16. Permintaan tulusnya

25 6 0
                                    

Pesan Dami membuatku kalang kabut. Dia ingin tidur di rumah kami. Hasilnya aku harus kembali ke rumah lama, apartemen Jhope. Sejak tadi Jhope mengulum senyum tipis. Hatinya berbinar melihatku kembali dengan koper kecil.

Aku memang tak mengatakan apapun tentang rencana Dami yang akan tidur di rumah kami. J-Hope mengikuti ku hingga kedalam kamar. Dia juga melihat aku sibuk memasukkan barang-barang dari koper ke lemari juga kamar mandi dan depan cermin.

"Aku senang kau pulang." Ucapnya di belakangku yang sedang menata skin care.

"Jangan terlalu senang." Entah mengapa keberanian ku selalu muncul tetap waktu.

Aku yakin jika keadaan normal mungkin Jhope akan langsung memarahi ku. Tapi dia memilih diam saja dan keluar kamar. Benar saja, tak berapa lama dari kemunculan ku, bel pintu berbunyi. Wajah Dami dan Suga di layar monitor.

J-Hope cukup terkejut dan akhirnya mengerti jika ada alasan khusus yang membuatku kembali ke rumahnya. Dami sengaja melihat-lihat apartemen kami. Kepalanya mengangguk-angguk melihat sekeliling.

"Kak, mengapa harus datang?" Tanya ku berbisik tak ingin didengar oleh Suga supaya tak perlu mendengar pedas mulutnya.

"Kau hamil?" Tanya Dami to the point.

Tangannya menyentuh bagian perutku dan matanya membelalak.

"Anak Jhope?" Pertanyaannya membuatku cukup sakit hati.

"J-Hope, kalian akan bercerai?" Tanya Dami tanpa basa-basi.

"Tidak Noona, tak ada yang akan bercerai. Aku mencintai istriku, kami akan punya bayi dan semuanya baik-baik saja." J-Hope menutupi perasaannya yang kacau balau sambil meringis.

"Somi-aa, apa kau yakin dengan jawabannya itu?" Dami melotot kearahku.

"Jawab yang benar Somi-aa, jawaban mu akan kami bawa pulang pada ayah dan ibu jadi tolong bijaksanalah." Suga memberikan tekanan batin baru padaku.

"Kami memang bermasalah sejak lama. Aku sudah mencoba bertahan selama ini dan aku menyerah. Sebenarnya aku telah meninggalkan rumah ini sebulan terakhir." Jawabku tanpa memikirkan kelanjutannya nanti.

"Tapi kau kembali hari ini, itu sudah cukup membuktikan jika kita akan baik-baik saja Somi-aa." J-Hope memberikan pandangannya.

"Aku kembali karena takut pada mereka oppa. Bukan karena ingin kembali pada mu."

"Mwo? Kau serius dengan keputusan mu bercerai?" J-Hope melotot kesal padaku.

"Bukankah oppa yang memintanya padaku dulu? Aku akhirnya setuju, seharusnya oppa bahagia karena aku tak akan melawan dan bertahan. Aku bahkan tak akan meminta uang untuk anak ku."

"Jung Somi!" Teriak Jhope marah.

"Jadi? Bolehkah aku melaporkan semuanya tanpa mengurangi dan menambahkan yang kami lihat dan dengar malam ini pada ayah dan ibu?" Suga memastikan.

"Terserah oppa!" Jawabku.

"Tidak! Jangan hyung!" J-Hope menolak mentah-mentah.

"Alasannya? Istrimu bahkan menjawab tegas tanpa berpikir dua kali. Kau sebagai laki-laki bukankah harus lebih tegas dari istrimu sendiri?" Suga menatapnya dalam.

"Aku kepala keluarga di sini. Aku tak akan menceraikan mu, kau tak akan kemana-mana, kita akan besarkan anak kita Somi. Dia juga anakku, bukan hanya anak mu. Ada usahaku juga hingga dia ada." J-Hope menunjuk perutku yang sekarang makin terlihat.

Setelah semua tau jika aku hamil, sepertinya bayiku tak ingin bersembunyi lagi. J-Hope menggenggam tangan ku sambil tertunduk bermohon.

"Aku minta maaf dari dalam hati dan kesungguhan. Ku akui semua salah ku, ku akui semua dosaku pada mu. Tolong kembalilah padaku Somi-aa. Aku janji akan memperbaiki semuanya. Aku janji akan memulai semua dari awal untuk keluarga kita." J-Hope berlutut didepan ku disaksikan Dami dan Suga.

Fake apologize, The Path I ChooseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang