Bab 35 • Ruby Hilang

3.6K 222 33
                                    

Aku udah nepatin janji aku untuk update tiga kali dalam seminggu. Kalian juga jangan lupa vote dan komennya ya! Aku suka bacain komentar kalian ko, suka bikin aku senyum-senyum sendiri dan bikin aku tambah semangat. So, hargai penulis ya🤍😊

Tubuh Naga terkapar di kasurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh Naga terkapar di kasurnya. Ternyata pengaruh alkohol itu masih awet. Buktinya sekarang kepalanya pusing dan terasa sakit. Sejak kepulangannya tiga jam yang lalu dari villa cowok itu masih di kamarnya.

"Ayo Jun makan dulu," ajak Utari yang sudah ada duduk di ujung kasur anaknya satu menit yang lalu.

"Nggak mih. Juna masih mau tidur, pusing." Naga merubah posisinya menjadi tengkurap  menyembunyikan wajahnya di bantal.

"Udah minum obatnya?"

"Hm," balasnya singkat.

Utari bingung karena anaknya tak kunjung beranjak dari kasur. Mungkinkah penyakit anaknya sedang kambuh. Ia enggan banyak bertanya karena sudah tau Naga pasti akan kesal jika dirinya banyak bertanya.

"J-un," panggil Utari pelan penuh keraguan.

Alih-alih mendapat sahutan anaknya ini masih diam, entah tidur atau memang tidak mau menjawab. "Juna mamih mau ngomong tapi jangan marah ya."

"Hm." Lagi-lagi Naga menjawab sangat singkat.

"Ruby hilang.."

Mata yang sebenernya masih terasa berat karena kekurangan tidur waktu malam itu langsung melotot. Entah kenapa, jika biasanya orang habis mabuk itu akan mudah tidur, tapi tidak untuk Naga. Tadi malam cowok ini bisa tidur sekitar jam lima subuh.

Kembali lagi. Naga menatap Utari penuh intimidasi. Ruby? Barusan nama kucingnya di sebut dan dinyatakan  hilang.

"Kenapa bisa mih?!"

Ruby hilang setelah pagi itu Naga berangkat liburan ke Villa. Dan itu pas saat papih Naga pulang ke rumah. Utari sibuk sampai lupa memberi makan kucing milik anaknya itu. Ia baru sadar ketika akan memberi makan Ruby malam hari.

"Mamih lupa kasih Ruby makan, Jun."

Matanya berkaca-kaca. Sepertinya air itu akan segera berjatuhan melewati pipinya. Terserah mau di anggap lebay atau apa tapi Naga sekarang benar-benar sedih. Ternyata Ruby juga pergi sama seperti Zila- kucing yang di pelihara sebelum Ruby. Namun bedanya, Ruby mungkin masih bisa di cari dan ada kemungkinan masih bisa di temukan.

"Huwaa... mamihhh... kenapa bisa lupa.." Air mata itu pecah sudah menjadi buliran-buliran kecil. "Kenapa sibuk ngurusin papih! Harusnya mamih inget Ruby juga!"

"Ish!" Utari memelintir perut tidak rata miliknya itu.

Tapi beberapa detik setelahnya Naga berhenti menangis takut-takut mamihnya nge-prank. "Eh, mamih gak lagi nge-prank Juna kan?"

HAI NALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang