Seorang gadis sudah berganti pakaian dari yang formal layaknya guru, kini hanya mengenakan kaos dan celana serta sepatu bertali. Nyatanya dirinya adalah seorang guru dan 10 menit lagi akan mengajar tari.
"Miss Jena!" Panggil Jaehyun dari belakang yang kini berlari kecil menghampiri gadis itu.
"Miss, mau ke studio kan? Bareng saya aja. Hehe" Jena hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Mereka berjalan beriringan dan membuat siapapun siswa baik laki-laki maupun perempuan akan merasa sangat iri.
Jaehyun adalah siswa kelas musik dan tari sebelumnya, ia bersama Mingyu dan pastinya Jungkook sangat menyukai musik berbagai genre, sedangkan tarian mereka lebih banyak berlatih korean dance. Ketiga siswa laki-laki adalah siswa unggulan yang tak hanya berbakat tapi juga sangat tampan, jangan lupakan bahwa mereka lahir dari keluarga kaya raya. Paket komplit.
"Sampai!" Ucap Jaehyun berhenti di depan studio latihan dan membukakan pintu gurunya.
Di dalam ruangan itu masih sepi, padahal Jena kira akan sama seperti kelas musik yang berisikan 15 orang bahkan lebih.
Jena menatapa setiap sudut ruangan. Benar-benar tak ada satupun murid untuk kelas tari.
"Kenapa masih sepi? Apa murid lainnya tidak tahu kalau kelas tarinya dimulai hari ini?" Jena menengok ke samping, meminta jawaban dari muridnya itu.
"Mereka gue keluarin!" Teriak seseorang dari belakang Jena. "Lo gak perlu ngajar tari!"
"Jeon Jungkook!!!" Teriak Jena mendelik karena tak menyangka siswa nakalnya itu membuatnya emosi bahkan belum ada sehari dia mengajar.
"Lo, mending pulang! Gue gak butuh guru tari kayak Lo!"
"Yakkk!! Siapa lo yang suka ngatur-ngatur gue! Status gue di sini guru, lo cuma murid. Inget batasannya, boy!" Jena makin kesal dengan Jungkook. Kini mata mereka saling menatap seperti ada aliran listrik mematikan yang menghubungkan keduanya.
"Woii woii, kenapa jadi memanas gini? Miss Jena sabar miss, kalem. kalem. Lo juga Kook, jangan kasar gitu.. Lo........" Ucap Jaehyun menengahi keduanya.
"Bacot Lo! Keluar sekarang atau gue habisin Lo!" Ancam Jungkook memotong kalimat yang tak selesai diucapkan Jaehyun.
Jaehyun kesal tapi dia tak akan bisa menang melawan Jungkook. Akhirnya dia keluar studio dan meninggalkan kedua manusia yang sedang sedang beradu mata dan mulut.
"Lo cuma jalang yang rela ngejual diri lo cuma buat posisi guru. Gue gak bisa izinin sembarang orang gantiin dia. Lo! Gak sebanding dengannya! Lo! Lo itu cuma debu yang bahkan gak terliat."
Jungkook memajukan tubuhnya yang membuat Jena melangkah mundur pelan sampai berhenti pada tembok kaca.
"Gue gak mau liat lo lagi besok! Kalo lo masih berani datang dan ngajar, gue bakal......."
"Bakal apa? Lo bakal mukul gue? bunuh gue? Hah?" Teriak Jena penuh amarah, tak tahan telinganya mendengar ucapan jungkook yang sejak tadi sangat menyebalkan untuknya.
"Lo, siap-siap hancur di tangan gue!" Jungkook tersenyum smirk, membuat siapapun takut dan merasa terancam, tapi hal itu tidak berlaku untuk Jena.
"Sebelum Lo hancurin gue, Lo yang bakal tunduk dulu sama gue. Kita lihat besok! Lo yang minta maaf dan bertekut lutut di depan gue atau gue yang hancur bahkan mati di tangan lo, Jeon Jungkook!!"
Jena mendorong Jungkook dengan tangannya dan melangkah keluar meninggalkan Jungkook yang mengumpat kesal.
"Sialan!" Jungkook memukul tembok kaca di depannya dan tercipta keretakan bahkan pecahan hingga melukai tangannya. Darah mengalir dari jemari dan punggung tangan kanannya.
****
Kini di ruangan wakil kepala sekolah, seseorang tak hentinya mengusap wajahnya dan mengacak rambutnya berulang kali.
"Jena.. Saya harap kamu mau maafin Jungkook. Ckk, tuh bocah memang harus didisplinkan. Tolong bertahan ya. Saya yakin kamu bisa menjadi guru yang hebat. Sampai sekarang memang belum ada yang menggantikan guru sebelumnya. Tapi saya percaya kamu, Jena. You can give the best!" Ucap Namjoon menyemangati.
Dalam hatinya, Namjoon merasa khawatir dengan hidup Jena ke depannya. Jungkook tak pernah main-main dengan ucapannya. Bocah itu sekalinya marah bahkan tak peduli apakah targetnya cowok maupun cewek.
"Mr Kim. Saya tak akan menyerah begitu saja. Lagipula sekarang saya merasa sangat tertantang. Jungkook harus berubah!!" Balas Jena penuh ambisi.
"Abangmu memang gak salah memasukkanmu ke sini, Jena. Hanya kamu yang bisa menggantikannya. Guru musik dan tari yang dulu meninggal dalam kecelakaan, hal itu sangat tiba-tiba dan membuat semua orang di SMA Hybe terkejut dan bersedih, kami merasa sangat kehilangan. Bahkan Jungkook tak mau bersekolah selama setahun terakhir."
"Maafkan saya Mr. Kim, saya tidak tahu apa-apa sebelumnya. Saya tidak mau membuka luka lama di sekolah ini. Mr. Kim, saya akan berusaha menjadi guru yang baik dan saya sadar tidak akan bisa menggantikan guru sebelumnya. Tapi saya akan berjuang sampai kontrak saya berakhir."
Namjoon tersenyum dengan dimplenya yang menawan. Dia sangat kagum dengan semangat Jena yang tidak memiliki rasa takut untuk menghadapi Jungkook.
Tanpa mereka ketahui, ada seseorang yang sejak tadi mendengar obrolan mereka. Rahangnya mengeras dan tangannya mengepal keras memperlihatkan otot-ototnya.
"Cih, jangan harap Lo bisa ngajar selama setahun. Gue bakal buat Lo berhenti ngajar hari ini juga!"
Jungkook tak sanggup lagi menahan amarahnya. Niat awalnya ia ingin bertemu Namjoon, tapi dirinya justru mendengar omong kosong keduanya. Hatinya semakin emosi karena guru baru itu terlalu percaya diri untuk bisa menaklukkan Jungkook.
Yang rindu member bantan lainnya bakal keluar di next chapter..!!
Thanks for reading, guys...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Bad Student
FanficJena adalah mantan dancer. Dia harus menghentikan impiannya untuk menjadi profesional dancer akibat kecelakaan mobil yang membuat cedera pada bahu dan kakinya. Kini dia mengajar di SMA Hybe bidang music and dance. Sayangnya Jena harus memiliki stok...