Seorang gadis tersenyum lebar saat laki-laki berkulit putih itu tengah memasak di dapur dan tak henti-hentinya mengoceh.
"Percaya gak, dek? Tiap orang ketemu abang, mereka selalu ngira abang ini oppa-oppa korea. Sampai ada ibu hamil yang nyamperin abang dan minta tolong diusap perutnya biar anaknya seganteng abang kalo udah lahir. Hahahaha."
"Abang makin narsis aja. Udah enggak swag lagi. Jangan-jangan ini bukan Bang Suga lagi. Lagian, tumben banget manggilnya dek. Dulu mana pernah. Tsk.!"
"Ya sekarang abang manggilnya bakalan gitu terus. Adek abang yang paling cantik, oppamu ini memang ganteng kan, kan kan?" Goda Suga sambil menaikkan kedua alisnya ditemani gummy smilenya yang terlihat sangat manis.
"Iyuhhh, oppa? Abang gak cocok dipanggil oppa. Abang tuh ya cocoknya dipanggil Ahjussi. Inget bang, tahun ini udah mau 30 tahun. Udah tua si abang mah. Hahahaa." Suga hanya terkekeh tak merasa tersinggung dengan ucapan adiknya.
Begitulah ocehan" receh yang saling dilontarkan kedua kakak beradik ini. Meski Suga masih sibuk menggoyang-goyangkan wajannya di atas kompor agar nasi gorengnya matang sempurna, dia tetap berusaha mengajak Jena mengobrol.
Suga rasanya ingin membalas dendam karena setahun lebih dirinya tak berada di samping adik kesayangannya itu. Suga ingin menikmati setiap detiknya di sisi Jena, dia akan terus membuatnya bahagia penuh tawa. Ya, Suga telah berjanji pada dirinya sendiri.
****
Masih di tempat yang sama, Namjoon terlihat sibuk menandatangani beberapa berkas di mejanya. Terlihat namanya, Kim Namjoon, Wakil Kepala Sekolah. Ya, sekolah itu adalah milik kakeknya. Dirinya mendapat mandat untuk membantu sang ayah yang merupakan Ketua Yayasan Hybe Education.
"Bang Jin, lo serius dia bakal nerima penawaran lo?" Tanya J-Hope sambil mencicipi keripik kentang di tangannya. Ralat! Bukan mencicipi tapi menghabiskan.
"Gue mah yakin kalo Suga bakalan seneng banget sama tawaran ini. Gue denger" dia udah resign dari Big Hit Entertainment. Gak tau kenapa dia mutusin buat balik ke Indo dan stay di sini."
"Lo tau dari mana Bang?"
"Ibunya yang ngabarin gue kalo Suga udah di rumah sejak dua hari yang lalu."
Orang tua Suga memang akrab banget sama anak" Bangtan. Khususnya Ibunya yang dekat dengan Seokjin karena kedua memiliki hobi memasak. Seokjin sering berkunjung ke rumah Suga sebelumnya, ia akan memasak dengan Bibi Min. Namun, karena Seokjin semakin sibuk mengajar kelas akting di SMA Hybe membuatnya jarang mengunjungi rumah Suga.
"Hope, keripik kentang yang lo makan itu gue beli buat Jungkook. Ckk. Malah lo abisin!" Kesal Namjoon tiba-tiba saat menyadari bahwa kawan baiknya itu sudah menghabiskan 3 bungkus keripik kentang.
"Sorry brother, gue laper. Hehehe" J-hope terkekeh tanpa ada rasa bersalah.
Namjoon pun bangkit dari kursinya dan bergabung dengan kedua sahabatnya itu.
"Nih bang, proposal penawaran buat Bang Suga. Posisi Guru Musik dan Tari. Lo bisa bawa ke rumah bang Suga kan bang? Gue mana sempet. Kerjaan lagi banyak, lusa bakalan ada akreditasi dari pusat."
Seokjin menganggukan kepala dan memberi memberi kedua jempolnya untuk sang Wakil Kepsek yang terkenal akan otaknya yang genius.
"Keren brother! Lo emang T.OP. B.G.T!" timpal J-Hope terkagum" dengan kerja cepatnya Namjoon.
***
Seorang pria tengah menyuruput kopi panasnya di depan teras rumah. Malam itu dia sedang menikmati waktu luangnya yang setahun terakhir tak pernah ia miliki. Ya, Suga selalu sibuk bekerja dan bekerja. Tak jarang ia tidur dalam studionya saat masih menjadi komposer musik di Korea.
"Wuih, ngopi kuy!" Teriak seorang pria tinggi dan sok tampan yang tertawa sedang berjalan menghampirinya.
"Ngopi kok sendirian? Jomblo yaa! Hiyaa.. Hahahaha!""Ckk, Ngapain lo ke sini bang?" Balas Suga dengan aura dingin seperti biasanya.
"Lo ya Ga. Pulang gak ngabarin, giliran gue ke sini lo sinis amat. Jahat bener lo Ga. Hikss"
"Ckk, gak usah drama bang. Gue tanya tujuan lo ke sini apa?"
"Gini lo Ga..."
"Lama! Gue tinggal masuk."
"Eh, iya bentar. Seriusan ini nyangkut hidup mati gue."
"Ck, lebay, alay!"
Seokjin menghela nafas pelan dan berat. Beruntung dia selalu sabar ngadepin beruang kutub satu ini.
Malam itu Seokjin serius menjelaskan tentang penawaran untuk Suga sebagai guru musik dan tari di sekolahnya, SMA Hybe. Tak lupa ia memberikan proposal yang sudah dibuat Namjoon susah payah. Eh, enggak deng, kalo cuma proposal mah ezed (easy) sekali buat cowok ber-IQ 148 itu, hehe.
"Bang.. Gue gak bisa..." Tolak Suga singkat dan jelas.
"Ga, gue mohon lo pikirin mateng". Gak harus sekarang juga lo kasih jawaban. Gue tunggu 3 hari. Gue bakalan balik ke sini, gue harap lo udah siap buat ngajar di SMA Hybe."
"Bang, lo...."
"Udah, gue gak mau denger penolakan lo sekarang ya! Gue pamit, dah malem. Lo pelajari proposal itu dulu, Ga. Balik dulu ya!"
Seokjin bergegas meninggalkan Suga yang masih ragu dengan apa yang sedang dipegangnya. Proposal yang sebenarnya malas ia baca dan memilih mengabaikannya.
#Chapter ini belum bisa nemuin Jungkook sama Jena, sabar yaa readerss.. hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Bad Student
FanfictionJena adalah mantan dancer. Dia harus menghentikan impiannya untuk menjadi profesional dancer akibat kecelakaan mobil yang membuat cedera pada bahu dan kakinya. Kini dia mengajar di SMA Hybe bidang music and dance. Sayangnya Jena harus memiliki stok...