Bab 36 • Gak Galau Lagi

3.3K 210 36
                                    

Utari tentu sangat mengetahui anaknya yang sangat menyukai kucing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Utari tentu sangat mengetahui anaknya yang sangat menyukai kucing. Bukan hanya Naga, ia pun suka kucing. Saat sadar Ruby hilang sedih pun di rasakannya namun tidak seperti Naga yang menangis.

Kini Utari menunggu di ruang tengah untuk mengetahui apa Ruby di temukan atau tidak. Mencoba menelepon Naga dan Nala sudah di lakukan tapi tidak di angkat mungkin mereka sedang di perjalanan pulang. Pasalnya ini sudah larut malam.

"Mamih.." panggil Juna merengek saat membuka pintu. Di sana juga menampilkan Nala dan teman-temannya.

"Ruby ada gak?"

"Ruby gak ketemu mih," sahut Nala.

Mata wanita paruh baya itu menuju kepada baju anaknya dan baju Nala yang kotor seperti noda lumpur. "Baju kalian kenapa?"

Nala melirik sekilas ke arah cowok itu yang terdiam saja, "Mm.. ki-ta tadi jatoh dari motor. Dan juga tadi ke rumah sakit sebentar. Jadi, agak lama pulangnya."

"Jatoh dari motor?!" Mata Utari membelalak. "Ini pasti orang yang bawanya masih pusing gara-gara mabok kan?"

Naga kira mamihnya tidak ingat dan tidak akan mengungkitnya, toh ternyata ingat juga. Siap-siap kena omelan dari Utari. 

Yang menyebabkan mereka jatuh dari motor itu karena kepala Naga pusing dan terasa berat namun tidak memberi tau Nala dan tetap memaksakan mengendarai motor hingga mereka ke genangan air bercampur lumpur.

Nala menelpon Panji meminta bantuannya untuk membawa Naga ke rumah sakit. Ketika di periksa ternyata hemoglobin di tubuh Naga semakin menurun karena ia meminum alkohol. Yang secara medis alkohol itu bisa menyebabkan seseorang terkena penyakit Anemia. Barusan pun Naga di bonceng oleh Panji sedangkan Nala di bonceng Jaya.

"Jangan kencang-kencang mih! Nanti papih denger!" Matanya itu berkeliling kelimpungan takut-takut papihnya mendengar.

"Biarin! Salah sendiri minum alkohol!"

Tubuhnya sedikit bersembunyi di belakang Nala dengan tatapan seperti meminta pertolongan cewek itu dan membuat teman-temannya tertawa.

"Itu terjadi karena Nala kemarin gak bolehin Naga minum kopi jadi deh minum alkohol," ceplos Yugi polos dengan ekspresi tanpa dosanya.

Sontak semua menengok ke arah Yugi. Damar yang berada dekat dengan cowok itu menyenggol lengannya. Yugi entah tercipta dari apa, kenapa jadi orang jujur sekali.

"Bagus ya mulai gak nurut." Wanita itu berkacak pinggang sembari menatap Naga tajam. "Mamih bilang harus nurut sama Nala. Dan itu demi kesehatan tubuh kamu Jun."

"Naga gak sengaja minum alkohol mih," beritahu Nala.

"Tuh dengerin mih." Naga memasang ekspresi wajah senang.

"Seneng kan ada yang ngebela!" Sentak Utari membuat Naga hendak pergi ke kamarnya. "Sengaja atau enggak sengaja tetep kamu minum kan!"

Kupingnya seolah-olah tidak mendengar ucapan yang Utari lontarkan. Ia berjalan sembari menghentak-hentakan kakinya kesal. Sungguh sial hari ini, tidak ada yang mengerti jika perasaannya sedang sedih karena Ruby hilang. Penyakit jadi pembahasan, yang ia sendiri tidak mau membahasnya. Dan di tambah mamihnya marah-marah padanya.

HAI NALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang