Bab 24 • Sekongkol

3.1K 225 6
                                    

Holla🙌🏻

Walaupun malem ini bukan jadwal update, tapi ga tau kenapa pengen update aja biar kalian seneng.

Kurang baik apa coba aku xixi.. canda.

Jangan lupa vote dan spam komennya. Vote dan komen dari kalian adalah semangat ku😍

Enjoy..

Dari bangku depan Gibran membawa buku paket, buku tulis dan pulpen, sengaja menghampiri dan duduk di bangku sebelah Nala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari bangku depan Gibran membawa buku paket, buku tulis dan pulpen, sengaja menghampiri dan duduk di bangku sebelah Nala. Cewek itu mendongak padanya sambil melepas earphone di telinganya.

"Gue duduk di sini ya," kata Gibran. "Di depan pada berisik."

Benar. Karena tugas hari ini adalah merangkum materi yang ada di buku paket, dan kebetulan gurunya keluar dari kelas.

"Eng--" gumamnya pelan serta tertahan. Nala merasa tidak enak tapi di sisi lain juga merasa risih. Tapi akhirnya Nala membiarkan saja.

"Kapan ya kita satu kelompok lagi Nal," kata Gibran di sela-sela menulisnya sambil melirik cewek di sampingnya yang masih fokus menulis.

"Gak tau." Nala menggelengkan kepalanya cepat.

"Pengen deh satu kelompok sama lo, soalnya enak di ajak diskusi."

Balasannya hanya senyuman kecil yang terukir di bibirnya.

"Lo jadian sama Naga?" tanya Gibran tiba-tiba.

"Iya."

"Cowok modelan tukang gombal kaya dia emang bisa di percaya cukup sama satu cewek?"

"Maksud?" Nala mengerutkan keningnya. Ucapan Gibran barusan membuatnya bingung. Ia kurang paham dengan ucapannya.

Gibran membalikan tubuhnya jadi miring menghadap Nala, "Ya dia kan tukang gombal, bisa jadi lo cuma di jadiin salah satunya doang."

"Naga gak mungkin kaya gitu sih.."

"Hm, iya sih itu terserah lo mau percaya atau enggak. Gue cuma bilang, hati-hati aja sama dia."

Deg

*****

"Jadi ya Ji pulang sekolah ke rumah lo. Mumpung hari ini gak ekskul," seru Damar. Kedua cowok itu berjalan dari kantin ke toilet untuk membuang air kecil. Sedangkan yang lain sudah pergi duluan ke kelas.

"Seneng kan lu kalo main ke rumah gue," balas Panji sewot.

Damar mengangguk setuju. Betul seratus persen, ia sangat senang jika main ke rumah Panji, "Iya, kalo ke rumah lo bisa ketemu Tania."

HAI NALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang