79. Yang Sebenarnya Terjadi

164 14 0
                                    

Haiii 👋

Gimana perasaannya, masih aman, kan?

Siap kawal Bumi dan Langitnya sampai ending?😍

Mari, taburkan banyak-banyak cinta untuk cerita ini 💕

Happy reading ❤

●●●

79. Yang Sebenarnya Terjadi

Bumi E ASP
| Ara,
| Sore ini ada pameran makanan
| Kita ke sana, yuk!
| Udah lama kita nggak ketemu sejak wisuda waktu itu
14.25

Ara menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Menarik napasnya panjang-panjang baru kemudian dihembuskannya pelan. Berulang kali dia melakukan hal itu hanya untuk menenangkan perasaannya yang kacau. Bahkan, pesan dari Bumi sampai belum sempat dia balas.

Di hadapannya, tepatnya di atas meja belajar, Ara memandangi sebuah buku berukuran sedang dengan warna pastel dan motif buah-buahan. Bahkan, gembok yang mengunci buku itu berwarna kuning dengan gambar pisang di tengahnya.

Buku itu Ara dapat lima belas menit yang lalu dari seorang kurir yang mengantarkannya di kosan. Dan sejak barang itu tiba, Ara hanya membuka bungkusnya, namun belum dengan isi dari buku yang Ara yakini sebuah buku diary.

Ting!

Notifikasi pesannya berbunyi kembali. Dengan sedikit tak berminat Ara melihat ponselnya yang ternyata masih berada di room chat Bumi.

| Ara, kamu baik-baik aja?
14.34

Tak ingin Bumi menunggu lebih lama lagi, Ara pun segera mengetikkan balasan untuk cowok itu.

Maaf, Bumi |
Hari ini aku nggak bisa pergi |
Aku sedikit nggak enak badan, mungkin kecapean karena baru pulang ke sini lagi |
Aku istirahat dulu, ya |
Sampai jumpa lain waktu |
14.35

"Maaf, Bumi. Aku nggak benar-benar sakit. Aku sehat. Tapi, aku lagi nggak mau ketemu kamu dulu," lirih Ara.

Pertemuan terakhirnya dengan Bumi memang saat wisuda saat itu. Karena beberapa hari setelah wisuda, Ara kembali ke kampung halamannya. Dan baru kemarin setelah satu bulan di rumah orang tuanya, Ara kembali lagi ke Pontianak karena kebetulan lamaran pekerjaannya diterima.

Sebenarnya, hubungan komunikasi Ara dengan Bumi berjalan baik walaupun jarang bertemu. Namun, hari ini Ara benar-benar tak ingin bertemu dengan Bumi dulu bahkan setelah satu bulan lamanya tak bertemu.

Usai mengirimkan balasan pesan tadi ke Bumi, Ara langsung meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Menatap buku diary di hadapannya dan berniat untuk mulai membuka buku tersebut.

Baru saja Ara akan membuka gembok dengan kunci yang memang ada di kiriman paket tadi yang memiliki gantungan bentuk pisang, ponsel Ara kembali berbunyi. Ara sempat berpikir mungkin itu balasan pesan dari Bumi. Namun, notifikasinya tidak hanya sekali, bahkan kini sudah beralih ke nada panggilan telepon.

Karena penasaran, Ara pun langsung melihat ponselnya dan melihat nomor tidak dikenal muncul dilayar ponselnya. Dan dengan sedikit ragu, Ara menerima panggilan telepon itu.

Bumi dan Langitnya | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang