Bab 9 • Tambah Kagum

4K 289 28
                                    

Happy Reading

Bab 9 • Tambah Kagum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 9 • Tambah Kagum

*****

Bel pulang  sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Naga langsung pergi ke kelas 12 IPA 3 untuk menemui Nala. Diikuti Damar, Yugi dan Jaya dibelakangnya. Sedangkan Panji dan Athar sedang piket dulu di kelas.

Jarak dari kelasnya ke kelas Nala membutuhkan waktu yang lumayan. Kelas Naga ada di atas, sedangkan kelas Nala ada di bawah dekat podium sekolah.

Ketika tiba di kelas Nala, ada beberapa orang yang sedang piket. Naga celingak-celinguk melihat ke dalam. Tapi yang ia temukan adalah Suzan dan beberapa teman lainnya, entah siapa. Naga tidak terlalu mengenalnya.

"Suzan," panggil Jaya.

Dengan cepat Suzan menghampiri sahabat-sahabat dari pacarnya itu. Raut mukanya menunjukan bahwa dia bertanya, kedatangan mereka ke sini mau apa.

"Naga nyari Nala, ada gak?" Damar bertanya.

"Nala udah pergi,"

"Tuh udah telat, Ga." Jaya melirik Naga sekilas.

Iya, Naga telat karena tadi kelasnya di ajar oleh guru yang rese. Bel pulang sudah berbunyi tapi guru itu tetap mengajar. Katanya, karena materi yang ingin guru itu sampaikan belum beres.

"Kenapa lo gak bareng bareng sama Nala pulang?" tanya Naga. Karena biasanya Suzan selalu pulang bareng bersama kedua temannya, sekarang ditambah Nala jadi tiga.

"Nala kerja kelompok sama Kirana."

"Berdua?" tanyanya lagi.

"Enggak, satu kelompok ada 5 orang." balas Suzan.

"Kenapa lo gak ikut?" Yugi menyeletuk. Ia muncul datang dari arah belakang.

Jaya terkejut karena suara Yugi barusan seperti orang yang berteriak. Tepat bicara di telinga kanannya, "Setan! Gue kaget!"

 Tepat bicara di telinga kanannya, "Setan! Gue kaget!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Untung setan yang kaget," ceplos Yugi.

Suzan tertawa melihat tingkah teman-teman Panji ini, "Aku sama mereka beda kelompok, sama Hera juga beda."

HAI NALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang