2. A loser?

3.4K 318 10
                                    

Happy Reading.





















Pagi hari kini, gadis kecil sedang tertidur pulas di atas kasurnya. Gadis itu tak lain ialah Christy, dirinya belum terbangun untuk pergi ke sekolah. Ia terlalu lelah, apalagi perdebatan kemarin, untungnya ada Zee yang bersedia mengobati luka lukanya yang di sebabkan oleh Chika. Biasanya Zee tidak seperhatian itu.

"Eunghh..." Erangnya seraya membuka kedua matanya. Ia mengubah posisinya menjadi duduk.

"Badan gue pegel pegel, anjir." Ucapnya dengan wajah yang masih terlihat lesu itu.

Christy beranjak bangun dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamarnya. Sekarang baru jam 5:49, masih ada waktu untuk bersantai santai sebelum berangkat ke sekolah. Ia menghentikan langkahnya ketika melihat Zee sedang memasak sesuatu di dapur, dengan memakai seragam putih abu-abunya lengkap.

"Zoy! Ngapain lo?" Panggil Christy sembari menghampiri. Ia menoleh ke arah adiknya.

"Baru bangun lo?" Tanyanya sinis. Christy memutar bola matanya seraya mendudukkan dirinya di atas kursi meja makan.

"Gak punya mata lo?" Sewotnya membalas. Zee tak menghiraukan jawaban Christy, ia fokus dengan apa yang ia lakukan. Christy memerhatikan kakak dari kejauhan, ia tersenyum bangga melihat Zee yang mulai perhatian kepadanya sejak kemarin kemarin. Padahal dulu ia gengsi jika berbuat baik kepada Christy, namun sekarang tidak.

"Tumben," Ujar Christy dengan nada mengejek.

"Apa? Papa mau pulang, jadi gue sekalian masak buat dia, buat kita juga." Jawabnya santai. Christy tersentak, ia terkejut saat mendengar ayahnya akan pulang. Sehancur apa nanti ketika sang ayah pulang? pasti dia akan memaki maki atau menghina dirinya.

Brak!

"LOH, BENERAN?!" Kagetnya, ia reflek menggebrak meja makan.

Zee mematikan kompornya, di karenakan ia sudah selesai memasak. Matanya menatap kesal sang adik, bisa bisanya main gebrak saja. Gadis itu ikut duduk di kursi meja makan, berhadapan dengan Christy.

"Biasa aja bisa? Untung gue gak lemparin tuh katel ke muka lo." Christy cengengesan mendengar teguran sang kakak.

"Mandi sana, abis itu sarapan. Gue mau bangunin kak Chika," Gadis itu pergi ke arah kamar Chika, meninggalkan adiknya sendiri di dapur. Christy menghembuskan nafasnya panjang, ia harap ayahnya tidak jadi pulang.

"Ya Tuhan, aku orangnya cengeng loh.. kok ayah malah pulang, sih? Makin nambah beban fikiranku nanti." Ia berucap sendiri, ia harap tidak ada yang mendengar keluhannya, nanti ia makin di pojokkan.


30 menit kemudian..

Christy sedang duduk di sofa sambil menonton tv, sambil sarapan juga. Sesekali ia tertawa di karenakan tayangan di dalamnya. Gadis itu sudah lengkap dengan seragamnya, dan tas berisikan buku yang ia simpan di sebelahnya.

Tok..

Tok..

Tok...

"Sebentar!" Pekiknya sambil menuju ke arah pintu, lantaran ada yang mengetuknya. Ia membuka pintu tersebut, terlihat pria paruh baya di depannya, pria itu menatap Christy dengan tatapan datar nan dingin.

"Papa?" Tanpa sepatah kata apapun, pria yang di sebut ayahnya itu langsung masuk tanpa menjawab ucapan Christy. Christy hanya bisa pasrah dengan ayahnya, ia menutup pintu itu kembali.

"Loh, papa?"

"PAPA!" Ujar Chika dan Zee secara bersamaan, mereka berdua memeluk erat pria itu. Sedangkan Christy melihat dari belakang mereka dengan tatapan yang sendu, ia teringat masa lalunya dulu. Yang dimana Christy serta kakak kakaknya selalu berpelukan setiap saat dengan sang ayah, maupun ibu, dan secara bersamaan juga.

Little Angel | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang