"Percayalah, manusia itu akan datang dan pergi. Jadi, jangan terlalu menyayangi orang yang tidak singgah secara permanen di kehidupanmu."
Happy Reading.
"Gimana kondisi adik saya, Dok?" Tanya Chika kepada dokter yang ber Nickname 'Fino'. Dokter itu ia panggil malam malam kerumahnya untuk mengecek sekaligus membantu menyembuhkan Christy. Tidak pernah Chika seniat ini, biasanya ia tak peduli.
"Kelihatannya, di area kepala terkena benturan yang cukup keras, sehingga membuat adik ini akan merasa pusing yang hebat jika terkena benturan berulang. Saya berpesan, jaga pergerakan adik anda, jangan sampai hal ini terjadi kembali. Bisa bisa otak adik anda akan terkena gangguan lebih, dan tidak ada kemungkinan bisa sembuh nantinya." Jelas Dokter Fino. Chika mengangguk mengerti, "Apakah ada yang harus dihindari oleh dia, Dok?" Chika bertanya kembali.
Dokter Fino mengangguk. "Tentunya ada. Jangan biarkan adik anda terbebani banyak fikiran dulu untuk beberapa saat kedepan, biarkan dia rileks. Dan jangan lupa untuk makan makanan yang sehat, harus teratur, beserta obatnya juga harus di minum dengan jangka waktu yang di tentukan."
"Jika adik anda kambuh kembali, secepatnya bawa dia ke rumah sakit milik saya. Atau tidak hubungi saya langsung seperti barusan, agar saya datang ke rumah anda. Tetapi jika memang adik anda kambuh terlalu parah, bawa saja ke rumah sakit. Ada kemungkinan bahwa adik anda akan di rawat inap disana," Jawabnya lagi. Dokter itu beranjak untuk berdiri, "Saya permisi dulu. Ini obatnya jangan lupa di minum, harus sampai habis sampai waktu yang tercantum. Minum tiga kali sehari setelah makan,"
"Ah, iya. Makasih, ya, Dok. Maaf ngerepotin malem malem gini," Chika cengengesan merasa bersalah. Dokter Fino menggeleng pelan dan tersenyum ramah, "Ini sudah tugas saya." Setelah mengatakan itu, Dokter Fino pergi keluar dari kamar Christy, meninggalkan kedua kakak beradik itu di kamar
"Hati hati, Dok!" Chika melambaikan tangannya, padahal lambaiannya itu sama sekali tak terlihat oleh Dokter Fino, memang dasar Chika. Gadis itu duduk di sofa yang berada di kamar adiknya, ia memainkan Handphonenya untuk melampiaskan kebosanan. Hingga kefokusan nya teralihkan oleh suara notifikasi dari handphone milik adiknya yang berada di atas nakas. Chika tak ambil pusing, ia langsung mengambilnya dan mengecek apa isinya, kebetulan handphone Christy tidak di layar kunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Angel | END
Teen FictionKarya ditulis di tahun 2022, harap maklumi penulisan yang kurang memenuhi kriterianya.