Jungkook sedang bermain basket sendirian. Tampak keringat mengalir dari setiap ujung rambutnya dan melewati kening hingga wajah tampannya. Cowok itu tak menghitung berapa lama dia berduaan dengan bola basketnya, sampai kaosnya sudah basah dan nafasnya tersengal-sengal.
"Brengsek! Gue gak akan nglepasin lo, bang. Hahaha, buat apa gue panggil lo dengan sebutan abang. Di mata gue, lo cuma cowok brengsek yang udah nyakitin kakak gue. Bajingan!" Umpat Jungkook berhenti sejenak, kedua tangannya meremas keras bola berwarna oranye itu.
Tak berselang lama, Seokjin menghampirinya dengan seorang gadis disampingnya. Jungkook hanya menatap datar kepada kedua insan di hadapannya saat ini.
"Kook, kalo capek istirahat. Minum dulu gih!" Ucap Seokjin melemparkan sebotol air mineral dingin ke arah Jungkook yang langsung ditangkapnya.
"Thanks bang, tapi gue gak butuh. Gue lagi gak mood liat lo di sini. btw ini cewek baru lo bang? Baru juga kemarin lo kena itu si Irene. Ck, semua cewek sama aja."
Jungkook melempar kembali botol minumnya ke Seokjin dan berpaling sambil mendribel bola basketnya, memantulkan ke lantai lapangan yang diiringi tetesan butiran keringat dari tubuhnya.
Jena, gadis itu menatap tak percaya dan merasa kesal melihat keangkuhan Jeon Jungkook yang ia yakini masih berstatus sebagai salah satu siswa di sekolah ini.
"Heh, murid berandalan!!" Teriaknya sembari merebut botol minum dari tangan lelaki yang berdiri di sampingnya. "Lo bener-bener kelewatan! Murid gak tau diri!"
Jungkook tak menghentikan aktivitasnya yang kini sedang melempar bola menuju ring, dan masuk...!
"Lo selain berandalan ternyata budeg juga ya. Apa lo bener" gak bisa sopan ke guru, hah!" Geram Jena yang tiba-tiba menarik bahunya sehingga kini mereka berhadapan satu sama lain.
"Lo itu murid, Bang Jin guru. Gak seharusnya lo bersikap gak sopan kayak gitu!"
Jungkook menatap nanar gadis di depannya ini yang tak kenal takut. Sekarang Jungkook mengibaskan rambutnya hingga keringatnya menciprat kemana". Dia hanya tersenyum smirk, seolah tak peduli dengan manusia yang sejak tadi memarahinya.
"Lo...!!" Jungkook sedikit mencondongkan tubuhnya dan telunjuknya menyentuh keningnya, "Bego! Sinting! atau Cewek rendahan yang gunain banyak cara biar bisa deket sama Bangtan. Cih, dasar ular"
"Bangtan?" Jena sama sekali gak kenal siapa yang dimaksud oleh Jungkook
"Cuih, gak usah sok polos lo! Gue udah kebal sama cewek-cewek jalang yang sok suci tapi aslinya mereka bener-bener murahan. Dibayar berapa lo sama cowok di luar sana? Pasti Bang Jin bayar lo lebih mahal. Sekalinya jalang ya tetep..."
"PLAKKK!! Belum jugaa Jungkook menyelesaikan ucapannya, sebuah tamparan keras mendarat di pipi kanannya.
Jungkook sangat terkejut, begitu juga Seokjin. Kejadian langka yang belum pernah terjadi selama ini di SMA Hybe, seorang Jeon Jungkook mendapat umpatan bahkan tamparan dari seorang gadis
"Lo seharusnya bersyukur bisa sekolah di sini. Bukan malah jadi preman sekolah yang nyusahin guru-guru di sini bahkan sikap lo yang kayak tadi bener-bener membuktikan bahwa lo adalah berandalan." Tekan Jena tanpa melepas tatapannya pada Jungkook.
Jena masih belum meninggalkan Jungkook yang terlihat mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Seokjin yang menyadari bahwa seorang Jeon Jungkook sedang dipenuhi aura mematikan langsung berlari dan menyambar tangan Jena.
"Lo! Bakal hancur di tangan gue.!" Jungkook mengeraskan rahangnya dan wajahnya semakin memerah menahan amarah yang telah membakar dirinya.
****
"BRAKKK!!!" Terlihat pintu sebuah ruang kelas di tendang dengan begitu keras oleh seorang siswa yang bahkan tak pernah mau memakai seragam.
"Brengsek! Bangsat ! Anji*g! Aaarrrgggggg!!! Lo bener-bener harus mati di tangan gue!" Kedua matanya tajam seakan siap membunuh siapapun.
"Kook! Pintu itu baru pagi tadi dibenerin sama Pak Bambang. Lo bener-bener issshhhh...."Geram murid lain yang kini mengacak rambutnya karena tak tau apa yang sedang terjadi di hadapannya kini
"Diem lo, Jim. Gue lagi gak mau denger apapun dari mulut lo!" Jungkook benar-benar mengerikan bahkan dari intonasi suaranya kentara sekali jika kini dia sudah siap memakan manusia hidup-hidup.
Jimin paham situasi yang menegangkan dan mencekam saat ini. Ruangan ini akan benar-benar hancur. Lihat saja sebentar lagi.
"Dasar jalang gila! Beraninya lo nampar gue! Cewek murahan! Bangsat! Brakk!" Kini Jungkook melempar kursi ke sembarang arah sampai kursi tersebut hancur.
Kepalan tangannya mengeras dan dalam hitungan detik dirinya sudah menghancurkan meja di dekatnya.
Jimin sangat terkejut saat mendengar ucapan Jungkook barusan.
"Jalang? Murahan? Apa sekarang Jungkook akan menghabisi murid perempuan? atau gadis mana yang ia maksud. Ini gawat! Bahaya! Beneran bahaya." Batin Jimin mulai merasa gelisah dan takut, tepatnya dia mengkhawatirkan gadis yang menjadi incaran Jungkook, si Dewa Kematian yang tak punya hati dan belas kasihan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Bad Student
FanfictionJena adalah mantan dancer. Dia harus menghentikan impiannya untuk menjadi profesional dancer akibat kecelakaan mobil yang membuat cedera pada bahu dan kakinya. Kini dia mengajar di SMA Hybe bidang music and dance. Sayangnya Jena harus memiliki stok...