NamJoon berdiri menimbulkan bunyi kursi yang bergesekan dengan lantai. Hal itu menyita perhatian pengunjung lain.
"Siapa kau? Ikut campur urusan yang bukan urusan mu." NamJoon menantangnya.
"Bagimu aku orang lain, tapi Somi nunna adalah kakak ku." Jungkook berdiri makin dekat denganku.
Aku hanya bisa melongo karena dua pria itu. Kami makin jadi tontonan. JiMin mendekati meja kami. Dia dengan lembut mengajakku menjauh. Meninggalkan dua pria berbadan besar itu saling berhadapan tegang.
NamJoon memilih hanya melihat ke arahku yang pergi bersama JiMin. Pria pemilik resto itu menuntunku menuju meja didalam ruangan dalam restoran. Dia memberiku air putih dalam gelas.
"Minumlah, akan ku jelaskan semuanya." JiMin akhirnya duduk didepan ku.
"Silahkan anda pergi dari sini tuan." Jungkook tetap berdiri ditempatnya.
NamJoon mengamati situasi sejenak kemudian memilih keluar resto sekalipun kesal. Jungkook kembali tersenyum kearah semua pelanggan sambil membungkuk meminta maaf.
"Dia sudah pergi?" JiMin bertanya pada adiknya.
"Somi, apa kau benar-benar tak mengenali kami?" JiMin bertanya.
Aku menggeleng.
"Park Shin Hye, apa kau ingat nama itu?"
"Bibi Shin yang di sebelah rumah haelmoni? Jadi kalian adalah....?" Ku tutup mulut tak percaya dengan otak pelupaku.
"Aigoo, kalian begitu berbeda sekarang. Mian oppa, aku tak mengenali kalian semua."
"Aku jadi ganteng kan nunna?" Jungkook meringis.
"Eoh, kau jadi tampan dan gagah sekarang." Mataku melengkung karena bahagia.
"Apa kau sudah jatuh cinta padaku sekarang?" Godanya, bahkan pipinya bersemu merah.
JiMin menjelaskan semuanya, bahwa ayahlah yang meminta mereka untuk menjagaku. Jadi sejak kapan ayah tau tentang kesulitan ku?
........
J-Hope meneruskan pekerjaannya tanpa tau jika ada kejadian besar terjadi. Pria itu merampungkan pekerjaannya pada jam 8 malam. Dia turun ke lobby memakai lift kemudian raut wajahnya berubah.
"Oppa." Sapa Mina yang ternyata menunggunya di lobby.
"Mengapa kalian tak memberitahu jika ada yang menungguku disini?" Tanya J-Hope dingin pada petugas keamanan.
"Jangan salahkan mereka, aku yang melarangnya untuk memberi oppa surprise." Terang Mina cepat sambil menggandeng lengan J-Hope.
Pria itu mengikuti Mina tanpa bisa berkutik. Keduanya berjalan menuju mobil J-Hope yang terparkir di lot khusus. Mina masuk dan duduk disisi penumpang bagian depan.
"Apanya yang kau inginkan lagi?" J-Hope ketus.
"Bukankah kau begitu dingin padaku? Padahal katamu, kau masih mencintaiku bukan?" Mina mulai melancarkan rayuannya.
"Mina, kita berdua sudah berakhir." J-Hope tegas.
"Huft! Baiklah, aku tau. Aku datang hanya untuk mengembalikan ini." Mina menyodorkan kunci cadangan mobil yang dipakai J-Hope.
"Aku harap kau bahagia dan tak menyesali keputusan mu meninggalkan ku, oppa. Maafkan aku untuk semua hal buruk yang telah terjadi." Mina tertunduk.
Jhope bahkan membeku mendengar Mina meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Hal yang paling mustahil dilakukan oleh perempuan seperti Mina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake apologize, The Path I Choose
FanficDia bersamaku, namun masih berkutat dengan cinta lamanya juga. Apa alasannya menikahi ku? Apakah kata cintanya bukan kebohongan? Orang bilang bahwa cinta abadi berawal dari persahabatan. Itu tidak berlaku untukku. Start may, 21 2022