Ketua ekskul yang hobi gombal dan manja memang ada?
Jika biasanya siswa yang menjabat sebagai ketua ekskul itu sifatnya dingin dan cuek. Maka sebaliknya dengan ini.
Naga Arjuna Lesmana. Ketua ekskul bulu tangkis yang hobi gombal, manja, cowok parfum...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam ini, guru pembimbing menyerahkan semua kepada mantan ketua OSIS dan anggota-anggota lain untuk mengatur semua.
"Karena malam ini acaranya gak resmi. Boleh dari kalian kalo ada yang mau nyumbang lagu, nge-rap, atau ngelawak juga gapapa. Boleh maju."
"Tuh Gi. lo ngelawak sana," titah Jaya menyenggol lengan Yugi.
"Yugi baru naik panggung aja penonton udah pulang, apalagi kalo sampe ngelawak," canda Panji tertawa. Secara Yugi itu jika sedang melawak bersama teman-temannya suka garing, apalagi kalau sekarang di depan satu angkatan, hening sudah suasana.
"Iya, iya. Ledek terus aja gue. Puas?!" Yugi menatap tajam ke arah Panji.
"Gue becanda, Gi. Jangan marah!" Buru-buru Panji merangkul pundak Yugi hingga leher Yugi berada di antara ketiak dan lengannya.
Tangannya memukul lengan Panji yang sangat kuat menahannya, "Awas, Ji! Ketek lo bau ikan asin goblok!!"
Bukannya melepaskan Panji semakin menekan kepala Yugi ke ketiaknya. Apa yang di katakan Yugi mengenai ketiaknya bau ikan asin tidak benar, Yugi cuma meledek.
"Gue aja gak sih yang maju." Naga berkata dan berhasil membuat sahabatnya menengokkan kepala ke arahnya kompak. Yugi pun menghela napas lega karena Panji telah melepaskannya tanpa adu mulut dulu.
"Iya maju aja sana," balas Athar setuju.
"Oke."
Setelah mengatakan satu kata itu Naga berdiri dengan percaya diri. Merapikan pakaian dan rambut hitamnya agar terlihat lebih rapih.
"Mau gue temenin gak, Ga?" tanya Damar.
"Gak usah."
Saat Naga berjalan semua pasang mata tertuju padanya. Tatapan mata dari murid lain tidak membuatnya menolehkan kepala sedikit pun. Namun hal itu malah membuat kaum hawa meleleh karenanya.
"Huuuu..." Semua bersorak, tapi dominan yang bersorak adalah perempuan.
Di ambilnya satu gitar lalu di letakkan di pundaknya. Posisinya sekarang sudah pas. Mulutnya tepat berhadapan dengan microfon. "Hallo semua."
"Hai.." sapaan Naga mendapat sahutan kompak membuat dirinya tersenyum tipis.
"Gue di sini mau nyanyi. Khusus buat cewek gue yang paling cantik."
Reaksi orang sangat berbeda-beda. Ada yang terharu, ada yang bereaksi biasa saja dan aja juga yang berkata lebay.
