48. Rooftop

120 11 0
                                    

Haiii👋

Udah pada makan belum? by Asterio, kang bucin💫

Terima kasih, Bumi dan Langitnya tembus 700 viewers😍

Mari, taburkan banyak cinta untuk cerita ini💕

Happy reading❤

●●●

48. Rooftop

Hembusan angin malam, hamparan bintang dan bulan yang nampak seperti tengah tersenyum kini menghiasi kegelapan malam. Gadis itu menyelipkan anak rambutnya kembali ke belakang telinga akibat terkena angin malam.

Dia yang semula memandang ke langit, kini beralih ke bawah. Hamparan stand, lalu lalang orang, suara nyanyian terdengar, menjadi satu dalam konser malam puncak expo ormawa saat itu. Mereka yang ada di bawah sana nampak begitu menikmati.

"Kelihatan seru banget," gumam Ara, gadis itu menatap orang-orang yang entah siapa saja saking banyaknya. Melalui rooftop gedung akuntansi, Ara dapat melihat apapun dari atas. Walaupun, tak bisa dipungkiri jika matanya tak bisa melihat dengan jelas dalam jarak jauh.

Lagu berjudul Lantas yang dinyanyikan oleh Guest Star Juicy Luicy terdengar. Mereka yang ada di sana begitu menikmati dan ikut bernyanyi. Namun, tidak dengan Ara. Wajah dan tatapan gadis itu terlihat sendu.

Lantas mengapa kumasih menaruh hati

"Aku juga nggak tau kenapa masih naruh hati ke kamu, Nu?"

Padahal ku tahu kau t'lah terikat janji

"Iya, aku tau kamu udah terikat janji sama Hana."

Keliru ataukah bukan tak tahu
Lupakanmu tapi aku tak mau

"Kita nggak ada hal istimewa yang perlu dikenang. Tapi, kenapa sulit, sih, Nu, buat hapus rasa yang keliru ini."

Ara sedari tadi berbicara sendiri. Ikut terbawa suasana melalui lagu yang didengarnya. Itulah mengapa dirinya memilih pergi ke rooftop, akan lebih baik jika dia menyendiri terlebih dahulu untuk beberapa waktu.

Tanpa Ara sadari, dia tidak sedang sendiri di sana. Ada satu orang yang sejak tadi ikut berdiri di samping kanannya. Jarak keduanya tidak terlalu jauh, namun Ara tidak menyadari keberadaan orang tersebut.

"Ternyata benar, gadis cuek ini suka sama Keanu, cowok dingin yang udah punya pacar, Hana."

Ara terkejut, dia langsung menoleh. Mendapati Bumi yang ternyata ada di sampingnya. Entah sejak kapan.

"Bu ... Bumi."

Bukan hanya kehadiran Bumi yang membuat Ara terkejut, namun juga ucapan yang dikatakan oleh cowok tersebut.

"Sejak kapan kamu di sini?" Bibir Ara bergetar, berharap Bumi tak mendengar apa yang diucapkannya saat dia mendengar lagu tadi.

"Sejak kamu bicara sendiri," jawab Bumi, langkah kakinya semakin mendekat ke arah Ara.

"Kamu ...."

Bumi dan Langitnya | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang