Seorang gadis masih belum merasa letih memainkan tuts piano dari ujung ke ujung. Jemari kecilnya seakan sedang menari di hamparan barisan hitam dan putih yang mengalunkan melodi begitu indah.
"Dek, nanti abang mau ketemu Namjoon." Ujar Suga dari belakang. Sedangkan si gadis hanya mengangguk pelan.
Jena, gadis itu hanya akan menurut dengan keputusan kakaknya.
Ya. Jena harus mengakhiri kontrak mengajar yang baru berjalan 6 bulan. Tugasnya membantu Jungkook menghadapi kompetisi musik pun harus usai sampai di sini.
"Oya dek, Kai bakalan datang ke rumah nanti siang. Abang ada urusan keluar, jadi nanti adek yang nemuin Kai ya. Ada yang mau diobrolin sama adek katanya." Tambah Suga yang masih belum beranjak dari tempatnya.
"Hmm, iya bang. Jena juga udah siapin musik buat tim dance. Semuanya udah selesai termasuk lagu untuk Jungkook." Balas Jena kini menoleh ke belakang dan tersenyum pada kakaknya.
Suga yang paham bahwa di balik senyuman adiknya itu masih tersimpan kesedihan memutuskan untuk berjalan ke arahnya dan memeluknya.
"Abang sayang adek. Nanti malam kita temuin Ayah sama Ibu di rumah eyang. Jangan terlarut dalam kesedihan, adek udah janji sama abang."
Jena mengangguk meski berat menahan air mata. Dirinya membalas pelukan abangnya. Tubuhnya bergetar dan berharap agar abangnya tidak melihatnya menangis.
Suga tak kuasa menghadapi Jena yang masih memikirkan Jungkook. Ia menyadari bahwa adiknya menahan banyak air mata di balik punggungnya.
Suga mengelus kepala Jena untuk menenangkannya
"Inget, adek masih punya abang yang selalu ada di sisi adek mulai sekarang. Cup, jangan nangis lagi.. Nanti kalo matanya bengkak, gak cantik lagi dong adeknya abang."
Jena tersenyum. Betapa bahagianya ia memiliki seorang kakak yang sangat menyayanginya. Ya, inilah yang sejak dulu ia nantikan.
Suga yang sudah menjadi kakak terbaiknya. Hatinya yang dulu membeku, dingin bagaikan es kini sudah mencari, terasa hangat dan selalu bisa menenangkannya.
***
"Jen, Lo yakin mau pergi?" Tanya Kai sangat terkejut saat gadis di depannya bercerita bahwa dirinya akan berhenti mengajar.
"Hmm, iya oppa." Angguk Jena masih dengan senyuman khasnya
"Lo lagi gak ada masalah kan? Seriusan Lo Jen. Ini bener-bener mendadak. Gue beneran kaget, sumpah!"
"Oppa tahu banget kalo Jena suka banget sama musik dan tari. Ini kesempatan buat Jena meraih impian Jena, oppa..."
"Tapi Jen, Lo ke Korea! Korea gak deket woi, jauh Jena...! Astaga...!" Potong Kai yang masih tak terima dengan apa yang telah ia dengarkan.
Ya. Jena berencana akan ke Korea. Suga mendapat tawaran untuk bekerja sebagai komposer tetap di Bighit yang sudah tak lagi memberikan aturan sepihak.
Suga akan membawa adiknya untuk berobat ke Korea. Nantinya setelah semua cedera Jena sembuh, gadis itu akan mengambil kuliah seni tari di sana.
"Gue gak tahu harus ngomong apa ke Lo. Gue juga yakin Lo pasti sadar sama perasaan gue selama ini. Tapi...Gue juga udah tahu kalo sampai kapanpun Lo gak akan balas cinta gue, Jena."
Jena mulai terisak. Begitu sulit Kai menerima kenyataan untuk berpisah dengannya. Lalu bagaimana dengan Jungkook?
Jena tak akan sanggup mengucap kata perpisahan pada murid kesayangannya itu. RALAT. Bukan lagi murid, tapi laki-laki yang sangat ia cintai.
Selepas kepergian Kai yang akhirnya mengungkapkan isi hatinya pada Jena, dirinyapun mengikhlaskan apapun keputusan gadis itu.
"Apapun yang terbaik buat Lo, Jen. Gue selalu dukung. Lo selalu ada di hati oppa, Jena. Saranghae." Bisik Kai di telinga Jena saat memeluknya, tepat di akhir pertemuan mereka.
***
Suga kini sedang bertemu Namjoon. Hanya berdua saja. Seokjin yang biasanya akan ikut sedang menemani Jungkook beristirahat di kamarnya
"Bang.. Gue mohon, kasih kesempatan buat mereka ketemu." Pinta Namjoon pelan
"Gak Joon. Gue udah sepakat sama Jena buat memulai hidup baru. Lo sendiri tahu, mental Jungkook belum stabil. Ada kemungkinan dia berulah lagi. Jena juga masih cedera, gue mau pengobatan yang terbaik buat adek gue, Joon." Jelas Suga begitu serius
"Huft!" Namjoon menghela nafas berat
"Gue serahin lagu yang udah ditulis Jena buat Jungkook. Gue turut sedih sama apa yang udah terjadi pada anak itu. Gue yakin Lo selalu bisa jadi abang terbaik di sisinya, Joon."
"Thanks bang. Gue harap Jungkook mau nerima kenyataan pahit ini. Gue bakalan berusaha ngomong baik-baik ke dia. Banyak sekali kesakitan yang ia alami bang. Jujur, berat banget kalo harus ngasih tau Jungkook tentang kepergian Jena."
Namjoon dan Suga saling memikirkan adik mereka. Ya, adik kesayangan mereka yang mungkin saling mencintai. Tapi keputusan sudah bulat.
Kedua lelaki itupun saling berjabat tangan dan berpelukan untuk terakhir kalinya.
Namjoon masih berdiri diam menatap punggung Suga yang kian menjauh.
"Maafin abang, Jung. Kali ini abang gak bisa mencegah Jena pergi." Ucap Namjoon lirih.
***
maaf yaa sedikit pendek soalnya mumpung sempet ngetik. wkwkw
malam ini bakalan update yang lebih panjang kok, tenang aja.
btw gak ada fotonya yaakkk. maafkan karena belum sempat nyari, 🙏☹️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Bad Student
FanficJena adalah mantan dancer. Dia harus menghentikan impiannya untuk menjadi profesional dancer akibat kecelakaan mobil yang membuat cedera pada bahu dan kakinya. Kini dia mengajar di SMA Hybe bidang music and dance. Sayangnya Jena harus memiliki stok...