS KALIAN?!!"
Mendengar hal itu Minato juga Kushina terkejut, sangat terkejut terlebih-lebih mereka tidak melihat keraguan sedikit pun dari mata biru sang anak.
"Kenapa? Kenapa kau melakukan itu?"
Naruto mendecih dan memandang remeh ke arah Minato juga Kushina "Hanya ingin, siapa tau dengan cara itu aku bisa pergi tanpa harus melihat wajah menjijikkan kalian"
Naruto POV
Aku melihat ke arah orang yang di depan ku ini yang sialnya adalah touchan dan kaachan ku, tapi masih mempertanyakan kredibilitas mereka apakah masih pantas disebut sebagai tousan dan kaasan ku setelah semua perbuatan sampah yang mereka perbuat pada ku? Membayangkan mulut ku memanggil mereka dengan sebutan otousan dan okasan membuat ku bergidik ngeri dan ingin muntah.
"NARUTO!! JAGA UCAPAN MU!! BAGAIMANA PUN KAMI INI MASIH ORANG TUA MU YANG SUDAH SUSAH PAYAH MENJAGAMU DARI KECIL HINGGA SEKARANG!! HARUSNYA KAMU BERTERIMA KASIH!!"
"Terima kasih"
"A-apa?"
"Itu kan yang kalian inginkan kan? Sebuah ucapan terima kasih jadi aku berterima kasih"
"Kamu jadi anak tidak pernah sopan sama orang tua, kamu dapat dari mana kelakuan kurang ajar seperti ini?"
Aku menunjukkan raut bingung ku karena setau ku orang-orang sialan ini tidak pernah ada untuk mendidik ku.
"Loh? Emang kalian pernah ada di rumah ini? Pernah ada di samping ku untuk membimbing ku? Sepertinya tidak jika aku bertanya dengan anjing tetangga pasti jawabannya sama TIDAK PERNAH!!" aku menekan kata-kata yang terakhir agar mereka sadar tapi aku ragu karena orang di depan ku ini sama sekali tidak pernah sadar.
"Aku menyesal telah meahirkan mu Naruto"
"Sama, aku juga menyesal mempunyai orang tua tidak berguna seperti kalian"
PLAKK
"Jaga ucapan mu kepada istri ku"
"Dan kau juga beserta istri mu juga menjaga sikap serta kata-kata kalian kepada ku" dan aku membalas memukul Minato dengan pukulan yang jauh lebih keras. Aku melihatnya tersungkur dan aku sama sekali tidak memiliki niat untuk membantu.
"Dengar sialan, aku tidak peduli jika kalian melakukan hal ini untuk kebaikan ku karena aku tidak pernah meminta. Jika kalian pernah melakukan kesalahan itu karena kalian terlahir tidak memiliki otak kalian yang salah aku yang kena getah. Tidak heran kalo ada yang direbut dari kalian"
"N-n-naruto apa yang kau bicarakan?"
"Tidak tahu, pikir saja sendiri jika masih memiliki kemampuan untuk berpikir"
Aku pergi meninggalkan mansion sialan ini SUDAH CUKUP!! AKU MUAK!! TERSERAH KAMI SAMA MAU MENGATUR HIDUP KU GIMANA!! aku hanya menjalankan hidup ku sesuai dengan kemauan kami sama.
Aku menaiki kembali motor dan melaju kencang agar aku bisa pergi jauh dari tempat yang isinya orang terkutuk seperti mereka. Di malam yang sepi dan di jalan yang sepi ini, aku meluapkan semua rasa marah dan rasa kesal ku karena aku sudah terlampau muak. Aku melajukan motor ku dengan kecepatan tinggi aku tidak peduli bila ada yang terluka yang aku pikirkan adalah aku meluapkan semuanya.
Aku membelah jalan kota Tokyo dengan kecepatan tinggi
"AHHHHH!!! PERSETAN DENGAN SEMUANYA!! KENAPA HIDUP KU SANGAT MENYEDIHKAN!! APA KAU MENDENGAR KU KAMI SAMA?!! KENAPA KAU TIDAK PERNAH MENJAWAB?!! JIKA KAU SENANG MELIHAT KU MENDERITA AMBIL SAJA NYAWAKU KARENA AKU SUDAH TIDAK PEDULI!!"
TiinnnTiiin
Melihat ada truk yang melaju dengan kencang di depan ku, aku reflek menarik rem motor ku tetapi terlambat. Aku tidak sempat mengelak dan berakhir tertabrak dan yang ku rasakan adalah tubuhku terpelanting sangat keras dan terlempar cukup jauh.
Aku tidak bisa melihat dengan jelas dan yang ku rasakan adalah rasa sakit yang amat sakit. Semuanya kabur sampai pandangan ku mengabur dan samar-samar aku mendengar seseorang memanggil nama ku
"NARUTTOOOO!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Hearted [END]
FanfictionNaruto adalah anak yang ceria dan murah senyum tapi itu dulu, mata sebiru langit dan sejernih samudra perlahan-lahan redup dan kehilangan cahanya. Naruto kehilangan senyumnya karena diabaikan. "Kaachan, naru gambar kaachan dan tousan" "Naru jangan...