Gerber Apartemen.
Karena kejadian semalam, Lisa memutuskan untuk tidak pulang ke rumah, semalam Lisa akhirnya menghubungi Kaia untuk menginap ditempatnya, beruntungnya Jennie, Lisanya tidak melakukan hal negatif saat hubungan mereka memburuk. Dia hanya butuh waktu untuk berpikir dan biasanya dia akan memilih berkumpul dengan sahabatnya.
"Lisa...are you okay?"
"Hmmm..." Lisa tersenyum tipis menjawab pertanyaan Kaia, dia sudah cukup baik.
"Kamu harus dengarkan Jennie dulu Lisa, jangan langsung pergi tanpa dapat penjelasan apapun dari dia or Everything gonna be worst"
"I know Kaia...tapi aku rasa saat ini aku perlu waktu buat sendiri dulu. Mungkin aku akan mendengarkan semua cerita Jennie dulu, tapi setelahnya ..." Lisa menghembuskan nafasnya berat.
"Aku akan ke Thailand sebentar untuk ketemu mamaku... I guess i need her". Lisa meneguk susu coklatnya, mata nya menerawang.
"Okay...aku rasa aku siap untuk pulang ke rumah dulu dan ketemu dia"
Kaia tersenyum hangat mendengar pernyataan dari Lisa, dia senang sahabatnya masih dapat berpikir jernih.
***
Los Angeles, Jennie(&Lisa)House.
Lisa masuk kedalam rumah mereka, nafasnya berat, ingatan tentang kejadian semalam masih lekat. Dia masuk kedalam kamar dan menemukan Jennienya masih tertidur dengan mata sembab, tanpa selimut, meringkuk kedinginan. Hatinya sebenarnya ingin segera bergabung ke ranjang dan memeluk Jennie untuk memberi kehangatan, tapi ego-nya lebih besar dari apapun saat ini.
Lisa segera menuju walking closet, mengemas bajunya untuk dia bawa ke Thailand.
"Lili..." Lisa sudah tahu siapa yang memanggilnya, tapi dia tidak bergeming, dia tetap memasukkan bajunya ke koper.
"Lili...sayang, mau kemana?"
"Boleh kita bicara dulu Li, please aku bisa jelasin semuanya..." Suara Jennie tercekat, air mata sudah menumpuk di pelupuk matanya, Jennie menengadahkan kepalanya, berharap air mata itu tak turun, tapi sia-sia, air mata itu telah menetes ke pipinya. Sementara Lisanya, tidak bergeming sama sekali.
Lisa mengambil tas Celine nya setelah selesai dengan kopernya, langkahnya terhenti saat Jennie memeluknya dari belakang, Lisa terdiam. Dia teringat percakapan dengan Kaia kalau dia akan memberi kesempatan untuk Jennie bicara sebelum dia pergi ke Thailand.
"Bicaralah" ucap Lisa dingin, Jennie berusaha menelan ludahnya dengan susah payah.
Dan dengan air mata yang masih menetes, suara tersedu dan posisi Jennie masih memeluk Lisa dari belakang, Jennie bersiap untuk menjelaskan kejadian semalam dan ada sedikit senyum dihatinya, Lisanya masih memberi dia kesempatan.
"Semalam saat aku mau masuk ke toilet, tiba-tiba Fai menarikku.." cicitnya, Lisa mendengarkan Jennie tapi tidak membalas pelukannya, matanya terpejam.
"Dia...dia tiba-tiba menciumku.."
"Aku sungguh tidak tahu sayang,.aku bersumpah kalau itu diluar kendaliku..."
"Aku mohon jangan salah paham..."
Lisa berbalik, mata mereka bertemu, Lisa berusaha mencari apakah Jennienya sedang berbohong, tapi memang Lisa tidak menemukan kebohongan dimata Jennie, dihapusnya air mata diwajah Jennie dengan lembut. dipeluknya Jennie dan mencari kenyamanan disana. Lalu disatukannya bibirnya dan bibir Jennie, tidak ada nafsu disana, Lisa hanya ingin meyakinkan bahwa Jennie hanya miliknya.
"Ini akan menghapus jejaknya dari bibirmu" dihapusnya sisa ciumannya dibibir Jennie.
"Tapi maaf J, aku tetap harus pergi.."
"What...why??" Cicit Jennie tak percaya dengan apa yang Lisa ucapkan. Dilonggarkannya pelukan mereka dan ditatapnya dalam mata Lisa, apa Lisa belum bisa memaafkan kejadian semalam?, hati Jennie bertanya.
"Kamu belum maafin aku? Kamu ngga percaya sama aku Li? " Air mata Jennie hampir jatuh lagi dan akhirnya lolos menetes, Jennie segera mengelap dengan tangannya.
Lisa menghembuskan nafasnya agar emosinya stabil. "Aku sudah memaafkan kejadian semalam, tapi aku butuh waktu sendiri, i need space to think J"
"To think about what Lisa..?" suara Jennie sudah lebih stabil dari sebelumnya, dia sudah lebih tenang.
"About us, about me and you...tentang rasa cemburuku yang masih belum mampu aku kendalikan. Tentang kemana kita nanti kedepannya, tentang kepercayaan dan kesetiaan, itu jadi berputar lagi dipikiranku J. Kamu dan aku ada di dunia yang seperti ini, kita tahu resikonya, tapi ternyata aku belum sekuat itu J, aku masih rapuh, aku belum setangguh yang kita inginkan" tatapan Lisa telah melembut dan nada dinginnya telah hilang, berganti dengan semburat keresahan.
"Aku hanya perlu ruang sebentar dan aku janji akan kembali ke kamu dengan Lisa yang lebih baik, i hope"
"Jadi kamu mau ke rumah mama?" Jennie sudah tahu tujuan Lisa, dia selalu tahu Lisanya akan membutuhkan mamanya dan teman-teman dari hometown nya untuk mendapatkan dukungan semangat dan cinta, meskipun Jennie juga tahu kalau dia juga alasan Lisa untuk bahagia. Tapi saat ini hatinya juga tercubit karena dia alasan Lisanya bersedih.
Lisa mengangguk, dia melepaskan pelukan mereka dan merapikan tasnya. Lisa berbalik menatap Jennie.
"Aku tahu kamu tidak akan melakukan sesuatu diluar batas J, tapi hanya aku saja yang...arghh ..."
"Sutt..." Jennie menempelkan tangannya pada bibir Lisa. "Aku tahu sayang kamu cemburu. Mungkin aku juga terlalu terbuka dengan teman-temanku, jadi mereka selalu mendapatkan celah untuk hal lain..seperti yang dilakukan Fai tadi malam.."
"cukup J, tidak usah diteruskan...don't remind me about last night..."
"I'm so sorry Lili...."
"It's okay ...kamu dengar aku sudah memaafkan kejadian itu. Tapi aku hanya perlu recharge J"
"Aku perlu mengumpulkan energi positif, apalagi kalau nanti akan ada media play kamu sama pria idol atau artis lain, apa aku sanggup J?"
"Salah paham seperti ini saja aku sudah cemburu buta, apalagi nanti kamu ketemu lagi dengan circle kamu yang lain, ketemu dengan orang baru atau dapat job baru dan harus melakukan hal-hal yang ada di script. Apa kamu sanggup menjaga hati kamu?, apa aku sanggup menahan segala cemburu saat kamu harus berakting dengan lawan main priamu, apa aku sanggup lihat kamu pegangan tangan, pelukan bahkan ciuman dengan lawan main kamu...atau kamu bisa terjerat cinta lokasi?!...arghh, aku ngga sanggup Jennie, ternyata i'm not that strong..."
Jennie paham apa yang Lisa takutkan, itu juga Jennie rasakan, Jennie juga takut kehilangan Lisa karena hal-hal yang Lisa sebutkan. Jennie juga takut hatinya tak sekuat dugaannya, dunia yang mereka jalani banyak sekali godaannya, Jennie sadar itu. Tapi dia selalu percaya Lisanya dan berharap Lisanya juga percaya padanya. Dia selalu ingat janji Lisa kalau Lisa tidak akan pernah meninggalkan Jennie, kecuali Jennie yang memintanya.
"Aku ngga akan lama di thailand, setelah aku lebih tenang, aku janji akan segera kembali"
"Aku boleh peluk kamu lagi Li?"
"Kemarilah..." Lisa membuka kedua tangannya untuk mempersilahkan Jennie masuk kedalam pelukannya.
"Aku ingin jadi alasanmu untuk bahagia Li..."
"I know J, i know..."
Lisa berharap beberapa hari ke depan dengan dia tidak bertemu dengan Jennie, hal ini akan dapat meyakinkan hatinya bahwa dia memang tak akan bisa jauh dari Jennie, bahwa Jennie adalah rumahnya, begitu juga sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Journey(Story' about Jennie&Lisa)
FanfictionJennie Ruby Jane Kim Lalisa Manoban