27. Perasaan

177 23 0
                                    

Haiii👋

Apa kabar gengsss?

Absen dulu ygy, udah makan belum? hihi😁

Sudah siap untuk baca kelanjutan kisah dari mereka?

Mari, taburkan banyak cinta untuk cerita ini💗

Happy reading😊

●●●

27. Perasaan

Di bawah pohon yang cukup rindang, duduk dua orang gadis yang saling bersebelahan. Kedua gadis dengan penampilan yang begitu berbeda itu kini nampak saling berpandangan.

"Ara, berita itu nggak benar, kan?" Grizelle dengan tatapan penuh tuntutan itu mulai membuka suara, mengawali perbincangan keduanya.

Ara yang tidak tahu arah pembicaraan Grizelle pun nampak bingung. Sebenarnya, dia juga tidak tahu tujuan Grizelle mengajaknya berbicara berdua seperti ini. Keduanya juga tidak pernah dekat sebelumnya.

"Berita tentang kedekatan kamu sama Bumi," lanjut Grizelle yang sebelumnya menangkap raut bingung dari wajah Ara.

Ara ber oh ria sejenak. "Memangnya kedekatan seperti apa yang kamu maksud, Grizelle?" tanya Ara balik, dia ingin tahu sebenarnya orang-orang menilainya dekat dengan Bumi itu seperti apa.

"Lagi pula, sebagai teman sekelas bukannya wajar jika mengerjakan tugas bersama. Apa itu kelihatan aneh?" ungkap Ara kembali. Benar-benar ingin mengetahui pendapat Grizelle.

Wajah Grizelle mendadak berubah, tidak lagi ramah seperti awal tadi. Dia juga terdiam dengan menatap tidak suka pada Ara.

"Apapun alasannya, jujur, aku nggak suka kamu dekat dengan Bumi, Ra!" jawab Grizelle akhirnya.

"Bisa, kan, jauhi Bumi?" pinta Grizelle. Sedikit menaruh harapan pada Ara. Berharap gadis itu bisa mengerti dan menyetujuinya.

Ara menatap heran pada gadis itu. "Aku ngerasa nggak pernah dekat dengan Bumi. Jadi, kenapa aku harus menjauhkan diri?"

Grizelle terdiam, tak dapat lagi berkata-kata mendengar penuturan Ara yang cukup masuk akal dan mungkin saja itu adalah benar.

"Kalau kamu suka dan takut kehilangan dia, harusnya kamu ajak dia ke sini untuk bicara. Bukannya mengajakku!" tutur Ara.

"Kamu cukup membuang waktuku, Zel," ungkap Ara, lalu berdiri dengan membawa buku tentang akuntansi yang dia pinjam dari perpustakaan sebelum Grizelle membawanya ke taman.

"Maaf, Ra. Aku cuma ingin memastikan," gumam Grizelle yang masih duduk di kursi taman, memandang ke bawah dengan tatapan yang sulit diartikan.

●●●

"Cuma teman biasa, nggak lebih."

Kata-kata itu terus terngiang di kepala Grizelle usai memastikan semuanya pada Bumi. Berjalan di koridor menuju kelas, tersenyum lebar dengan perasaan leganya.

"Dih! Senyum-senyum nggak jelas kayak orang sinting," cibir seorang cowok yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya. Menatap tak suka ke arah Grizelle.

Grizelle yang merasa tersinggung pun menoleh. Menatap sinis pada Joy. "Masalah buat kamu?" tanya Grizelle.

"Banget! Menganggu penglihatan aku," sahut Joy dengan cepat.

Bumi dan Langitnya | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang