Kaneki adalah anak pindahan dari Suna ia dipindahkan karena sekolah lamanya sudah tidak tahan dengan kelakuan Kaneki yang pembangkang dan suka membuat masalah. Pernah satu kali Kaneki menghajar anak dari sekolah lain sampai-sampai anak tersebut mengalami cedera patah tulang leher dan harus dilarikan ke rumah sakit dan orang tua dari anak tersebut mendatangi sekolah untuk melakukan protes sekaligus menuntut pihak sekolah untuk mengeluarkan Kaneki.
Karena pihak sekolah yang terus menerus mendapat tekanan dari pihak luar dan juga sekolah terus mendapatkan masalah karena perbuatan Kaneki maka keputusan akhir sekolah mengeluarkan Kaneki tanpa adanya penolakan atau bantahan dari pihak manapun. Kaneki yang mendapat kabar tersebut hanya bisa diam tanpa merespon, dia hanya menunjukkan raut wajah datar seakan-akan dia tidak peduli dia mau dikeluarkan dari sekolah atau tidak.
Orang tua Kaneki? Mereka bahkan tidak peduli dengannya dan ketika mereka mendengar Kaneki yang telah dikeluarkan dari sekolah pun mereka tidak marah. Bahkan orang tua Kaneki menyuruh bawahan mereka untuk mencarikan Kaneki sekolah yang baru dan disini lah Kaneki sekarang, di sekolah Konoha dan mereka sekalipun tidak mendampingi Kaneki.
"Aku sudah terbiasa dengan semua ini bahkan aku tidak ingat apakah aku masih memiliki orang tua atau tidak" itu yang dikatakan Kaneki kepada kepala sekolah Konoha Junior High School. Mendengar hal itu kepala sekolah merasa simpati terhadap Kaneki, kenapa ada orang tua yang setega itu memperlakukan anak mereka layaknya seperti orang asing yang tidak mereka kenal?
Setelah semua hal yang diperlukan sudah terpenuhi dan sudah selesai diurus, kepala sekolah mengajak Kaneki berkeliling dan mengenalkan lingkungan sekolah agar Kaneki dapat jauh lebih mengenal lingkungan ini dengan baik. Kaneki mendengar apa yang dikatakan oleh kepala sekolah dengan baik walaupun Kaneki merasa bosan karena sepanjang jalan kepala sekolah terus berbicara.
"Jadi Kaneki kun jika kau ada masalah jangan sungkan untuk mengatakannya kepada ku, aku tahu kau anak yang baik hanya saja kau kurang akan kasih sayang ke dua orang tua mu makanya kau menjadi seperti ini"
Mendengar hal itu Kaneki merasa sedikit senang karena baru pertama kali ada seseorang yang memahaminya karena di sepanjang hidupnya dia hanyalah seorang diri yang hidup di antara banyaknya manusia. Kaneki sadar jika dia merasa senang walaupun wajahnya tetap datar namun perasaan senangnya tidak bisa dibohongi.
"Jangan asal berbicara pak tua aku baik-baik saja"
"Tentu saja kau baik-baik saja namun semua itu hanya tampak luarnya saja tapi di dalam belum tentu jangan berpura-pura bahwa kau itu kuat, terkadang kita menangis bukan karena kita lemah itu tandanya kita semakin kuat seiring berjalannya waktu. Itu tergantung sikap mu bagaimana kau mengatasi semua masalah dan kesedihan mu"
Kaneki menatap mata kepala sekolah dan Kaneki sadar bahwa tatapan yang ditujukan bagi Kaneki bukan tatapan kebencian melainkan tatapan lembut yang tulus. Jujur saja, Kaneki belum pernah ditatap dengan lembut dan tulus oleh orang-orang di sekitarnya yang selama ini ia terima adalah rasa sepi dan kosong.
"Aku tahu kau kesepian maka kau melakukan hal yang tidak baik agar orang tua mu dapat memperhatikan mu walau kau akan dimarahi atau bahkan dipukul namun dengan itu kau sedikit senang. Jangan sungkan kepada ku, ceritakan semuanya dan percayalah beban mu akan berkurang walau sedikit" setelah mengatakan itu, kepala sekolah pergi meninggalkan Kaneki sendiri tapi sebelum itu ia menepuk pundak Kaneki lembut dan tersenyum di akhir.
Lama Kaneki berdiri di lorong menunju taman sekolah, tidak terasa air mata jatuh dari pelupuk mata Kaneki. Kaneki bahkan menutup mulutnya rapat agar suara isakan tidak keluar atau didengar oleh orang lain, Kaneki tidak mau jika ada orang lain yang melihatnya menangis.
"Otousan okasan, kenapa kalian mengabaikan ku? Apa salah ku?"
Kaneki POV
Aku memutuskan untuk tidak pergi ke kelas ku maka dari itu aku ke perpustakaan dan disini lah aku tidur di salah satu meja yang ada di perpustakaan. Aku memilih meja yang agak jauh dan terdapat di pojok ruangan jadi tidak ada yang tahu jika aku ke perpustkaan hanya untuk numpang tidur. Tapi aku tidur ku terganggu karena ada suara di salah satu rak buku yang tidak jauh di depan ku, pada saat aku membuka mata ku. Aku melihat seseorang yang memiliki rambut berwarna kuning yang lagi kesusahan mengambil buku yang terdapat di rak yang lumayan tinggi.
Lama aku memperhatikannya sampai aku tidak sadar jika aku tersenyum dan ketika aku sadar apa yang baru saja aku lakukan, aku segera menggelengkan kepala ku tapi sebelum aku memustuskan untuk membantunya. Aku ingin melihat wajahnya yang bisa dibilang imut untuk ukuran laki-laki.
"Lucunya" dan lagi-lagi aku tidak sadar jika aku mengatakan hal itu sambil tersenyum, setelah puas melihat dan memperhatikan orang tersebut. Aku memutuskan untuk membantunya dan aku berjalan ke arahnya mengambil buku yang dia mau.
Setelah aku berhasil mengambilnya dan segera menyerahkan bukunya kepada orang yang di depan ku dan bocah pirang ini segera mengambil bukunya tidak lupa dengan ia mengucapkan terima kasih karena aku sudah membantunya. Dia berbalik dan ingin segera pergi tapi dia berhenti karena aku menanyakan namanya.
"Nama mu siapa?"
"Naruto, Uzumaki Naruto"
Aku mengangguk sebagai respon dan setelah itu dia pergi, tidak lama setelah itu aku juga memutuskan untuk pergi ke kantin karena aku sudah sangat lapar. Dan setibanya aku di kantin, aku memilih untuk duduk sendiri di salah satu meja karena aku terlalu fokus terhadap makanan yang ku makan aku tidak sadar jika ada seseorang yang memperhatikan ku dari jauh.
Karena aku merasa jika ada seseorang yang memperhatikan ku, aku segera mencari siapa orang itu dan ketemu. Aku melihat si bocah Uzumaki itu sedang duduk di bangku yang jaraknya tidak jauh dari meja yang ku tempati sekarang. Dan pada saat aku melihat ke arahnya, dia segera menolehkan kepalanya ke arah temannya dan aku cukup terhibur dengan reaksinya karena menurut ku reaksinya sangat lucu.
Dengan salah tingkah dan muka yang sedikit bersemu merah aku semakin betah melihat bocah pirang itu. Aku baru sadar satu hal, matanya sangatlah indah dan cantik aku jadi ingin melihat matanya yang ikut tersenyum. Jika ku perhatikan lebih seksama, warna matanya sebiru laut begitu jernih dan indah.
Tapi aku kembali sadar karena sedari tadi ada seseorang yang memperhatikan ku dari jauh, setelah aku lihat-lihat lagi ternyata ada seorang bocah dengan surai raven yang rambutnya mirip dengan pantat ayam. Dia menatap ku dengan tatapan datar dan aku bisa melihat aura di sekeliling tubuhnya mengeluarkan aura hitam pekat.
"Kenapa si bocah ayam ini menatap ku? Dan auranya jelek sekali pantas saja dia hanya memliki 2 orang teman karena selain jelek dia mirip ayam"
Aku tidak memperdulikan tatapan bocah ayam itu dan memilih melanjutkan makan siang ku yang sempat tertunda.
HAIII MINNA apa kabar? Baik? semoga kalian baik-baik aja ya. Aku update loh hari ini:))) gimana gimana? SENENG GA? SEMOGA KALIAN SUKA YANG SAMA UPDATE AN HARI INI.
DAN AKU BARU SADAR KALO READERS BOOK AKU UDAH 1K LEBIH!!! AAAA MAKASIH SEMUANYA YANG UDAH BACA, YANG UDAH KASIH VOTE, SAMA YANG KOMEN JUGA. AKU TERHARU DAN SENENG BANGET KALO BUKAN KARENA KALIAN BOOK INI GA BAKAL NYAMPE 1K YANG BACA. UNTUK RAYAIN READERS BOOK AKU YANG UDAH TEMBUS 1K, AKU UPDATE BESOK!! SEBENERNYA JADWAL UPDATE KU DI HARI RABU DAN DI HARI MINGGU TAPI UNTUK RAYAIN READERS 1K AKU BAKAL UPDATE BESOK SO.... STAY TUNE YA!! LOVE YOU ALL💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Hearted [END]
FanfictionNaruto adalah anak yang ceria dan murah senyum tapi itu dulu, mata sebiru langit dan sejernih samudra perlahan-lahan redup dan kehilangan cahanya. Naruto kehilangan senyumnya karena diabaikan. "Kaachan, naru gambar kaachan dan tousan" "Naru jangan...