Sepanjang langkahnya, Jena menahan nyeri pada bahu kanannya. Selama kelas tari, Jena sekuat tenaga menahannya. Keringat dingin mengalir dari pelipis dan keningnya. Melihat antusiasme semua siswa di hadapannya seakan menjadi obat terbaik bagi Jena.
"Miss Jena!" Teriak Mingyu melambaikan tangannya pada guru musiknya yang sedang berjalan menuju kantor guru.
Jena tak mendengar seruan muridnya dan tetap melanjutkan langkahnya.
"Miss Jena. Hosh hosh. Ya Tuhan, Miss.. Saya panggil dari tadi, hosh. Miss kenapa... hosh.. gak denger sih!" Mingyu mencoba mengatur nafasnya yang tersengal akibat lelah berlari.
"Loh, kamu si item kan? eh si ming siapa gitu. Saya lupa. Cuma kemarin banyak temenmu manggil gitu." Ucap Jena membenarkan kaca matanya sesekali.
"Ya Tuhan, Miss Jena tega banget sama saya. Nama saya Mingyu, bukan si item, ishh." Kesal Mingyu memanyunkan bibirnya membuat Jena tertawa lucu.
"Miss. Tadi saya panggil kenapa gak noleh?"
"Lah, kapan kamu panggilnya?"
"Tadi pas miss lagi jalan di koridor sana. Saya udah teriak-teriak sampai tenggorokan sakit lho miss. Tangan saya pegel nih, melambai-lambai tapi miss Jena gak sadar juga." Mingyu kembali mengerucutkan bibirnya dan memasang wajah kesal.
Jena tertawa kencang sampai air matanya keluar saat melihat siswa di depannya ini begitu lucu dan menggemaskan.
"Memangnya kamu panggil saya dari mana sampai saya gak denger."
"Tuh, dari lantai 3 miss. Saya lari-larian nurunin tangga sampai mau jatuh lo miss cuma buat ngejar miss Jena."
Miss Jena menggelengkan kepalanya. Pantas saja ia tak menyadari bahwa siswanya itu sedang memanggilnya. Dirinya berada di lantai 1 sedangkan yang memanggilnya di lantai 3.
"Oya Miss. Saya mau ikut kelas tari juga miss. Masih boleh kan miss, kan kan kan please." Mingyu memamerkan puppy eyesnya agar Jena mengabulkan keinginannya
"Tapi kamu udah ikut kelas drama dan musik, kalo 3 kelas nanti kamu akan kelelahan, Ming.."
Saat tengah mengobrol, tiba-tiba keduanya dikejutkan dengan kehadiran Jaehyun yang begitu panik dan menghampiri Mingyu.
"Ming, buruan ikut gue liat Jungkook. Dia lagi sekarat!" Teriak Jaehyun menarik lengan Mingyu dan membawanya lari, meninggalkan Jena yang terkejut.
"Jungkook? Sekarat?" Jena lalu bergegas menyusul kedua muridnya sampai ketiganya tiba di ruang kesehatan, UKS.
Mingyu dan Jaehyun yang langsung menerobos masuk, sedangkan Jena menunggu di luar. Gadis itu tak merasa nyaman jika harus masuk tanpa izin, lagi pula Jungkook sangat membencinya. Jena tak berharap untuk bertemu dengannya lagi tapi dia merasa khawatir dengan kondisi muridnya itu.
***
Jungkook tengah tertidur di ranjang dengan tirai putih yang menjadi sekat di ruangan itu. Entah sudah berapa jam cowok itu tak sadarkan diri. Di sampingnya, kedua sahabatnya masih menjaganya. Tampak kekhawatiran tercetak di kedua wajah tampan mereka."Kook..." Panggil Jaehyun lirih memandangi wajah sahabatnya dan sesekali menoleh ke Mingyu yang kini berdiri di sampingnya.
"Gue gak nyangka. Kedatangan miss Jena bisa buat Jungkook kayak gini, Jae." Ucap Mingyu tak melepaskan tatapannya pada sahabatnya yang pucat dengan balutan perban di tangan kanannya.
"Jungkook segitu bencinya sama miss Jena sampai nih bocah gak bisa ngendaliin emosinya."
"Lo salah, Jae. Kita gak bisa salahin miss Jena. Ini bukan karena dia. Mungkin karena kelas musik dibuka lagi di sekolah kita. Itu membuat Jungkook terluka lagi. Tepatnya lukanya terbuka lagi."
Tanpa disadari kedua insan yang terus bercengkerama di ruangan itu, si guru baru yang menjadi topik pembicaraan mendengarkan semuanya.
"Sebenarnya apa yang terjadi antara Jungkook dan kelas musik? Terus hubungannya sama gue apa?" Tanya Jena dalam hati. Banyak pertanyaan yang berkecamuk di pikirannya. Seperti teka-teki yang tak mampu ia pecahkan.
"Bang Suga.. Apakah pilihan Jena buat jadi guru musik di sini salah? Kalo emang Jungkook tersiksa dan terluka setiap melihat gue di sekolah ini, gue akan berhenti ngajar."
Jena begitu merasa bersalah. Hatinya benar-benar merasa sedih saat mengetahui murid berandalnya, Jeon Jungkook yang biasanya angkuh dan kasar kini terkulai lemas dan memucat. Bahkan saat mengintip dari balik pintu, Jena dapat melihat bahwa tangan Jungkook terluka. Ia yakin bahwa itu seperi robekan yang dalam karena masih terlihat noda darah yang merembes dalam balutan kasa.
***
Jena masih bersembunyi di balik pintu sampai Jaehyun dan Mingyu keluar, tak menyadari bahwa guru mereka sedari tadi berada di balik pintu masuk.
Gadis itu memberanikan diri untuk masuk dan betapa terkejutnya dia saat melihat wajah Jungkook yang sembab, matanya membengkak akibat lelah menangis. Jeon Jungkook yang sekarang di tatapnya sangat berbeda dengan Jungkook yang menghancurkan gitar di kelas Jena dan menyeretnya keluar.
"Kak... Kak Nara... Jangan pergi.." Racau Jungkook yang mengejutkan Jena.
Jungkook seperti mengalami mimpi buruk. Tubuhnya mulai panas dan keringat bercuruan. Jena bingung menghadapi situasi seperti ini. Ia bahkan tak membawa ponselnya sehingga tak bisa mengubungi Seokjin maupun Namjoon.
"Kak Nara.. hikss.. Kak...."
"Jeon Jungkook, tenanglah.. Lo hanya mimpi buruk. Tenanglah...cup.. cup.." Ucap Jena menitikkan air matanya, menepuk tangan Jungkook berharap muridnya itu bisa tenang.
"Kak Nara!!" Teriak Jungkook terbangun dengan tiba-tiba dan memeluk Jena erat, sangat erat sampai gadis itu tak bisa bergerak. Kedua lengan Jungkook mengikat tubuh ramping Jena dan kepalanya menempel pada perut gurunya yang tak ia kenali.
"Jangan pergi kak. Maafin Jungkook. Kak Nara, jangan pergi. hikss.."
Jungkook menangis dalam pelukan Jena, sedangkan gadis itu sudah terlanjur menumpahkan air matanya.
***
maaf aku telat update, lagi banyak kerjaan.. ini sampai rumah langsung gas ngetik wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Bad Student
FanficJena adalah mantan dancer. Dia harus menghentikan impiannya untuk menjadi profesional dancer akibat kecelakaan mobil yang membuat cedera pada bahu dan kakinya. Kini dia mengajar di SMA Hybe bidang music and dance. Sayangnya Jena harus memiliki stok...