44. Rapat

131 22 0
                                    

Haiii👋

Bumi dan Langitnya kembali💕

Mari, taburkan banyak cinta untuk cerita ini❤

Happy reading😊

●●●

44. Rapat

Ara memejamkan matanya, menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya yang sengaja tak dia tutupi menggunakan kaca helm. Sedangkan di depan, Asterio nampak fokus menyetir dengan sesekali melihat gadis yang diboncengnya itu melalui kaca spion.

"Ra," panggil Asterio, keduanya kini sedang berhenti ketika lampu lalu lintas di atas sana berwarna merah. Sebentar lagi keduanya akan sampai di kampus setelah melewati Tugu Degulis yang berbentuk bambu runcing yang dikelilingi dengan air mancur berwarna-warni dan tanaman kecil di sekitar air tersebut.

"Iya?"

"Hehe, nggak, manggil aja. Gabut," celetuk Asterio yang langsung mendapat dengusan kasar dari Ara.

"Btw, kamu nggak capek, Ter, bolak balik jemput aku ke kafe? Padahal duduk anteng di sekre nunggu aku datang, kan, bisa," tanya Ara, cukup penasaran dengan tingkah Asterio yang sering membuatnya takjub. Terlalu baik kalau kata Ara.

Asterio tak langsung menjawab. Kebetulan, lampu di atas sana sudah berubah menjadi hijau, dan dengan cepat Asterio kembali menjalankan motornya.

"Gabut, Ra. Mending jemput kamu, itung-itung kamu hemat ongkos ojol juga, kan?"

"Ya ... iya, sih, benar. Cuma, kan, kamu udah terlalu sering jemput, jaraknya juga lumayan jauh, emangnya nggak capek?"

Entah kenapa Ara jadi banyak bertanya hanya karena masalah jemput-menjemput. Tapi, memang benar, Asterio sudah terlalu sering membantu Ara ini dan itu, sedangkan Asterio, cowok itu sepertinya tak pernah meminta balasan apapun, selain bertanya 'udah jatuh cinta sama aku belum, Ra?'. Dan itu ... adalah pertanyaan yang memerlukan jawaban yang begitu sulit bagi Ara.

"Aku rasa, semua orang yang saling mencintai pasti akan selalu berusaha untuk melindungi dan memberikan kebahagiaan untuk orang yang dicintainya, Ra."

"Tapi, kan, kita nggak saling mencintai," kata Ara, yang seketika membuat Asterio tersadar akan kenyataan yang terjadi dalam dirinya.

"Bukan, nggak. Tapi belum, Ra," kata Asterio, dengan nada penuh percaya diri.

Setelahnya, keduanya pun mulai memasuki gedung akuntansi setelah beberapa saat lalu tiba di parkiran dekat hotel.

Keduanya berjalan berdampingan menuju lantai dua, tempat di mana rapat akan dilangsungkan.

"Maaf, Ter." Lagi-lagi, Ara hanya akan berkata maaf dalam hati.

●●●

"Baik, terima kasih untuk semua Pengurus Harian, Panitia Inti yang sudah hadir rapat pada malam hari ini. Aku selaku ketua panitia Sehari Bersama HMJ Akuntansi berharap dengan sangat kerjasama dan kontribusi teman-teman semua. Tunjukkan bahwa kita bisa menjadi contoh dan memberi kesan yang baik untuk mahasiswa baru jurusan akuntansi nanti. Semangat semuanya."

Bumi dan Langitnya | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang