Playing: Lonely (Jeonghyun ft Taeyeon)
Matahari adalah tata surya yang paling terang dan juga memancarkan aura yang hangat kendati demikian tidak dengan Naruto. Walapun Naruto sendiri dijuluki 'matahari' dari teman-temannya tetapi julukan yang pantas untuk ia dapatkan adalah 'matahari yang menangis' atau 'bunga mathari yang tak lagi memancarkan kehangatan'.
Naruto melampiaskan kesepian yang ia rasakan dengan cara belajar dan juga balapan, apakah Kushina dan Minato tahu tentang hal ini? Tentu saja tidak karena mereka terlalu sibuk dengan dunia mereka sendiri. Satu-satunya orang yang tahu jika Naruto balapan adalah Iruka tetapi apa daya Naruto tidak pernah mendengar perkataan serta nasehat supir pribadinya itu tetapi Naruto sekalipun tidak pernah menganggap Iruka hanya sebatas supir pribadi.
Pernah satu malam Iruka mendapatkan telpon dari rumah sakit yang mengatakan bahwa Naruto tengah mengalami luka parah dan hampir saja kehilangan nyawanya tetapi untungnya Naruto segera dibawa ke rumah sakit terdekat. Iruka yang mendengar hal tersebut tidak bisa menahan tangisnya dan langsung menuju rumah sakit tempat dimana Naruto dirawat.
Sesampainya disana, Iruka menangis sambil memegangi tangan Naruto sungguh ia tidak tega dengan melihat kondisi Naruto yang kepalanya diperban dan tangan kirinya digips. Untung saja Naruto tidak harus memakai alat bantu nafas tetapi tetap saja Iruka khawatir akan kondisi Naruto.
"Naruto kun, apa yang kau pikirkan? Kau bisa saja kehilangan nyawa mu karena hal ini" Iruka mengatakan hal itu sambil memegangi tangan Naruto yang tidak diperban. Mendengar hal itu Naruto hanya tertawa sinis dan menatap Iruka.
"Aku mati pun mereka takkan peduli, orangtua sialan yang tidak berguna"
Iruka hanya bisa terdiam dengan tatapan sendu sedangkan Naruto menatap langit-langit rumah sakit entah apa yang sedang bocah pirang itu pikirkan, entahlah mungkin ia memikirkan jika ia terlahir kembali Naruto akan memilih hidup dalam sebuah gubuk tetapi dengan keluarga yang lengkap serta isi yang lengkap juga.
"Aku lebih baik tinggal dengan orang lain asalkan aku terlihat" Naruto bahkan membuang semua lukisan yang ia lukiskan untuk Kushina dan Minato karena sudah tidak ada artinya lagi.
Minato POV
Aku sangat lelah dengan semua tumpukan kertas yang menggunung ini dan sialnya aku harus memeriksanya karena ini adalah berkas-berkas yang amat sangat penting.
Tok Tok Tok
"Masuk" Aku menyuruh orang yang mengetuk pintu untuk masuk ternyata yang mengetuk pintu adalah Kakashi yang menjabat sebagai sekretaris sekaligus tangan kanan ku yang ku beri tugas untuk memantau kegiatan Naruto.
"Ada apa Kakashi?"
"Minato sama ini dokumen yang anda minta" aku mengambil dokumen yang Kakashi berikan kepada ku dan segera membacanya. Kata perkata aku baca dan setelah ku telaah kembali ini tidak sesuai dengan apa yang aku inginkan.
BRAAKKK
"APA-APAAN INI KAKASHI?!! KENAPA BISA SEPERTI INI? JIKA SEPERTI INI MAKA HAK ASUH AKAN NARUTO AKAN JATUH KEPADA MEREKA SEPENUHNYA!! APA KAU INGIN AKU DAN KUSHINA KEHILANGAN NARUTO?!!" Kakashi tidak bergeming di tempatnya dan mengambil semua berkas yang aku lempar tadi, menyusunnya kembali dan mearuhnya kembali di atas meja ku.
"Minato sama, saya telah melakukan persis apa yang anda perintahkan tetapi cara yang anda terapkan salah yang membuat anda dan Kushina sama semakin kehilangan hak asuh akan Naruto"
"APA KAU BILANG?!! CARA KU YANG SALAH? KAU SUDAH BERANI MEMBANTAH KU?"
Kakashi yang mendapatkan bentakan serta teriakan hanya bisa menatap ku dengan tatapan datar serta dingin andalannya. Jujur aku tidak ingin kehilangan Naruto karena kesalahan ku dengan Kushina yang membuat semua ini menjadi begitu rumit dan sulit untuk aku dan Kushina tangani.
"Baiklah, aku akan memikirkan cara lain agar Naruto tidak akan diambil oleh mereka dan bagaimana dengan Naruto? Apa yang ia lakukan belakangan ini?"
"Naruto kun hanya melakukan kegiatan biasa seperti belajar dan hanya berada di kamar, sepekan lalu Naruto pergi bersama dengan Sasuke"
Naruto pergi bersama Sasuke? Bukan kah anak ku membenci Sasuke karena kejadian yang terjadi di masa lalu? Ini sangat aneh
"Pergi bersama dengan Sasuke? Mereka pergi ke mana?"
"Taman bermain sukoku" dan aku hanya menganggukkan kepala ku dan setelah itu aku menyuruh Kakashi untuk mempersiapkan dokumen yang akan aku butuhkan untuk melawan mereka serta memantau pergerakan Naruto setiap saat karena aku tidak ingin Naruto dibawa karena aku dan Kushina lengah.
"Maafkan touchan dan kaachan Naruto, andai saja kejadian itu tidak terjadi maka kami tidak akan setakut ini" kejadian itu tidak akan pernah aku lupkan karena itu terjadi masalah besar diantara keluarga besar hingga sekarang.
"Tidak akan ku biarkan kalian para bajingan mengambil Naruto dari ku dan Kushina"
Tok Tok
Ckleekk
"Anata, aku dengar dari Kakashi bahwa ada masalah terkait dengan dokumen yang kita persiapkan. Apa itu benar anata?" aku melihat Kushina yang terlihat khawatir dan aku memeluk Kushina untuk menenangkannya.
"Sstt tenanglah Kushi-chan, semua akan baik-baik saja kau tidak perlu khawatir"
"Bagaimana aku bisa tenang jika anakku akan diambil dari ku, aku tidak akan rela sampai kapan pun tidak akan rela"
"Aku juga tidak rela Kushi-Chan, walaupun aku dan kau melakukan kesalahan yang membuat kita di ambang kehilangan"
"Hikss.. hikss... aku tidak mau kehilangan Naru anata"
"Aku juga Kushina"
"Naruto kami, anak kami yang baik maafkan kami nak. Touchan dan Kachan sangat menyayangi mu"
Minoto POV end
Naruto tengah berbariing di kasur king size miliknya sembari membaca buku misteri, lama ia membaca tetapi harus terganggu karena deringan ponsel. Menutup buku yang ia baca dan meraih ponselnya di atas nakas ternyata itu panggilan dari Kaneki.
"Ada apa?"
"Mau balapan tidak? Kebetulan ada lawan yang menarik"
"Siapa?"
"Geng red black"
"Ohh.. si bajingan tengik itu masih mau cari masalah dengan ku rupanya"
"Ya dia memang tidak berhenti untuk menganggu mu, kau ikut tidak? Ini kesempatan mu untuk menendang wajahnya yang jelek itu"
Naruto lama mempertimbangkan ajakan dari Kaneki sampai akhirnya ia memutuskan untuk ikut balapan. Setelah panggilan selesai, Naruto segera bersiap untuk turun ke arena balapan dengan memakai kaus berwarna putih dan jaket kulit berwarna hitam serta topi yang senada menjadi pilihan Naruto.
Setelah itu Naruto turun ke bawah guna menuju ke garasi mobil "Naruto kun? Kau mau ke mana? Sebaiknya kau jangan keluar ini sudah larut" Naruto menoleh dan menemukan Iruka yang sedang berdiri di ambang pintu kamarnya.
"Bukan urusan paman"
Iruka yang mendengar itu hanya mampu menghela nafas karena ia tidak bisa berbuat apa-apa terhadap Naruto. Mengikuti Naruto untuk melihatnya pergi dari rumah dan tidak akan tahu apakah Naruto akan kembali besok ke rumah dengan keadaan baik-baik saja atau tidak.
"Naruto aku tidak menyalahkan mu atas apa yang terjadi pada mu tapi ku mohon kembalilah dengan selamat" Iruka hanya bisa berucap dalam hati sembari menatap langit, seolah-olah meminta tolong agar Naruto dijaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Hearted [END]
FanfictionNaruto adalah anak yang ceria dan murah senyum tapi itu dulu, mata sebiru langit dan sejernih samudra perlahan-lahan redup dan kehilangan cahanya. Naruto kehilangan senyumnya karena diabaikan. "Kaachan, naru gambar kaachan dan tousan" "Naru jangan...