17. Kita Sama-Sama Terluka, Kan?

260 27 0
                                    

Hello everyone👋

Gimana kabarnya? Semoga selalu baik dan bahagia, ya

Udah siap untuk baca kelanjutan kisah mereka?

Mari, taburkan banyak cinta untuk cerita ini✨

Happy reading❤

●●●

17. Kita Sama-Sama Terluka, Kan?

"Han," panggil Keanu, menyodorkan sebuah kertas folionya yang sudah tertulis beberapa jawaban yang dia cari dengan usahanya sendiri. Karena sebelum-sebelumnya, dirinya selalu saja menyontek pada Hana.

Hana yang duduk di samping Keanu pun menatap kertas folio tersebut, mengambil dan membacanya sebentar. "Udah benar, kok," kata Hana setelah selesai membaca jawaban nomor satu dan dua yang sudah Keanu kerjakan, mengembalikan kertas tersebut pada pemiliknya kembali.

"Aku memang sebodoh itu, ya, Han?" tanya Keanu tiba-tiba, membuat Hana yang semula akan melanjutkan sesi membacanya pun mengurungkan niatnya, menatap Keanu dengan sendu.

"Nu, nggak ada manusia bodoh di dunia ini. Yang ada hanyalah manusia malas yang nggak mau berusaha," jawab Hana, kali ini gadis itu mengarahkan pandangannya pada rak buku yang berjejer rapi, matanya nampak menerawang jauh dalam deretan buku-buku tersebut.

"Memangnya, ukuran orang yang dinilai pintar itu seperti apa?" tanya Keanu lagi, memandang Hana dengan sorot sendu. Namun, tetap ada sedikit harapan yang ditunjukkan lewat tatapan cowok tersebut. Di depan Hana, Keanu benar-benar menunjukkan dirinya yang sebenarnya.

"Pintar itu relatif, Nu. Setiap orang punya keistimewaannya masing-masing yang nggak semua orang sama memilikinya," jawab Hana dengan tenang. Walaupun, ada terbersit sedikit rasa sakit dalam hatinya ketika mengungkapkan kalimat tersebut.

"Tapi, mereka nggak bisa terima aku, Han. Hanya karena aku nggak pernah bisa jadi seperti Kevin."

"Nu ...." Entah kenapa, tapi mata Hana mulai berkaca-kaca ketika mendengar ungkapan hati Keanu. Hana yang sudah mengenal cowok itu sejak lama, tentu tahu rasa sakit yang selama ini Keanu rasakan.

"Suatu saat, mereka akan menganggapmu ada dan istimewa dengan cara yang kamu punya, Nu. Cara yang nggak semua orang bisa melakukannya. Percaya itu," kata Hana, mengusap pelan punggung tangan kanan Keanu, menyalurkan sedikit ketenangan pada cowok itu.

Dan tanpa di duga, Keanu langsung memeluk Hana dengan erat. "Makasih, Han. Udah selalu ada buat aku," ungkap Keanu. Tanpa sadar, air matanya turun begitu saja, mengenai cardigan yang Hana kenakan.

Tangan Hana pun terulur untuk membalas pelukan cowok tersebut, mengusap punggung Keanu lembut. Menikmati setiap detik dekapan tersebut. "Nu, kita harus kuat. Kita bukan diciptakan untuk lemah, kan?" tanya Hana pelan, lalu melepaskan dirinya dari dekapan Keanu yang memang terasa nyaman.

"Han, ayo, pulang! Udah cukup belajarnya, kita lanjutkan besok lagi," ungkap Keanu tiba-tiba, sedikit panik ketika melihat perubahan dari wajah Hana.

Hana yang bingung dengan sikap Keanu pun menatap heran pada cowok itu. "Tapi, aku belum selesai belajarnya, Nu," ucap Hana, menahan pergelangan tangan Keanu yang sudah akan membawanya keluar dari perpustakaan kampus.

"Masih ada hari esok, Han. Ada hal yang lebih penting dari pada belajar. Setidaknya untuk sekarang," tegas Keanu, membawa gadis yang sedikit keras kepala itu untuk segera meninggalkan perpustakaan.

"Nu, aku nggak mau pulang. Jam belajar aku belum selesai!" Hana dengan kuat menghempaskan tangan Keanu yang mengenggamnya, membuat Keanu sedikit terkejut dan memandang dengan sorot tidak percaya pada Hana.

Bumi dan Langitnya | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang