Dalam perjalanan pulang, aura kebahagiaan terpancar pada wajahnya. Lelaki itu sejak tadi menyenderkan kepalanya di bahu sang gadis, sedangkan tangannya menggenggam erat gadisnya itu.
"Jung, tidurlah. Kita ke RS sekarang." Ucap Namjoon yang duduk di kursi depan, di sampingnya Seokjin sedang menyetir.
"Gue gak mau tidur. Kalo pas bangun-bangun Jena udah ngilang gimana? Gak, gak mau tidur." Balas Jungkook mengeratkan tangannya, menyatukan jemari miliknya dengan kekasihnya (apa keduanya sudah resmi menjadi sepasang kekasih??)
"Oya, jangan bawa ke RS! Gue gak mau masuk ke sana lagi. Please bang, bawa gue pulang aja. Jena bisa ngobatin dan ngerawat gue." Imbuhnya dengan nada memohon
"Hmm, okay. Abang turutin." Namjoon tak akan mendebat adiknya itu.
"Jena, maaf ya kalo Lo harus kerepotan sama bayi abang itu."
Jena hanya tertawa mendengar ucapan Seokjin.
Jungkook enggan menanggapi ocehan para abang tertuanya. Lelaki itu memilih menikmati ketenangan dan kehangatan saat bersama Jena.
"I love you, Jena" Ucapnya lirih tapi masih bisa terdengar oleh Jena, menimbulkan senyuman tercetak di kedua wajah mereka.
***
"Buka baju Lo, Kook!" Perintah Jena yang sudah sampai di ruang tamu apartemen Jungkook.
"Bang Namjoon minta gue ngecek luka Lo sama gantiin perban."
Kini Jena sudah siap dengan perlengkapan medisnya.
Namjoon sedang ada urusan di sekolah, sedangkan Seokjin harus menghadiri rapat penting di perusahaan Ayahnya..
Pelan-pelan gadis itu membersihkan sisa-sisa darah pada luka Jungkook, menutupnya dengan perban. Jena tak bersuara, ia terlalu fokus mengamati betapa banyak bekas luka seperti cambukan.
"Jangan Lo liat. Gue ga mau Lo sedih karena luka di badan gue, Jen."
Jungkook menarik pelan tangan Jena. Mendudukkan gadis itu disampingnya. Kepalanya ia senderkan pada bahu sang gadis."Pakai dulu baju Lo, Kook. Biar gue ambil di lemari bentar..."
Tapi Jungkook menahan tangannya, lelaki itu menggenggam erat tangan Jena, memberi sinyal bahwa ia tak boleh beranjak dari tempatnya sekarang.
"Diem dulu di sini. Gue masih kangen sama Lo. Di deket Lo gini, rasanya semua sakit di badan gue ilang, Jen."
"Yya, t-tapi gue ga nyaman kalo Lo- ga pake baju gini, Kook." Jena merasa salting dan gugup karena tubuh bagian atas Jungkook benar-benar tak tertutup kain. Gadis mana yang tak terpukau melihat tubuh Jungkook yang sangat memukau itu.
"Gue seksi kan, Jen? kekeke." Goda Jungkook melihat wajah kekasihnya memerah.
"Akh, rasanya benar-benar ga percaya gue bisa liat Lo lagi. Gue pikir, gue bakalan ga ada dan Lo pergi jauh. Rasanya mau mati saat Lo ga ada, Jen. Bahkan ratusan cambuk pun ga bisa ngalahin sakit hati gue karena berpisah dari Lo."
Jena menggigit bibir bawahnya, merasa sedih dan menahan tangisnya. Ia merasa bersalah dan menyesal melihat kondisi Jungkook yang seperti ini. Tubuh lelaki itu semakin kurus dengan balutan luka. Wajah tampannya yang dulu seram tapi menggemaskan kini pucat dan tampak tirus.
"Maafin gue Kook, hiks." Tumpahlah air mata Jena.
Jungkook sedikit terkejut saat melihat gadisnya berurai air mata. Bahu Jena bergetar menahan isak tangisnya.
"Hei, hei. Gue ga nyalahin cewek gue yang cantik ini. Sstt, jangan nangis. Bukan Lo yang buat gue kayak gini. Lo bener" berharga buat gue, Jena. Cup. Jangan nangis. Lo jelek kalo nangis. Kekeke."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Bad Student
FanfictionJena adalah mantan dancer. Dia harus menghentikan impiannya untuk menjadi profesional dancer akibat kecelakaan mobil yang membuat cedera pada bahu dan kakinya. Kini dia mengajar di SMA Hybe bidang music and dance. Sayangnya Jena harus memiliki stok...